Oleh : RD Antonius Prakum Keraf
WARTA-NUSANTARA.COM-Oase Kehidupan, Minggu Biasa XXVI :25 September 2022|Am 6:1a.4-7|Mzm 146:7.8-9a.9bc-10|1Tim 6:11-16|Luk 16:19-31| Rasa Aman penyakit dalam hidup bersama | RASA aman sama dengan tidak peduli, tidak mau terlibat! Rasa aman menghambat partisipasi! Partisipasi dari kata ‘pars’ (latin) artinya bagian! Kita punya pars atau bagian dalam kehidupan bersama! Nabi Amos mengecam penyakit ‘rasa aman’.
Orang merasa tidak punya pars dalam hidup orang lain bukan hanya dalam urusan kematian tetapi juga terkait dengan bidang lain seperti ekonomi, kesehatan, kebutuhan air bersih, perumahan, penerangan, pendidikan dan lain-lain! (Am 6:1a.4-7) Apakah kita merasa tidak punya pars dalam hidup orang lain? Pemazmur memuji Tuhan sebab Ia menjaga kita dari orang-orang jahat! Wajah Allah peduli terlukis dalam diri Lazarus dari Injil hari ini! Orang miskin menjaga kita agar tidak jatuh dalam rasa aman bagi diri sendiri! (Mzm 146:7.8-9a.9bc-10) Apakah ciri khas Allah peduli nampak dalam hidup kita?
Kita dapat berpartisipasi jika nilai-nilai seperti keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan’ bertumbuh dalam hidup kita! (1Tim 6:11-16) Apakah nilai-nilai ini bertumbuh dalam keluarga kita? Siapa orang kaya dalam Injil hari ini? Kembali kepada kecaman nabi Amos, orang kaya sesungguhnya adalah orang yang merasa aman dalam diri sendiri, tidak partisipatif!
Orang kaya suka pesta setiap hari; membunyikan music untuk seluruh kampung; tidak peduli orang sakit , anak bayi yang membutuhkan ketenangan! Orang kaya adalah ‘tukang mabuk tidak peduli ketertiban, tidak beribadah. Orang kaya adalah para penjudi yang merusak tata kelolah ekonomi rumah tangga! (Luk 16:19-31) Apakah kita termasuk orang kaya? Sejauhmana saya peduli dengan kehidupan orang lain?
(RD Antonius Prakum Keraf, Pastor Paroki Santa Bernadeta Siosiurus Pukaone, Dekenat Adonara, Keuskupan Larantuka)*
