ADVERTISEMENT
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak
Rabu, September 10, 2025
No Result
View All Result
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Kerlap Profesionalisme Dari Gelanggang ETMC 31

by WartaNusantara
September 26, 2022
in Uncategorized
0
Kerlap Profesionalisme Dari Gelanggang ETMC 31
0
SHARES
404
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh : Gerard Diri Tukan

Dosen Kimia FMIPA UNWIRA Kupang

WARTA-NUSANTARA.COM-Perhelatan El Tari Memoarial Cup (ETMC) 31 di Kota Lewoleba Kabupaten Lembata yang bermula sejak tanggal 09 September 2022, kini memasuki babak final. Kabupaten Lembata dengan kekuatan fasilitas yang ada, yang menurut khalayak bola mania umum bahwa banyak hal yang kurang, namun tetap tanam kaki untuk sukseskan perhelatan bergengsi ini.

Konfigurasi Pembukaan ETMC 2022 di Lembata

Boleh dikata bahwa banyak pihak memberi kritik atas berbagai kekurangan. Fasilitas lapangan, terutama GOR 99 yang merupakan venue utama, dikritik cukup pedas. Di antaranya; ‘lapangan tak ada lampu sehingga pertandingan tidak bisa digelar malam hari, dan para pemain dipaksa main pada siang hari’. Berikutnya; permukaan tanah lapangan GOR 99 berlekak lekuk sehingga gelindingan bola di permukaan tanah kerap tak tentu arah, dan berpotensi merugikan pemain’. Keritikan lain; ‘lapangan pendukung di POLRES Lembata sangat berdebu sehingga mempersulit pemain’. Kritikan pedas lain yakni bahwa lapangan bola venue utama (GOR 99) ada di dalam hutan, di dalam kebun-kebun. Lalu, pagar pengaman lapangan juga dinilai darurat karena terbuat dari kayu.

Gerald Diri Tukan

Belum lagi kritikan soal ketidaksediaan fasilitas penginapan (hotel) bagi kontingen sehingga harus kerahkan rumah penduduk atau paguyuban daerah/kabupaten asal sebagai tenpat inap kontingen.  Pokoknya cukup banyak semburan kritik di media sosial yang dapat memancing ketersingungan dan kemarahan. Namun orang Lembata,  panitia dan dalam dukungan masyarakat, tetap pasang dada dan maju langkah demi langkah, hari demi hari untuk sukseskan turnamen terbesar sepak bola di bumi Nusa Tenggara Timur ini, yang kini memasuki babak final.

RelatedPosts

Tim Gabungan Gelar Operasi Pengawasan Orang Asing di Lembata, 4 Orang Dokumen Lengkap

Tim Gabungan Gelar Operasi Pengawasan Orang Asing di Lembata, 4 Orang Dokumen Lengkap

Laskar Pelangi Bareh Solok Lerek-Lembata (Eulogi Vinsensius Ola Koban)

Laskar Pelangi Bareh Solok Lerek-Lembata (Eulogi Vinsensius Ola Koban)

Load More

 Uraian paragraph pertama di atas, patut kita tempatkan pada posisi pertama tentang profesionalitas dari  gelanggang ETMC 31. Orang Lembata (panitia dan dukungan masyarakat) telah menunjukkan profesionalitasnya menghadapi berbagai kritikan, dan mengolahnya menjadi satu pembelajaran untuk mengemas perjalanan perhelatan ETMC di bumi sembur paus ini agar dapat berakhir dengan baik.

Berbagai kritikan diterima dan diolah  secara dingin sebagai cambuk dan peringatan untuk tetap menunjukkan hal terbaik bagi suksesnya penyelenggaraan ETMC 31 ini. Profesionalitas,  adalah kemampuan untuk bertindak secara prfesional. Kata ‘profesional’ mempunyai pengertian menurut KBBI yakni menjalankan sesuatu karena kepandaian khusus. Nah, di sini tidak berlebihan jika patut dikatakan bahwa panitia dan masyarakat Lembata memperlihatkan profesionalitas menangani ETMC ini meski dalam berbagai keterbatasan dan berbagai penilaian miring.

Bung Jeremy Ujan, sang Master of Ceremony (MC) pada acara pembukaan ETMC 31, tanggal 09 September silam, pada saat tarian kolosal mempertunjukkan salah satu adegan tari di tengah lapangan Gelora 99, sempat melontarkan penjelasan atas adegan yang dipentas 780-an anak-anak penari, bahwa Lembata meskipun didera oleh berbagai bencana, gunung meletus, banjir yang menelan ratusan korban jiwa, badai seroja yang merusak berbagai harta masyarakat, dan pandemic C0VID-19 yang mendera semua umat manusia di dunia dan berdampak pada terhentinya perhelatan ETMC dalam jadwal normal dua tahunan, namun Lembata berani maju jadi tuan rumah pasca pandemic COVID-19.

Bahwa mendiang Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, meski dalam masa pandemic COVID-19, nekad bersafari ke berbagai kabupaten dalam wilayah provinsi NTT dan meyakinkan para bupati  bahwa kabupaten Lembata siap jadi tuan rumah.

Ungkapan bung Jeremy ini, ada 3 unsur keprofesionalan yang tersembul. (1). Olahan kata-kata dari Jeremy yang membesarkan jiwa dan meyakinkan semua kontingen, terutama panitia dan tuan rumah, bahwa meski dari berbagai hambatan dan bencana, namun semua warga NTT harus bangkit untuk hidupkan kembali dunia sepak bola NTT. (2) Mendiang Bupati Lembata, Yentji Sunur yang bersafari yakinkan para bupati tentu yang ingin dimenangkan adalah: angkat nama Lembata, promosi Lembata dan perjuangkan satu sarana olahraga yang relatif memadai untuk perhelatan sekelas ETMC. (3).

Adegan yang dipentas oleh tari kolosal dalam iringan lagu Indonesia Tanah Air Beta oleh solis Beatrix Wutun dan didubing oleh Padua Suara.   yang membuat bung Jeremy berkomentar demikian untuk dapat didengar dan diketahui oleh Gubuernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat serta ibu Julie Sutrisno Laiskodat yang hadir, dan juga para bupati/walikota serta pejabat daerah lainnya serta seluruh hadirin dan penonton yang menyaksikan pentasan tari kolosal tersebut agar dapat dipahami makna dan pesan dari adegan itu.

Di sini penulis yang adalah koordinator dari paduan suara, musik dan tari kolosal patut ancungkan salut kepada: (a) para assisten pelatih paduan suara (Maxi Tukan, Anjus Muda dan Marde Edangwala) dan 120-an orang para pelajar SMA/SMK dalam Kota Lewoleba anggota Paduan Suara yang telah berjuang melatih lagu-lagu daerah  dari berbagai daerah sesuai asal para kontingen, meskipun masa waktu latihan tidak sampai 1 bulan.

Masa waktu efektif latihan hanya 14 hari, terhitung mulai tanggal 25 Agustus 2022, namun semua berjuang untuk bisa hafal lagu-lagu daerah dengan bahasa daerah yang berbeda-beda itu. Mereka bergulat melawan arus lagu-lagu milenial yang lebih gampang dan memanjakan. (b) Salut kepada adik Odi Ofong, pak Yos Waleng, adik Beatrix Watun dan adik Umar yang dalam jepitan waktu, telah berusaha mengerahkan pikiran dan tenaga untuk berkolaborasi rancang gerakan-geraaan tari, yang kemudian dipelajari oleh puluhan adik-adik asisten (kami namakan kakak-kakak mentor), dan kemudian kakak-kakak mentor memandu 750-an anak yang terdiri dari pelajar SD, SMP dan SMA/SMK. Pun hanya dalam waktu intensif 14 hari. (c) salut juga kepada adik-adik pemain band (Yanto, Jinrex, Marjo, Rinto dan Adit), yang dalam waktu singkat serta telah nyaman di aliran musik-musik milenial, namun mau berjuang ke musik-musik daerah (etnik).

Pokoknya Tiga komponen besar ini berkolaborasi dalam memadu keahlian, dan tampil apik memukau. Itu professional. Lalu, panitia yang terdiri dari puluhan orang dan dengan watak dan latar belakang yang berbeda-beda, namun tetap memperlihatkan semangat berjuang dalam kebersamaan yang teduh. Cara komunikasi lisan antar pengurus (panitia), tampak diupayakan agar kata-kata dan kalimat yang terlontar tidak memicu reaksi frontal. Demikian pula bahasa tubuh yang ditampakkan, selalu dalam suasana menjaga keharmonisan. Semua mereka tampak memahami bahwa ini hal perdana yang ditangani dalam berbagai keterbatasan.

Spirit yang kerap terlontar dari berbagai petinggi Lembata bahwa ini sejarah yang perlu diletakkan secara baik  untuk menjadi ceritera indah membanggakan bagi generasi, bagi anak cucu, dan akan menjadi pedoman arah bagi generasi berikutnya. Intinya, tidak ada gelora dan gejolak yang membuat rumit pekerjaan panitia. Dari tengah lapangan tanding, pun punya kerlip profesionalisme yang tersembur. Tidak ada perkelahian antar pemain, sebagaimana yang pernah diungkap oleh Abdur, sang comedian nasional asal Lamaholot yang melempar kritik tajam kehidupan social masyarakat dalam gaya guyon. Abdur berkisah tentang kisah-kisah dulu, kisah-kisah di kampung tempo primordial.

Para pemain bola, meskipun berasal dari kabupaten lain dan kini membela kabupaten lain, tetapi tetap memperlihatkan kegigihan membela kabupaten yang sedang mengutusnya. Misalkan saja, sejumlah pria muda asal Lembata yang menjadi pemain dari kabupaten Rote-Ndao dan harus berjumpa dengan kabupaten Lembata di babak penyisihan serta berhadapan pula di babak semifinal. Anak-anak ‘asal Lembata’ itu tetap memperlihatkan kegigihan menjunjung nama Rote-Ndao.

Mereka tidak perduli bahwa stadion Gelora 99 itu sedang dikepung puluhan ribu penonton yang adalah masyarakat Lembata, yang adalah kakak, adik, om tanta atau sanak saudaranya. Mereka berjuang habis-habisan ingin membobol gawang PERSEBATA (Lembata) guna merebut kemenangan bagi Rote Ndao.

Demikian pula anak-anak asal Lembata yang bergabung ke kesebelasan lain (PS Malaka atau PERSAMI Sikka), dua kesebelasan lain yang ngotot ‘lawan’ PERSEBATA hingga ke drama adu pinalti. Profesionalitas bermain bola kaki, itulah yang para pemain lakukan dan tunjukkan. Tidak ada unsur primordial di sini, yang malah mengarah ke gesekan perseteruan lantaran bela kampung. Para pemain, melalui ajang ini, sedang promosikan dirinya untuk bisa direbut oleh klub-klub papan atas. Dan, para penonton serta supporter patut mendukung mereka menuju gelanggang pemain professional. 

Profesionalitas yang diperlihatkan para pemain bola, juga diabdikan oleh para pelatih serta asisten pelatih di tepi lapangan. Para pelatih maupun asisten pelatiih, bukan sekedar membela daerahnya serta ambisi rebut kemenangan, namun membela profesionalitas meramu pemain untuk mempertontonkan laga yang menarik dan mengundang decak kagum public.

Pelatih meninggalkan ego primordial dan mengabdi untuk keharuman kesebelasan yang diashnya. Misalnya, kepala pelatih PERSEBATA (Lembata), Hasan Wahar, pria asal kabupaten Flores Timur, ber-KTP kabupaten Flores Timur, bedomisili di Adonara Flores Timur, namun menggembleng anak-anak Lembata untuk siap hadapi kesebelasan mana pun, termasuk kesebelasan PERSEFTIM (Flores Timur), jika dipertemukan.

Pelatih Kepala, Hasan Wahar bukan hanya untuk PERSEBATA Lembata, dan Lembata rebut piala ETMC, namun lebih dari itu adalah investasi dan perlihatkan diri sebagai pelatih professional. Kita juga patut apresiasi terhadap profesionalitas yang diperlihatkan oleh para supporter dan penonton yang didominasi oleh orang Lembata. Perhelatan ETMC 31 ini digelar di Lembata dan telah menggalang public Lembata, dari seluruh pelosok Lembata untuk hadir ‘mengepung’ arena GOR 99, dikala PERSEBATA bermain. Penonton yang di tribun, juga yang berdiri di sekeliling lapangan, dan juga yang di puncak tebung sisi Selatan stadion Gelora 99, tampak tidak membuat ulaah yang merusak laga di tengah lapangan. Yel-yel yang diserukan secara ramai dan bersahut-sahutan pun tidak berbau mengecam lawan.

Teriakan yang dilontarkan pun tidak ada kata-kata menghina lawan. Kondisi itulah yang membuat lawan tanding, terutama  di putaran panas (16 besar, 8 besar dan semifinal), dapat bertanding lawan PERSEBATA dalam suasana tanpa tekanan psikologis dari supporter dan penonton, warga Lembata, yang sedang mengepung stadion. Para lawan tanding justru memberi perlawanan dan menekan PERSEBATA tanpa ampun. PS Malaka di babak 16 besar, ngotot menahan PERSEBATA di posisi 1:1 hingga harus adu pinalti. PERSAMI Sikka di babak 8 besar haris gigih membendung serangan PERSEBATA, dan juga mengobrak abrik pertahanan PERSEBATA hingga pada drama adu penalti.

Yel-tel dari Lembata mania justru serukan; “Di sini Lomblen, di sana Sikka, di mana-mana kita saudara”. Lalu, di babak semifinal, PERSEBATA dibuat pusing oleh PERSEROND Rote-Ndao karena PERSEROND jug tanpa beban, nyaris mengguling Lembata dan kandaskan langkah Lembata ke posisi puncak rebut piala ETMC itu. PERSEROND paksa PERSEBATA bergulat 2 jam hingga harus adu keberuntungan di babak adu pinalti pula.

Kondisi-kondisi ini menggambarkan bahwa supporter dan warga Lembata datang padati dan kepung Gelora 99, namun menonton secara professional. Mereka datang menonton pertandingan sepak bola dan menikmati indahnya permainan sepak bola itu, sambil memberi semangat kepada kedua kesebelasan yang sedang berlaga. Semoga energy baik dari Bumi Sembur Paus Lembata ini terjadi pula di tuan rumah ETMC berikutnya Rote Ndao, maupun di gelanggang lain, di daerah yang lain***.

WartaNusantara

WartaNusantara

Related Posts

Tim Gabungan Gelar Operasi Pengawasan Orang Asing di Lembata, 4 Orang Dokumen Lengkap
Hukrim

Tim Gabungan Gelar Operasi Pengawasan Orang Asing di Lembata, 4 Orang Dokumen Lengkap

Tim Gabungan Gelar Operasi Pengawasan Orang Asing di Lembata, 4 Orang Dokumen Lengkap LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM--  Tim gabungan yang terdiri...

Read more
Laskar Pelangi Bareh Solok Lerek-Lembata (Eulogi Vinsensius Ola Koban)

Laskar Pelangi Bareh Solok Lerek-Lembata (Eulogi Vinsensius Ola Koban)

Launching Pemberian Makanan Tambahan Bagi Anak Stunting di Desa Kara Kabu  Kabupaten Sikka

Launching Pemberian Makanan Tambahan Bagi Anak Stunting di Desa Kara Kabu  Kabupaten Sikka

Mantan Walikota Kupang Jonas Salean Bebas Murni Atas Tindak Pidana Korupsi

Advokat Petrus Bala Patyona, SH.,MH : 15 Pelaku Pembunuhan Kepala Bank BUMN ditangkap, 5 Pelaku jemput Paksa, 3 dari NTT

Gubernur dan Wakil Gubernur NTT Hadir Diskusi Publik Pengembangan Geothermal di Pulau Flores

Gubernur dan Wakil Gubernur NTT Hadir Diskusi Publik Pengembangan Geothermal di Pulau Flores

Dugaan Prada Lucky Namo Meninggal dianiaya Senior

Kasus Kematian Prada Lucky : Tersangka Bertambah, Kini 22 Orang

Load More
Next Post
Wabup Manggarai Akui Perse, Bupati Ende Sambangi Pemain Persim

Wabup Manggarai Akui Perse, Bupati Ende Sambangi Pemain Persim

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ads

Tag

mostbet mostbet UZ Sastra
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
  • Internasional
  • National

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In