Rumah Sakit Ben Mboi NTT Senilai 380 Miliar Rampung Bulan Ini, Bakal Layani Rujukan dari Luar Negeri (Hutamakarya.com)
KUPANG : WARTA-NUSANTARA.COM – Menurut rencana, Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunardi Sadikin meresmikan Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr. Ben Mboi Kota Kupang di Kelurahan Manulai II, Kecamatan Alak, Kota Kupang Kamis (22/12/2022). Turut mendampingi Menkes BGS, Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkaides Laka Lena.
Sesuai jadwal yang diterima, Rabu (21/12/2022), pengresmian RSUP dr. Ben Mboi akan dilakukan pada Pukul 08.00-10.00 WITA. Selanjutnya, Menkes BGS bakal menghadiri kegiatan Gerakan Bumil Sehat pada Pukul 10.30 WITA di Puskesmas Sikumana, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena membeberkan peran besarnya dibalik hadirnya sejumlah fasilitas kesehatan di NTT, terutama RSUP di Manulai II Kota Kupang. RSUP yang menelan biaya Rp 600 miliar itu berstandar nasional bahkan internasional.
Ketua DPD I Partai Golkar NTT ini berkisah, di satu waktu dia bersama mantan Menteri Kesehatan, Letjen TNI (Purn) Prof. Dr. dr. Terawan Agus Putranto, Sp.Rad(K) mengunjugi Maumere, Ibukota Kabupaten Sikka, yang sedang dilanda demam berdarah.
“Waktu itu kami tidak jadi pulang ke Jakarta tapi singgah di Kupang. Saat itu saya minta ke Pak Menteri untuk bangun RSUP di NTT. Tapi jawaban dari Pak Menteri waktu itu bahwa bangun RSUP di NTT agak sedikit rumit, bikin sakit kepala. Lebih baik rumah sakit yang ada kita maksimalkan peralatan dan fasilitasnya saja,” tutur Laka Lena, di hadapan ratusan warga Fatukoa seperti dilansir dari MediaNTT.com.
Karena situasinya mendadak saat tiba di Kupang, rombongan Menkes hanya disambut Zet Soni Libing, saat itu menjabat Kepala Badan dan Pendapatan Aset Daerah Setda NTT. “Kami lalu ke lokasi milik Pemprov di Manulai II. Sampai di sana setelah melihat lokasi, Pak Menteri bertanya dimana letak sumber air. Syukur karena di situ ada pabrik Viquan. Setelah tahu bahwa di situ ada sumber air, pak Menkes langsung mengiyakan membangun RSUP di Manulai II,” jelas Laka Lena, Calon Gubernur NTT ini.
Dia pun jujur berkata, “Semua yang diperjuangkan itu hanya modal nekad, tanpa mengeluarkan biaya apapun”.
Dia menjelaskan, biaya pembangunan RSUP itu berkisar Rp 600 miliar; fisik Rp300 miliar ditambah alkesnya Rp 300 miliar. “Ini kita dapat cuman lobi karena nekat saja. Tidak ada uang sepeserpun yang saya keluarkan untuk lobi pak Terawan untuk bangun RSUP di situ,” polos Laka Lena, disambut tepuk tangan warga.
Menurut dia, saat Budi Gunawan Sadikin menjabat Menkes saat ini, RSUP ini ditata menjadi semakin bagus dan siap diresmikan. “Rumah Sakit ini adalah salah satu kebanggaan. Tempat dimana kita bisa mendapatkan pelayanan kesehatan yang bagus, standar nasional bahkan internasional. Anak-anak kita juga bisa mendapatkan pekerjaan, dokter-dokter ahli di Undana juga bisa praktek di sana,” tandas Laka Lena.
Dia juga menjelaskan, saat ini tengah dibangun koordinasi antara Menteri Kesehatan RI bersama Gubernur NTT tentang rencana peresmian RSUP yang akan diberi nama RSUP dr. Ben Mboi. “Usulan sementara itu tanggal 22 Desember 2022. Tapi masih disesuaikan dengan waktu Pak Menkes dan Pak Gubernur,” ujarnya.
Soal pemilihan nama Ben Mboi, Laka Lena menegaskan, itu berdasarkan usulan Menkes, yang minta untuk memilih tokoh kesehatan di NTT yang terbaik. “Ada 2 nama yang kita miliki di sini yaitu Bapak Ben Mboi dan Hendrik Fernandes. Dan yang lebih senior pak Ben Mboi, maka kita pilih namanya Ben Mboi,” sebut Laka Lena.
Akan tetapi, lanjut Laka Lena, nama Ben Mboi sudah digunakan di Rumah Sakit Umum Daerah di Manggarai, maka telah dibangun koordinasi dengan Bupati Manggarai agar melepaskan nama Ben Mboi untuk dipakai pada RSUP.
“Pak Bupati Heri Nabit sudah menandatangani surat persetujuan jadi melepas nama Ben Mboi di Manggarai untuk bisa dipakai di RSUP,” jelas Laka Lena.
Dia menambahkan, ada 120 tenaga kontrak yang diterima, semuanya anak NTT. Mereka akan didampingi oleh 91 orang dari 31 RSUP se-Indonesia agar cepat bergerak,” tandasnya.
Selain itu juga, kata Laka Lena, di RSUP akan ada 2 unit rumah duka bagi keluarga yang mau mensemayamkan jenasah keluarganya. “Bangunannya akan dibangun ikonik model Sasando,” kata Laka Lena.
Bangun 3 RS Pratama di NTT
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Melki Laka Lena juga mengatakan, Kementerian Kesehatan RI telah membangun tiga rumah sakit Pratama di tiga daerah di Provinsi NTT guna mengoptimalkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
“Melalui perjuangan yang dilakukan Komisi IX DPR-RI sehingga bisa dibangun tiga rumah sakit Pratama di NTT. Sebagai anggota DPR-RI dari daerah pemilihan NTT tentu sangat serius dalam perjuangan pembangunan fasilitas kesehatan di NTT,” kata Melki Laka Lena.
Dia menjelaskan, tiga rumah sakit Pratama yang telah direalisasikan pembangunannya oleh Kementerian Kesehatan RI pada 2022 yaitu Rumah Sakit Pratama di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara, dan Kabupaten Manggarai di Kecamatan Reok.
Menurut dia, proses pembangunan tiga rumah sakit Pratama di tiga kabupaten itu sudah hampir rampung sehingga diharapkan pada 2023 sudah bisa dimanfaatkan setelah sarana dan prasarana siap digunakan.
Sementara satu rumah sakit Pratama yang gagal dibangun pada 2022 berlokasi di Kabupaten Ende, Pulau Flores karena gagal tender. “Kami tidak mengerti mengapa sampai terjadi gagal tender terhadap pembangunan rumah sakit Pratama di Pulau Ende yang sangat membutuhkan fasilitas kesehatan yang memadai,” katanya.
Dia menambahkan Kemenkes RI juga akan menambahkan pembangunan rumah sakit Pratama di Provisi Nusa Tenggara Timur pada 2023 sehingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang berada jauh dari pusat pemerintahan kabupaten setempat bisa terlayani dengan baik.
Tentang RSUP Ben Mboi
Sebagai fasilitas umum, tentu Rumah Sakit sebagai pusat penunjang layanan kesehatan masyarakat akan terus dibangun dan dikembangkan. Rumah Sakit merupakan infrastruktur yang selalu terus melakat dalam kehidupan masyarakat.
Keberadaan rumah sakit dalam suatu wilayah akan mempermudah akses masyarakat mendapatkan layanan kesehatan medis yang layak dan profesional. Maka tak heran jika pembangunan sebuah rumah sakit akan membutuhkan anggaran yang terbilang tidak sedikit jumlahnya.
Di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) terdapat satu rumah sakit baru yaitu Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Vertikal (RSUPT) yang terletak di Kelurahan Manulai II, Kecamatan Alak, Kota Kupang.
Anggaran rumah sakit itu senilai Rp 380 miliar dan dikerjakan oleh PT PT Hutama Karya (Persero) sejak Desember 2020 lalu dan akan rampung bulan ini Desember 2022.
“Rumah Sakit itu akan diberi nama Ben Mboi, yang merupakan Gubernur NTT periode 1978-1988,” ujar Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena saat meninjau langsung rumah sakit itu, pada Senin (12/12/2022). Pria yang akrab disapa Melki ini mengaku gembira karena rumah sakit itu telah selesai dikerjakan.
“Saya senang sekali karena progres pembangunan fisik maupun kesiapan sumber daya manusia dan alat kesehatan sudah beres, tinggal diresmikan bulan Desember ini,” ungkap Melki dikutip media ini dari Kompas.com. Keberadaan rumah sakit ini, tentu akan sangat membantu masyarakat NTT, bila ingin membutuhkan rujukan. “Selama ini ketika sakit harus rujuk ke Bali, Surabaya maupun Jakarta. Namun ketika rumah sakit ini sudah beroperasi penuh, maka sudah bisa dirujuk ke sini,” kata Melki.
Pelaksana Harian Direktur Utama Rumah Sakit Unit Pelaksana Teknis Vertikal (RSUPT) Kupang Andry Chandra mengatakan bahwa peresmian rencananya pada 22 Desember mendatang sebagai kado untuk hari ulang tahun (HUT) Provinsi NTT ke-64.
Rumah sakit ini merupakan fasilitas kesehatan rujukan tertinggi yang pertama di NTT dan akan layani masyarakat luar negeri, layani rujukan dari luar negeri seperti negara tetangga Timor Leste.
Adapun kapasitas rumah sakit sebanyak 210 bed termasuk 38 bed ICU. Untuk kebutuhan ICU di kota Kupang dan NTT bisa terlayani sehingga tidak perlu dirujuk ke luar NTT.
Terkait sumber daya manusia, sudah dilakukan rekruitmen untuk 121 tenaga kontrak, 95 tenaga kesehatan dan 26 non tenaga kesehatan. Pihaknya juga memobilisasi tenaga kesehatan dari rumah sakit UPT vertikal lain 31 RS agar bisa bekerja di sini.
“Tipe rumah sakit saat ini B dan sedang pengembangan ke A. Master plan pengembangan kita siapkan rumah sakit ini cukup adaptif sampai 400-500 bed, ” ungkap Andry. Selain itu, Projek Manager PT Hutama Karya (Persero) Eko Hendrik menyebut, konsep pembangunan rumah sakit ini yakni horizontal.
Alasannya, karena hasil komunikasi dengan warga Kota Kupang, yang menginginkan bangunan ini tidak bertingkat. Selain itu, lahan yang disediakan sangat luas sehingga pembangunan gedung rumah sakit dibuat melebar.
(*/Selatan Indonesia.com/FEC/WN-01)