Oleh : Wilhelmus Leuweheq
WARTA-NUSANTARA.COM–Eforia kemenangan Persebata Lembata atas Persematim Manggarai Timur pada laga putaran enambelas besar ETMC 2023 Rote Ndao menyiratkan beberapa makna yang dapat dipetik. Pertama tama tentu jempol buat punggawa Persebata bersama Tim Pelatih dan Manajemen dan kedua tentu jempol yang sama untuk para pencinta Persebata di mana saja.
Gelaran ETMC 2022 Lembata telah menampilkan sesuatu yang baru seperti Thema Song Baleo, koordinasi suporter di bawah bendera Lomblen Mania dengan yel yel sembur Paus, juga penampilan penari Picu dengan daster ajaibnya. Ada juga aksi simpatik prank Lomblen Mania yang menghadang iring-iringan Perse lalu menghantar hingga pelabuhan laut Lewoleba untuk pulang dengan memboyong trophy yang sudah ada di depan matanya.
Ada banyak penyesalan dan air mata terbuang mengiringi raibnya kesempatan mengangkat trophy kala itu. Tapi ada banyak juga pelajaran berharga dan makna positif yang dipetik tidak hanya di dalam lapangan tetapi juga di pinggiran lapangan bahkan jauh meluas pada kehidupan sosio kultural Tanah Lembata yang memang patut untuk dibanggakan.
Pengalaman tahun lalu, kini berulang di ETMC Rote Ndao. Pemberangkatan Lomblen Mania dengan pembiayaan seadanya namun sanggup mendukung Tim, menyemarakan area pertandingan bahkan menghibur penonton serta masyarakat Rote Ndao secara keseluruhan. Pencinta yang tidak berangkat pun sanggup mengkonsolidasikan diri menyelenggarakan nonton bareng dengan semangat yang mengharukan. Fenomena Persebata dan Para Suporternya melahirkan beberapa pesan yang ingin saya tuliskan.
Pertama, Persebata hendaknya menjadi visi sepak bolah Lembata. Tampilan Persebata (sekurang-kurangnya dalam dua event ETMC terakhir ini) yang sungguh menjunjung tinggi sportivitas harus menjadi standar dalam setiap turnamen sepak bolah di tanah Lembata. Standar ini mungkin terlalu tinggi tapi sekurang kurangnya kericuhan yang cenderung mewarnai setiap event sepak bolah tidak akan ada lagi di Nusa sejuta Paus ini. Untuk mendukung visi ini maka para pengampu sepak bolah harus mampu mengkonsolidasikan potensi dan mensinergikan stake holder. Dengan demikian performance saat ini dapat terwariskan oleh siapa pun pemain, pelatih ataupun tim manajemennya. Jika demikian maka sebelum Persebata berlaga, Persebata sudah lebih dahulu memenangkan hati pencintanya.
Kedua, slogan “Persebata bisa”, ”kita bisa” harus digaungkan di semua sektor kehidupan. Semangat juang pantang menyerah dengan mengeksplorasi skil individu berpadu menjadi skil tim di bawah arahan strategi pelatih dengan dukungan manajemen dan suporter memperlihatkan bahwa Persebata telah sanggup membangun sinergi stake holdersnya. Kepercayaan diri yang tinggi dan kerendahan hati yang dalam menciptakan karakter permainan Persebata yang enak ditonton, menghibur dan memuaskan. Spirit “Persebata bisa” ini hendaknya juga dapat membangun kepercayaan diri dan kerendahan hati kolektif masyarakat Lembata untuk mengembangkan cabang-cabang olahraga lain khususnya serta membangun sektor-sektor kehidupan lain umumnya. “Persebata Bisa”, “Lembata Bisa”.
Ketiga, partisipasi dan solidaritas yang ditandai dengan aksi-aksi simpatik dan menggetarkan oleh para suporter Persebata pertama tama dapat dilihat sebagai pancaran kepribadian Lembata yang mungkin jarang muncul pada forum-forum resmi dan elit tetapi justru nampak lugas dan terang benderang pada kerumunan tanpa nama di jalanan dan ruang-ruang terbuka. Selain itu Partisipasi dan solidaritas lugu macam ini dapat dilihat sebagai kesadaran baru yang dipicu oleh kerinduan bersama yakni kerinduan untuk menang. Menang di lapangan bolah, menang juga di lapangan kehidupan lainnya.
Di lapangan bolah, sebelas orang pemainnya dan kita suporternya. Di bidang lain, kamu pemain dan saya suporternya. Pada bidang yang lain saya pemainnya dan kamu suporternya. Suporter adalah kita. Dan kita adalah suporter yang sportif. Menanti Laga Perdelapan Persebata Vs Bintang Timur. ***
Lamahora, Dinihari 27 Agustus 2023.