LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM–Ketua Panitia Pembangunan Gereja Santo Petrus Puor, Paroki Boto, Loli Yustinus Sakeng mengatakan Gereja ini rampung berkat kerja keras umat, perjuangan dan uluran tangan donatur dari berbagai pihak. Akhirnya pada hari Gereja ini diresmikan dan diberkati oleh Uskup Larantuka, Mgr. Fransiskus Kopong Kung,Pr ,Rabu, 11/10/2023.



Ketua Panitia Pembangunan Gereja St Petrus Puor, Loli Yustinus Sakeng dalam sambutannya usai Perayaan Misa Agung yang dipimpin Uskup Larantuka, Mgr Fransiskus Kopong Kung sekaligus memberkati Gereja dan pengurapan Sakramen Krisma bagi 450 anak se-Paroki Boto, Dekenat Lembata menjelaskan awal mula gereja ini dibangun dengan pembentukan sebuah panitia.
Acara ini semakin meriah karena dipandu oleh Dua Serangkai Master Of Ceremony (MC), Yeremias Dua Wuwur yang saat ini Kepaka SMAN 1 Wulandoni dan Vinsen Mega Kalang, Guru pada SD Inpres Posiwatu. Keduannya memandu sejumlah acara pentas oleh anak-anak Sekami mengalhiri perayaan religius tersebut
Pemberkatan Gereja dan Pengurapan Sakramen Krisma Uskup Mgr. Fransiskus Kopong Kung didamping para Imam Selebaran yakni, RD Fransiskus Kewaelaga, (Sekretaris Keuskupan Larantuka), RD Sinyo Da Gomez (Deken Lembata), RD Emanuel Kewa Ama (Pastor Paroki Boto), RD Flory Wujon, RD Kristo Soge, dan RD Anselmus Langowujo.
Tampak hadir Ketua Panitia Pemberkatan Gereja St. Petrus Puor, Alexader Dua Liman, Ketua Panitia Pembangunan Gereja, Yustinus Loli Sakeng dan Ketua Dewan Stasi Puor, Baltasar Lolo Alior. Dari unsur Pemerintah Daerah Kabupaten Lembata, hadir Camat Wulandoni, Hadi Umar, S.Pd.,MT dan para kepala desa setempat. Sedangkan tokoh umat asal Puor yang bermukim di Lewoleba yang hadir antara lain, Mateus Magu Lamak, Karolus Kia Burin (Calong Anggota DPRD Kabupaten Lembata Dapil 4 dari Partai Gerindra), dan Yohanes Sinu Wadan dari Partai Amanat Nasional.


Menurut penjelasan Yustinus, pembentuka panitia awal tahun 2021 dengan ketua, Doroteus Belajan Tapoona (Alm) namun kepanitiaan ini tidak berjalan. Atas inisiatif tokoh masyarakat, pemerintah dan umat, maka pada tahun 2002terbentuklah panitia yang kedua yang dipimpin Aloysius Tana Botoor (Alm). Sejak itu dimulainya kegiatan pembangunan Gereja St Petrus Puor ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Bupati Lembata, Drs. Andreas Duli Manuk (Alm) dan pembangunan berjalan sampai pengatapan.


“Pembangunan terhenti, tidak berjalan sampai tahun 2016, karena meninggalnya Ketua Panitia, Aloysius Tana Botoor. Kemudian pada tahun 2016 terbentuklah panitia ketiga yang dipimpin oleh Loli Yustinus Sakeng sampai sekarang gereja ini selesai dan diberkati oleh Bapak Uskupa Larantuka, Mgr Fransiskus Kopong Kung hari ini”, ungkap Yustinus.
Namun dalam perjalanan, lanjut Yustinus, berdasarkan konsultasi dengan Romo Robert Laga Manu,Pr, konstruksi fisik bangunan yang ada tidak bertahan lama. Sesuai saran Rm Robert , bangunan yang ada harus dibongkar bagian-bagian tertentu yaitu atap, candi, pelesteran dan bagian altar. Maka atas dasar musyawarah mufakat pada 14 Agustua 2017pembongkaran dilaksanakan walaupun sudah menguras dana ratusan juta, yakni sekitar Rp 330 Juta. Dengan Arsitek bapak Yosep Kabelen dari Bama, Larantuka, pembangunan gereja dilanjutkan dengan donatur utama bapak Stef Sugiatma di Jakarta.


Tentang sumber keuangan, Yustinus Sakeng menjelaskan gereja ini dibangun dengan beberapa sumber dana sebagai berikut : Swadaya Umat Stasi Puor Rp 177.517.000., Donatur-donatur Rp 864.749.163.,Perantau Luar Neger Rp 32.225.000.,Perantau Dalam Negeri Rp 54.300.000., Pemerintah Provinsi NTT Rp 60.000.000., Pemerintah Kabupaten Lembata Rp 30.000.000.,Anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten Rp 14.800.000., Pemerintah Desa Puor dan Puor B Rp 39.000.000.,Dana Solidaritas Keuskupan Rp 25.000.000., dan totalnya mencapai Rp 1.279.591.000.,Uraian Pendapatan 1. 279. 951. 163., Belanja Rp 1.270.999.832 dan Saldo Rp 8.591.331. (WN-01)
1.








