Oleh : RD Antonius Prakum Keraf
WARTA-NUSANTARA.COM–Oase Kehidupan, Kamis: 16 November 2023 l Keb 7:22-8:1 l Mzm 119:89.90.130.135.175 l Luk 17: 20-25 l Kemurnian hati Intisari Kebijaksanaan l KEMURNIAN terkait erat dengan sumber segala kebaikan. Menjaga kemurnian hati berarti memperbesar pantulan cahaya kebaikan dalam hidup kita! Orang yang murni hatinya menjaga dan memelihara kerukunan. Hidup rukun di tengah banyak perbedaan memantulkan betapa indahnya kebijaksanaan tercurah dan memperkaya hidup kita! Hanya Roh Kebijaksanaan dapat mempertemukan dan memperkaya kita dalam aneka macam perbedaan! Roh Kebijaksanaan dapat mengurai persoalan hidup yang bagi kita tidak mungkin terpecahkan menjadi berkat.
Sebab Roh Kebijaksanaan itu lincah menggerakkan hati dan budi kita sesuai dengan maksud dan rencana Allah sendiri! Wajib hukumnya orang-orang benar merawat kemurnian hati setiap hari dengan doa, mendengarkan firman dan menghadiri ekaristi suci! (Keb 7:22-8:1).
Apakah kita tekun merawat kemurnian hati intisari kebijaksanaan? Pemazmur mengajarkan, betapa pentingnya mendengarkan Firman Tuhan! Firman Tuhan itu sumber daya yang menumbuhkan dan mengembangkan kemurnian hati! Orang benar mengalami bagaimana Firman Tuhan itu menolong mereka di tengah banyak kesulitan!
Kita sering lupa, firman itu pelita bagi kaki kita, terang bagi jalan hidup kita, pedoman atau kompas hidup kita! Kita sering kurang memberi waktu untuk ‘mengunyah sabda Allah’ sebagai santapan rohani jiwa kita! Banyak keluarga kurang membudayakan kesempatan membaca dan mendengarkan sabda Allah dalam doa-doa keluarga! T
anpa budaya semacam itu dari mana kita memperoleh kekuatan untuk merawat kemurnian hidup sebagai intisari kebijaksanaan! (Mzm 119:89.90.130.135.175) Apakah kita siap membudayakan kesempatan membaca dan merenungkan firman Allah, santapan jiwa kita?
Yesus berbicara tentang kerajaan Allah ada di tengah kita! Dia sendiri adalah sumber kebijaksanaan! Setiap orang yang mendengarkan dan melaksanakan firman-Nya dapat hidup sebagai orang-orang bijaksana! Firman-Nya membentuk hatinurani mereka.
Dengan demikian orang bijaksana memantulkan nilai-nilai hidup abadi, tanda kehadiran kerajaan Allah di tengah kita! Kerukunan, tanggungjawab, kejujuran, tolong-menolong adalah contoh nilai-nilai hidup abadi! Nilai-nilai hidup abadi itu mesti sudah tumbuh kembang pertama-tama dalam keluarga, dalam diri suami-istri dan anak-anak! (Luk 17: 20-25).
Dalam pengalaman macam apakah kita sudah dan sedang mengalami hadirnya kerajaan Allah di tengah kita? Sejauhmana kita mengalami kemurnian hati sebagai intisari kebijaksanaan?
\(RD Antonius Prakum Keraf, Pastor Paroki Santa Bernadete Soubirous Pukaone, Dekenat Adonara, Keuskupan Larantuka )*