• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak
Kamis, September 11, 2025
No Result
View All Result
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Kotbah Minggu Biasa VI/B (2024) New : “TUHAN, KALAU ENGKAU MAU.”

by WartaNusantara
Februari 12, 2024
in Uncategorized
0
Kotbah Minggu Biasa XXI/A 2023:“Yesus adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”
0
SHARES
50
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh : Germanus S. Atawuwur, Alumnus STFK Ledalero

Im.13:1-2.4-46; 1 Kor. 10:31-11:1; Mrk. 1:40-45

WARTA-NUSANTARA.COM–Bapa, ibu, saudara, saudari yang terkasih, hari demi hari, Yesus terus mewartakan Kabar gembira dan menyembuhkan orang sakit. Hari ini kita dengar penyembuhan seorang yang berpenyakit kusta. Dari sekian banyak cerita tentang Yesus menyembuhkan orang sakit, mungkin sakit penyakit inilah yang paling mengerihkan.

Dalam masyarakat Yahudi waktu itu, penderita kusta dianggap najis. Orang yang bersentuhan dengan penderita akan menjadi najis. Karena itu, mereka harus tinggal di luar kota agar masyarakat tidak tertular kenajisannya. Mereka menjadi orang buangan, sampah masyarakat. Setiap kali melihat atau bertemu dengan orang, mereka harus berteriak najis, najis agar orang jangan mendekat, alias menjauhi mereka.

Di dalam Alkitab orang kusta adalah orang yang dikutuk oleh Tuhan. Beberapa contoh dapat kita berikan. Ketika Tuhan marah kepada Miryam, kulit Miryam langsung lepas-lepas menjadi putih –Dan tatkala Ayub dicobai, begitu sengsara dan kehilangan segalanya, pada akhirnya kulitnya juga copot-copot seperti sakit kusta. Jadi, dalam Perjanjian Lama sangat jelas bahwa orang yang sakit kusta adalah orang yang ditolak oleh Tuhan. Bukan saja dibuang oleh Tuhan, mereka juga dibuang oleh masyarakat. Di Kitab Imamat, orang yang sakit kusta itu harus merobek bajunya, mengambil debu pasir dan menuangkan ke kepalanya, lalu berkeliling seluruh kota sambil berteriak “najis! najis!” Bila mendengar teriakan mereka, orang harus sadar bahwa orang ini sedang sakit kusta. Ini berarti orang yang sakit kusta pada zaman itu betul-betul menjadi orang yang teralienasi, tidak ada relasi dengan Tuhan karena dia tidak bisa masuk Bait Allah, tidak bisa berelasi dengan manusia karena siapa pun yang menyentuh seorang yang sakit kusta akan jadi najis.

RelatedPosts

Orang Gerindra Buat Beda, (Catatan Liburan di NTT 23/4 – 8/5 2022)

Deteksi Dini Bunuh Diri Remaja

Tim Gabungan Gelar Operasi Pengawasan Orang Asing di Lembata, 4 Orang Dokumen Lengkap

Tim Gabungan Gelar Operasi Pengawasan Orang Asing di Lembata, 4 Orang Dokumen Lengkap

Load More

Jadi, orang yang sakit kusta tidak ada orang yang mengerti mereka, mereka dibuang oleh masyarakat dan dikucilkan, mereka juga seolah-olah dibuang oleh agama bahkan oleh Tuhan. Dalam kondisi terpuruk secara teologis, sosiologis dan antropologis seperti inilah seorang kusta- tanpa nama – diampilkan oleh Markus, sebagai  manusia pemberani, pendobrak tradisi Yahudi. Jika para penderita kusta lainnya telah patah arang, tinggal tunggu matinya; tetapi dia tak mau diam berpangku tangan. Dia melawan tradisi dan situasi serta kondisi masyarakat yang “mematikan” mereka secara sosial . Dia ingin hidup. Tak hanya lahir, tetapi juga batinnya.Karena itu, tanpa mengindahkan aturan, dia mendatangi Yesus. Tindakan yang bukan tanpa risiko. Biasanya orang akan menyingkir atau bahkan dia akan disingkirkan bila berpapasan. Namun dia siap ditolak. Tekadnya hanya satu: hidup lahir batin. Dan dia percaya bahwa Yesus sanggup menolongnya.

Karena itu ia berjumpa dengan Yesus, sebagaimana kisah injil hari ini:   “Sambil berlutut di hadapan Yesus, si kusta itu memohon bantuan Yesus, katanya: “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: “Aku mau, jadilah engkau tahir. Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir.”

Dalam Perjanjian Lama, penderita kusta tidak boleh disentuh siapa pun; kalau menyentuh orang kusta pasti menjadi najis. Tetapi Yesus tidak. Setelah mendengar permohonan tulus yang keluar dari hati si kusta, Dia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang ini sambil berkata kepadanya:”Aku mau, jadilah engkau tahir.” Lalu apa yang terjadi? Orang ini jadi sembuh, tetapi Yesus sendiri tidak menjadi najis.

Dalam tradisi Yahudi, mereka percaya bahwa mujizat menyembuhkan orang yang sakit kusta itu levelnya sama dengan membangkitkan orang dari kematian. Hanya Tuhan yang bisa menyembuhkan orang dari penyakit kusta, hanya Tuhan yang bisa membangkitkan orang dari kematian. Jadi, ketika Yesus menyentuh orang ini dan dia sembuh, sangat jelas menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan. Dengan peristiwa penyembuhan ini mustinya orang Yahudi percaya bahwa Yesus adalah Anak Allah. Dia adalah Almasih Penyelamat Dunia, Putra Allah yang hidup. Maka penyembuhan itu hendak menyatakan tidak saja kepada si kusta itu tetapi juga kepada orang-orang Yahudi yang ada pada waktu itu, bahwa Yesus, satu-satunya yang berdaulat atas penyakit yang menajiskan itu dan  Dialah Mahakuasa, untuk mengalahkan pengaruh setan yang ada di dalam diri si kusta ini.  

Pertanyaannya, mengapa setan mau orang ini sakit kusta? Karena keinginan terbesar setan adalah supaya manusia terputus relasinya dengan Tuhan dan terputus pula komunikasi dengan sesama manusia; itulah pekerjaan setan. Waktu setan merasuk orang, menipu manusia sehingga manusia berdosa, hal itu bukanlah sekedar satu permainan,melainkan setan punya tujuan supaya kita terputus dari Tuhan, supaya relasi kita dengan manusia terputus, tidak ada komunitas, tidak ada persekutuan dengan sesama dan dengan Tuhan. Dengan membuat orang ini sakit kusta, dia jadi tidak bisa berelasi dengan manusia, juga tidak bisa masuk tempat ibadah menyembah Tuhan.

Yesus tahu kondisi orang ini, yang teralienasi dalam lingkungan socialnya. Yesus tahu, orang ini benar-benar menderita karena dijauhi. Dia benar-benar terasing dengan dirinya sendiri, dengan sesama dan bahkan dengan Tuhan sendiri. Maka dari itu, Yesus, karena terdorong oleh belaskasihan-Nya Ia pun berkata:” Aku mau, jadilah engkau tahir!”

Saudara-saudaraku yang terkasih, penyakit kusta kita dewasa ini beda dengan penyakit kusta di zaman Yahudi. Bila kita jujur, kita jumpai juga cukup banyak orang yang menjadi penderita kusta di lingkungan kita masing-masing. Mereka memutuskan komunikasinya dengan Tuhan dengan tidak pernah mengikuti Perayaan Ekaristi atau kegiatan-kegiatan rohani di lingkungannya. Banyak orang di antara kita yang juga sedang mengidap penyakit kusta, karena terkerangkeng dalam sikapnya yang egois. Dia tidak berbaur dalam komunitasnya. Ia menjadi terlempar dari kebersamaan. Ia pun menjadi miskin kepedulian terhadap sesama, teristimewa yang menderita. Orang-orang ini, butuh “jamahan” kita. Mereka butuh perhatian dan sentuhan kasih sayang kita. Mereka perlu disadarkan untuk kembali di jalan yang benar. Oleh karena itu, sebelum bermisi, untuk pergi “menjamah” mereka, mari kita, sambil ingat di dalam hati kita para penderita kusta di zaman modern ini, kita ulangi kata-kata si kusta tadi, sekaligus menjadi doa untuk mereka:” Tuhan, bila engkau mau tahirkan mereka.”

WartaNusantara

WartaNusantara

Related Posts

Orang Gerindra Buat Beda, (Catatan Liburan di NTT 23/4 – 8/5 2022)
Opini

Deteksi Dini Bunuh Diri Remaja

Deteksi Dini Bunuh Diri Remaja Oleh : Robert Bala Awal September, publik NTT dikejutkan dengan kasus bunuh diri remaja di...

Read more
Tim Gabungan Gelar Operasi Pengawasan Orang Asing di Lembata, 4 Orang Dokumen Lengkap

Tim Gabungan Gelar Operasi Pengawasan Orang Asing di Lembata, 4 Orang Dokumen Lengkap

Laskar Pelangi Bareh Solok Lerek-Lembata (Eulogi Vinsensius Ola Koban)

Laskar Pelangi Bareh Solok Lerek-Lembata (Eulogi Vinsensius Ola Koban)

Launching Pemberian Makanan Tambahan Bagi Anak Stunting di Desa Kara Kabu  Kabupaten Sikka

Launching Pemberian Makanan Tambahan Bagi Anak Stunting di Desa Kara Kabu  Kabupaten Sikka

Mantan Walikota Kupang Jonas Salean Bebas Murni Atas Tindak Pidana Korupsi

Advokat Petrus Bala Patyona, SH.,MH : 15 Pelaku Pembunuhan Kepala Bank BUMN ditangkap, 5 Pelaku jemput Paksa, 3 dari NTT

Gubernur dan Wakil Gubernur NTT Hadir Diskusi Publik Pengembangan Geothermal di Pulau Flores

Gubernur dan Wakil Gubernur NTT Hadir Diskusi Publik Pengembangan Geothermal di Pulau Flores

Load More
Next Post
TPDI-NTT Segera Surati KPK  Terbitkan Sprindik Terhadap Penerima Suap

TPDI-NTT Segera Surati KPK Terbitkan Sprindik Terhadap Penerima Suap

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ads

Tag

mostbet mostbet UZ Sastra
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
  • Internasional
  • National

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In