Foto : Mahasiswa Kimia FST Unwira Kuliah di TPA Bunga Bali Waijarang
LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM–Mahasiswa mahasiswi Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA) Kupang yang menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Waijarang Kecamatan Nubatukan Kabupaten Lembata, 17 Juli hingga 17 Agustus 2024, melakukan kunjungan ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang berlokasi di dalam wilayah Desa Waijarang; Kamis 01 Agustus 2024.
Tempat Pembuangan Akhir dengan nama TPA Bunga Bali Waijarang itu berada dalam pengelolaan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Lembata, dan menjadi lokasi pembuangan sampah dari warga Kota Lewoleba maupun desa-desa sekitarnya. Kunjungan delapan mahasiswa prodi Kimia FST UNWIRA Kupang bersama Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), Gerardus D Tukan,S.Pd.M.Si tersebut, merupakan salah satu program kegiatan mahasiswa KKN, dan juga atas permohonan dari Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UNWIRA kepada Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Lembata.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup kabupaten Lembata, Christianus Rimbaraya,SE.MM berkesempatan menerima langsung kunjungan mahasiswa-mahasiswi peserta KKN dan Dosen Pembimbing Lapangan, di lokasi TPA yang berjarak sekitar 2,5 Km arah Selatan dari Desa Waijarang. Hadir pula di lokasi TPA Bunga Bali Waijarang yakni KABID Pengelolaan limbah Bahan Beracun Berbahaya (B3) dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, Israfil Teba,ST, dan Staf Pelaksana atau Operator Eksa TPA, Hironimus Pureklolon dan sejumlah staf dari DLH Kabupaten Lembata. Kepala Desa Waijarang, Anwar Bunga Tokan,S.Pd pun terlibat mendampingi mahasiswa peserta KKN di lokasi TPA yang berada dalam wilayah pemerintahannya.
Para mahasiswa dan dosen pembimbing Lapangan, dibawa berkeliling landfill atau area tempat pembuangan akhir, yang berbentuk sebuah bak berukurn 1000 m3 untuk pengolahan sampah rumah tangga dengan system sanitary landfill. Sistem Sanitary Landfill dalam pengolahan sampah merupakan metode pengelolaan atau pemusnahan sampah dengan cara membuang dan menumpuk sampah di dalam sebuah lokasi cekung, kemudian dipadatkan dan ditimbun dengan tanah.
Dalam sesi beralan keliling landfill, kadis DLH, Christian dan staf pelaksana operator eksa, Hironimus menjelaskan banyak hal kepada para mahasiswa instalasi yang telah dibangun dan system pengolahan sampah dengan memanfaatkan bebagai sarana atau instalasi yang telah dipasang. Misalnya, pada bak penimbunan sampah, terpasang pipa secara horizontal (berbaring di dasar bak) untuk mengalirkan cairan hasil fermentasi atau penguraian sampah organic yang disebut air lindi.
Air lindi ini akan masuk ke dalam pipa dan dialirkan ke luar dari bak penampungan sampah menuju ke dalam bak-bak pengolahan air lindi yang terdapat di sisi Barat bak penampungan sampah. Air lindi hasil fermentasi sampah organic tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organic cair dan dapat pula diolah untuk menjadi media pemeliharaan ikan.
Selain itu, di dalam bak penampungan sampah dan fermentasi sampah, terpasang pula 3 unit pipa yang berdiri (vertical). Ketiga pipa tersebut menjadi saluran gas hasil fermentasi, yakni gas metana (CH4), yang dapat dimanfaatkan sebagai gas bahan bakar.
Usai mengelilingi bak penampungan sampah dan memberikan penjelasan tentang system penanganan dan pengelolaan sampah, Kadis DLH, Christianus pun mengajak para mahasiswa untuk melihat beberapa sarana mesin pencacah sampah plastic yang dimiliki oleh TPA Bunga Bali Waijarang. Satu unit mesin pencacah botol plastic pun dihidupkan oleh operator dan dilakukan pencacahan terhadap beberapa botol plastic pengemas oli.
Kepada para mahasiswa, Kadis Christian dibantu oleh KABID Pengelolaan limbah B3 dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan Hidup, Israfil Teba,ST, serta Staf Pelaksana atau Operator Eksa TPA, Hironimus Pureklolon menjelaskan tentang pencacahan terhadap botol plastic kemasan oli, harus terpisah antara satu warna dengan warna yang lain. Botol hasil cacah yang dikirim atau dijual ke Surabaya, harus dalam posisi tidak tercampur dari berbagai warna. Harus terpisah.
Mengakhiri penjelasan tentang aktivitas dan system operasional TPA Bunga Bali Waijarang, Kadis DLH mengemukakan bahwa sedang diupayakan untuk melengkapi berbagai sarana prasarana (sarpras) unit pengelolaan sampah. Ia meminta peranan mahasiswa untuk turut membantu mengkampanyekan pada masyarakat tentang pentingnya memilah sampah di tempat penampungan sampah dan membuang sampah di tempat yang telah disediakan oleh DLH guna diangkut secara teratur ke TPA. “Terkait penanganan sampah ini, kami sangat membutuhkan peranan kampus sebagai salah satu bagian dari penta helix pembangunan” Ucap Christian*** (GDT)