Oleh: Nurhayati Kasman, SH
WARTA-NUSANTARA.COM–Tanggal 17 September 1966-17 September 2024 KAHMI genap berusia 58 tahun sejak disahkan bersamaan dengan Kongres VIII HMI di Surakarta Jawa Tengah. Milad KAHMI ke-58 kali ini bertepatan dengan pelaksanaan Pilkada serentak diseluruh tanah air, termasuk di kabupaten Lembata.
Tugas Sejarah KAHMI belum selesai, hal ini dikaitkan dengan tujuan KAHMI yakni mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhai Allah Swt sesuai AD/ART hasil Munas XI di Palu Sulawesi Tengah tahun 2022.
Sepanjang masyarakat Indonesia belum adil makmur, sepanjang itu juga tugas sejarah KAHMI belum selesai, KAHMI masih memikul beban tanggungjawab dipundaknya, hingga mencapai masyarakat Indonesia adil makmur.
Paling tidak menyongsong Indonesia Emas 2045, setidak-tidaknya kemiskinan di Indonesia dapat mencapai 0% dan pendapatan perkapita setara dengan negara maju sesuai visi Indonesia emas yang didengung-dengungkan.
Ini tantangan bangsa Indonesia dan khususnya KAHMI yang sejak awal berdedikasi memajukan Indonesia, mewujudkan masyarakat adil makmur.
Pengurus KAHMI MD Lembata periode 2024-2029 baru saja dilantik. Kabupaten Lembata salah satu kabupaten miskin di NTT. Kemiskinan dikabupaten pulau ini masih tinggi, demikian pengangguran, SDM masih rendah, kesenjangan desa dan kota masih cukup lebar, padahal kabupaten Lembata memiliki sumber daya alam yang melimpah.
KAHMI setidaknya mencurahkan peran intelektualnya untuk mengatasi semua ini, berkolaborasi dan bersinergi dengan pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat untuk memajukan daerah ini untuk menggapai cita-cita masyarakat adil makmur.
Cita-cita kabupaten Lembata sejak ber-otonomi tahun 1999 hendak menjadi daerah maju, paling tidak sejajar dengan daerah lain di NTT, ini selaras dengan tujuan KAHMI mewujudkan masyarakat adil makmur.
Membaca data statistik, luas laut kabupaten Lembata menempati 75%, luas darat hanya 25%. Tapi kita belum berfikir dengan konsep kearah membangun dan memanfaatkan potensi kelautan Lembata, yang menyimpan segudang potensi.
Ini tantangan bagi para calon Kepala Daerah yang berkontestasi di Pilkada kali ini, agar tidak menutup mata dengan potensi kelautan Lembata jika kelak terpilih.
Karena selama ini konsep dan rencana pembangunan semua diarahkan didarat, luas daratan kita tidak bertambah dan sangat terbatas, tapi manusia setiap saat bertambah, ledakan penduduk tidak dapat dibendung, meningkat setiap tahun. Kita belum menggagas secara apik konsep pembangunan ekonomi maritim berbasis desa dan kota pesisir.
Paling tidak dalam pembuatan system informasi kelautan memuat informasi fisik kelautan tentang pelabuhan perikanan (kalau ada), sebagai sarana pendukung pengelolaan hasil perikanan di laut. Pelabuhan pelayaran, sebagai sarana utama dermaga kapal-kapal, jalur pelayaran yang menjangkau seluruh pulau-pulau dan sebagai pendukung perekonomian pulau-pulau yang ada dan masih banyak lagi potensi kelautan kita, belum termasuk wisata bahari, dan lain sebagainya.
Demikian masalah kemiskinan di Lembata, bukan masalah baru dalam pentas perjuangan hidup manusia, tidak mudah mendefinisikan dan melihat kemiskinan itu. Melihat kemiskinan tergantung orang melihat dari perspektif mana.
Ahli ekonomi atau neo-ekonomis melihat kemiskinan pada perspektif jumlah pendapatan, ahli ekonomi-politik melihat pada perspektif struktural dan akses, ahli sosiologi melihatnya pada perspektif stratifikasi sosial, ahli psiko-sosial melihatnya pada perspektif zat atau kalori makanan.
Dari berbagai perspektif diatas, kemiskinan menurut penulis titik tekannya adalah pada kekurangan, tidak memiliki aset. Mereka (orang miskin) mengalami kekurangan, tidak memiliki aset baik aset fisik dan aset non fisik.
Aset adalah sumber bagi pendapatan seseorang. Kalau tidak mempunyai aset berarti sumber pendapatannya hilang, menjadi pengangguran, dan tidak tahu apa yang mau dikerjakan.
Kemiskinan di Lembata hampir ”absolut” sifatnya, setiap lima tahun pergantian pemimpin, tingkat kemiskinan tidak bergeser turun signifikan.
Tantangan lain adalah budaya korupsi masih mengakar kuat di Lembata, kabupaten miskin ini. Korupsi terjadi dimana-mana, hampir setiap saat terdengar pemberitaan media, begitu banyak pihak swasta dan pejabat pemerintah ditetapkan tersangka, para perampok uang rakyat ditahan Kejaksaan dan Kepolisian. Sampai didesa-desa juga tidak ketinggalan, berlomba-lomba merayakan korupsi di desa.
Sesuatu yang paradoks, kabupaten miskin tapi korupsi meningkat. Ini hasrat nafsu ingin menjadi kaya raya melalui jalan pintas, hasrat yang sulit tidak dibendung, iman lemah, nafsu kuat.
Korupsi dilakukan baik dengan cara illegal dan legal. Membuat peraturan perundang-undangan misalnya untuk melegalkan nafsu mereka untuk korup, ini bagian dari cara korup yang legal.
DPRD 2024-2029 yang baru saja dilantik agar sepenuhnya mendarmabaktikan pikirannya untuk memberantas korupsi, perhatikan dengan baik saat pengajuan anggaran (RAPBD) oleh pemerintah, ditelaah dan dikaji secermat mungkin sebelum disetujui dan disahkan menjadi Perda APBD. Agar anggaran APBD benar-benar pro rakyat, diarahkan untuk belanja publik disemua sektor, teruatama sektor pendidikan, kesehatan, infrastuktur dan lain-lain.
Calon Kepala Daerah yang kelak terpilih dalam Pilkada 2024 ini, agar tidak menambah pundi-pundi kekayaan secara illegal. Pengalaman periode yang sudah lewat menjadi catatan berharga.
Membangun daerah dengan konsep yang telah direncanakan dengan baik dalam perencanaan pembangunan daerah. Tidak seperti malam mimpi, besok membangun. Membangun dengan suka-suka, membangun asal-asal, yang penting ada dan dapat membangun. Ini selara saya, kok anda repot? Perlu menjadi catatan dan dievaluasi agar menjadi lebih baik.
Bersamaan dengan Milad KAHMI ke-58 kali ini, bertepatan dengan Pilkada Lembata 2024, harapan kita agar mewujudkan masyarakat adil dan makmur dapat dicapai walaupun pencapaiannya dilalui bertahap untuk sampai ditujuan.
Selama lima tahun ini dan lima tahun yang akan datang, kita harus mampu menggeser turun angka kemiskinan, pengangguran harus dikikis, peningkatan sumber daya manusia sesuatu yang mendesak, dan masih banyak lagi.
Dari negeri ikan paus, kepulauan Lembata saya ucapkan selamat Milad KAHMI ke-58, jangan lelah merawat Indonesia. Yakin Usaha Sampai, jayalah KAHMI.
Penulis, Nurhayati Kasman, SH., Adalah Kordinator Presidium MD KAHMI Lembata, periode 2024-2029