Paket JOSS Mendengar Keluahan Pedagang Pasar Alok
SIKKA : WARTA-NUSANTARA.COM–Calon Wakil Bupati Sikka, Paket JOSS, Simon Subandi Supriyadi mendengar keluhan pedagang Pasar Alok, Kabupaten Sikka. Keluhan Pedagang Pasar Alok kepada Paket JOSS bahwa ada Biaya Pasar Lain yang Harus Dibayar Pedagang dinilai memberatkan.
Pedagang ikan di Pasar Alok, Andreas Fredik Luter, menyebut, pedagang harus membayar beberapa tagihan sekaligus seperti tempat parkir maupun biaya lain kepada petugas pasar.
Hal itu disampaikannya saat ditemui Calon Wakil Bupati Sikka, Paket JOSS, Simon Subandi Supriyadi, di Pasar Alok Maumere, Kecamatan Alok, Kelurahan Wolomarang, Kabupaten Sikka, Maumere, Flores, Nusa Tenggara Timur, Kamis, 17 Oktober 2024.
Ia mengaku, para pedagang yang ada di Pasar Alok harus membayar tagihan yang bermacam-macam meskipun mereka adalah penduduk asli. “Kami disini mulai dari masuk atau keluar harus bayar uang, kemudian untuk bea, itu semua kami bayar, karena kami orang disini jadi tahu aturannya. Padahal kami tidak tahu cara menangkap ikan, tahunya kami hanya beli dan jual di pasar,” ujarnya.
Andreas menambahkan, kondisi di Pasar Alok saat ini berbeda dengan pasar wuring. Dimana mereka harus membayar pajak, biaya parkir dan lainnya. Ia menyayangkan Pasar Alok saat ini bukan lagi dikelola oleh pemerintah sehingga bayaran semakin tinggi.
“Kalau memang portal itu punya pemerintah, berapapun kami bayar. Kami disini bayarnya mulai dari bayar biaya parkir, biaya lapak satu orang dua ribu, Tetapi di Wuring, siapa yang bayar pajak? Mereka terima itu hanya parkiran saja. Padahal kami asli orang sini, kami jual ikan ini dari kami punya nenek moyang,” imbuhnya.
Sementara itu, pedagang ikan, Andreas Fredik Luter, membenarkan pernyataan itu. Ia menjelaskan, mereka harus membayar parkir dan biaya yang lainnnya kepada pihak pasar.
“Kami disini mulai dari masuk atau keluar harus bayar uang, kemudian untuk bea, itu semua kami bayar, karena kami orang disini jadi tahu aturannya. Padahal kami tidak tahu cara menangkap ikan, tahunya kami hanya beli dan jual di pasar,” ujarnya.
Andreas menambahkan, kondisi di Pasar Alok saat ini berbeda dengan Pasar Wuring. Dimana mereka harus membayar pajak, biaya parkir dan lainnya. Ia menyayangkan pasar alok saat ini bukan lagi dikelola oleh pemerintah sehingga bayaran semakin tinggi.
“Kalau memang portal itu punya pemerintah, berapapun kami bayar. Kami disini bayarnya mulai dari bayar biaya parker, biaya lapak satu orang dua ribu, Tetapi di Wuring, siapa yang bayar pajak? Mereka terima itu hanya parkiran saja. Padahal kami asli orang sini, kami jual ikan ini dari kami punya nenek moyang,” ujarnya.
Calon Wakil Bupati Sikka, Simon Subandi Supriyadi, saat mengunjungi Pasar Alok menerima semua keluhan yang disampaikan para pedagang itu. Ia mengaku keluhan tersebut disampaikan oleh hampir semua pedagang diantaranya Pedagang sayur, buah-buahan maupun pedagang ikan.
”Hari ini di Pasar Alok bersama relawan dan tim ada kegiatan bersih-bersih untuk sampah plastik, di samping itu juga saya keliling untuk menanyakan keluhan-keluhan para pedagang sayur-sayuran, ikan, buah-buahan di semua yang berdagang di Pasar Alok ini, saya mau dengar apa kira-kira keluhan mereka,” ujarnya.
Ia menambahkan beberapa bocoran tentang keluhan pedagang diantaranya mulai kondisi pasar yang sepi hingga pungutan liar oleh petugas pasar.
“Yang pertama saat ini Pasar Alok sepi karena ada Pasar Wuring yang cukup mengganggu dan ini sehingga transaksi disini menjadi sepi. Lalu ada pungutan liar untuk pedagang sayur yang di pinggir jalan itu diminta biaya oleh petugas pasar, dan ini tidak boleh dibiarkan. Mereka punya tempat di dalam karena sepi dan mereka jual di luar seharusnya tidak boleh tetapi petugas pasar mengizinkan dengan membayar lima sampai sepuluh ribu. Dan selama ini kita tidak tahu dan saya baru menemukan masalah ini,” imbuhnya.
Calon Wakil Bupati nomor urut 4 yang berpasangan dengan Juventus Prima Yoris Kago ini mengatakan, hampir semua masyarakat berharap, pasar lebih baik dan nyaman bila diserahkan kepada pihak pemerintah.
“Ini menurut saya tata kelola pasar yang tidak professional. Soal portal, hampir semua berharap jangan dikasih ke pihak ketiga tetapi dikembalikan ke pihak pemerintah, menurut mereka berapapun biayanya tetapi jika pemerintah yang kelola, mereka lebih merasa nyaman, itu hampir seluruh masyarakat,” tutupnya.
Ada Tiga bidang penting yang akan diperhatikan secara khusus oleh Paket JOSS selama 5 tahun kedepan. 3 bidang itu yakni Pendidikan, Kesehatan dan Ekonomi.
Untuk bidang pendidikan, Paket JOSS berkomitmen menghadirkan Satu Sarjana untuk Satu KK terkhusus bagi keluarga yang mengalami kemiskinan ekstrim.
Jipik dalam suatu kesempatan menegaskan hal ini sudah menjadi tanggung jawab pemerintah baik dari pemerintah pusat, provinsi hingga daerah.
“Urusan pendidikan, kesehatan bapa mama saya harus sampaikan bahwa siapapun presidennya, siapapun gubernurnya, siapapun kepala daerahnya, pendidikan dan kesehatan itu selalu jadi prioritas, ” tegasnya.
Menurutnya sangat penting karena tepat sasar. Artinya, bantuan pendidikan benar-benar diberikan kepada keluarga yang membutuhkan, misalnya, bagi keluarga yang mengalami kemiskinan ekstrim.
Lalu soal beasiswa, ia juga menyebut harus diberikan kepada keluarga yang membutuhkan. “Jangan sampai keluarga tidak butuh kita kasih sementara keluarga lain yang membutuhkan tidak kita kasih, ” tegasnya.
Pendidikan dengan posisi beasiswa menurut dia sangat penting. Beasiswa, menurut Jipik, juga menjadi tanggung jawab negara, tanggung jawab daerah. Karena, dalam pembukaan undang-undang itu tertulis ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Itu wajib bagi siapapun.
“Kami tidak mau mengganggu dana negara. Kita ini sebenarnya bisa berkolaborasi, bisa bermitra, dengan banyak lembaga, yayasan, CSAR dan lain-lain yang bisa kasih beasiswa cuma selama ini kita tidak tahu bagaimana cara membangun Mitra, bagaimana cara membangun kolaborasi dan sinergi, ” ucapnya.
Untuk menghadirkan beasiswa, menurut Jipik bisa dilakukan kolaborasi dan sinergi dengan pihak lain. Ia mengaku mengetahui cara membangun kolaborasi dan bersinergi dengan pihak lain dalam hal beasiswa.
Dengan bekerjasama dengan pihak lain dalam hal beasiswa, niscaya gaji guru honorer, Kader Posyandu, RT, tidak dipotong. Pihak lain yang dimaksud adalah lembaga swasta, kementerian maupun BUMN.
Dalam bidang kesehatan, Paket JOSS berkomitmen untuk menambah kuota pengguna Kartu Indonesia Sehat yang saat ini telah menggantikan Kartu Sikka Sehat.
Kartu Sikka Sehat tidak diberlakukan lagi sebab Pemerintah Kabupaten Sikka masih terjerat utang sebesar 22 Miliar untuk Rumah Sakit Tc Hillers Maumere.
Saat ini, sekitar 61 ribu warga Sikka belum menggunakan Kartu Indonesia Sehat. Paket JOSS berkomitmen akan membantu warga yang belum memiliki Kartu Indonesia Sehat agar segera memilikinya. *** (ICHA-WN BIRO SIKKA)