Oleh : Germanus S. Atawuwur, Alumnus STFK Ledalero
Yes. 62:1-5; 1Kor. 12:4-11; Yoh. 2:1-11
Yesaya 62:1-5
Keselamatan Sion akan datang dengan segera
WARTA-NUSANTARA.COM–62:1 Oleh karena Sion aku tidak dapat berdiam u diri, dan oleh karena Yerusalem 1 aku tidak akan tinggal tenang, sampai kebenarannya v bersinar seperti cahaya w dan keselamatannya x menyala seperti suluh. 62:2 Maka bangsa-bangsa y akan melihat kebenaranmu, dan semua raja akan melihat kemuliaanmu, dan orang akan menyebut engkau dengan nama z baru yang akan ditentukan oleh TUHAN sendiri.
62:3 Engkau akan menjadi mahkota a keagungan di tangan TUHAN dan serban kerajaan di tangan Allahmu. 62:4 Engkau tidak akan disebut lagi “yang ditinggalkan suami b “, dan negerimu tidak akan disebut lagi “yang sunyi c “, tetapi engkau akan dinamai “yang berkenan kepada-Ku d ” dan negerimu “yang bersuami 2 “, sebab TUHAN telah berkenan e kepadamu, dan negerimu akan bersuami. f 62:5 Sebab seperti seorang muda belia menjadi suami seorang anak dara, demikianlah Dia yang membangun engkau akan menjadi suamimu, dan seperti girang hatinya seorang mempelai g melihat pengantin perempuan, demikianlah Allahmu akan girang h hati atasmu.
YERUSALEM.
Nas : Yes 62:1-12
Pasal ini membicarakan saat ketika Yerusalem akan dipenuhi dengan kemuliaan dan kebenaran Tuhan; umat Allah akan hidup di dalam tembok-temboknya dengan damai sejahtera dan sukacita, dan seluruh dunia akan beruntung dari pemuliaannya. Hari ini akan terjadi setelah Juruselamat datang kembali pada akhir zaman (ayat Yes 62:11).
2Full Life : YANG BERKENAN KEPADA-KU (HEFZIBAH) … YANG BERSUAMI (BEULAH).
Nas : Yes 62:4
Nama-nama ini menandakan bahwa Allah telah memperbaharui perjanjian-Nya dengan Yerusalem.
1 Korintus 12:4-11
Konteks
12:4 Ada rupa-rupa karunia, tetapi satu Roh. g 12:5 Dan ada rupa-rupa pelayanan, tetapi satu Tuhan. 12:6 Dan ada berbagai-bagai perbuatan ajaib, tetapi Allah h adalah satu yang mengerjakan semuanya dalam semua orang. i 12:7 Tetapi kepada tiap-tiap orang dikaruniakan penyataan Roh 1 untuk kepentingan bersama. j 12:8 Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, k dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan. l 12:9 Kepada yang seorang Roh yang sama memberikan iman, m dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menyembuhkan. n 12:10 Kepada yang seorang Roh memberikan kuasa o untuk mengadakan mujizat, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk bernubuat, p dan kepada yang lain lagi Ia memberikan karunia untuk membedakan bermacam-macam roh. q Kepada yang seorang Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa roh, r dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa roh itu. 12:11 Tetapi semuanya ini dikerjakan oleh Roh s yang satu dan yang sama, yang memberikan karunia kepada tiap-tiap orang secara khusus, seperti yang dikehendaki-Nya.
1 Full Life : PENYATAAN ROH.
Nas : 1Kor 12:7
Untuk ulasan mengenai karunia-karunia rohani sebagai penyataan Roh, serta uraian tentang berbagai karunia yang didaftarkan di sini,
lihat art. KARUNIA ROHANI BAGI ORANG PERCAYA).
Yohanes 2:1-11
Perkawinan di Kana
2:1 Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, v dan ibu w Yesus ada di situ; 2:2 Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu. 2:3 Ketika mereka kekurangan anggur 1 , ibu Yesus berkata kepada-Nya: “Mereka kehabisan anggur 2 .” 2:4 Kata Yesus kepadanya: “Mau apakah engkau dari pada-Ku, x ibu? y Saat-Ku z belum tiba.” 2:5 Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: “Apa yang dikatakan kepadamu, a buatlah itu!” 2:6 Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan b menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. 2:7 Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: “Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air.” Dan merekapun mengisinya sampai penuh. 2:8 Lalu kata Yesus kepada mereka: “Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta.” Lalu merekapun membawanya. 2:9 Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur c itu–dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya–ia memanggil mempelai laki-laki, 2:10 dan berkata kepadanya: “Setiap orang menghidangkan anggur yang baik 3 dahulu dan sesudah orang puas minum 4 , barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang.” 2:11 Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya d dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, e dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya. f
1 Full Life : ANGGUR.
Nas : Yoh 2:3
Kata “anggur” (Yun. _oinos_) dapat menunjuk kepada anggur yang difermentasi atau tidak difermentasi
(lihat art. ANGGUR PADA ZAMAN PERJANJIAN BARU (1)
lihat art. ANGGUR PADA ZAMAN PERJANJIAN BARU (2)).
Sifat dari oinos ini harus ditentukan oleh konteks dan kemungkinan moral.
2 Full Life : MEREKA KEHABISAN ANGGUR.
Nas : Yoh 2:3
Berbeda dengan pandangan yang dianut penulis tafsiran ini, beberapa orang percaya bahwa anggur yang habis dan yang disediakan oleh Yesus merupakan anggur yang dapat menyebabkan kemabukan. Apabila pandangan ini diterima maka implikasi-implikasi berikut harus diakui dan dipertimbangkan:
- 1) Tamu-tamu dalam pesta itu kemungkinan besar mabuk.
- 2) Maria, ibu Yesus, dengan demikian akan kecewa karena anggur yang memabukkan itu habis dan akan memohon agar Yesus menyediakan lagi anggur yang difermentasi bagi mereka yang sudah mabuk.
- 3) Supaya memenuhi permohonan ibu-Nya itu, Yesus akan menyediakan sekitar 450-690 liter anggur yang memabukkan (ayat Yoh 2:6-9), jauh melebihi yang diperlukan untuk membuat mabuk total semua tamu.
- 4) Yesus akan menjadikan anggur yang memabukkan ini sebagai “tanda ajaib-Nya” yang pertama supaya “menyatakan kemuliaan-Nya” (ayat Yoh 2:11) dan meyakinkan orang untuk percaya pada-Nya sebagai Anak Allah yang kudus dan benar. Implikasi-implikasi dari teori di atas mustahil dihindari. Untuk menyatakan bahwa anggur yang dibuat Yesus adalah anggur difermentasi bukan saja merupakan suatu penafsiran yang dipaksakan, tetapi bertentangan dengan prinsip moral yang tertanam dalam kesaksian seluruh Alkitab. Jelas, bila mengingat sifat Allah, kebenaran Kristus, dan perhatian-Nya yang penuh kasih kepada manusia, dan tabiat baik Maria, implikasi dari pandangan bahwa air anggur di Kana itu difermentasi adalah menghina Tuhan. Penafsiran yang meliputi pernyataan dan kontradiksi seperti itu tidak dapat diterima.
- Penafsiran satu-satunya yang masuk akal ialah bahwa anggur yang dibuat oleh Yesus untuk menyatakan kemuliaan-Nya adalah anggur yang tidak memabukkan, yaitu sari anggur murni. Selanjutnya, anggur yang disediakan oleh pengatur pesta pernikahan tampaknya juga merupakan anggur yang tidak difermentasi. Untuk pembahasan selanjutnya
lihat art. ANGGUR PADA ZAMAN PERJANJIAN BARU (2).
3Full Life : ANGGUR YANG BAIK.
Nas : Yoh 2:10
Menurut beberapa penulis kuno, yang dimaksudkan “anggur yang baik” adalah anggur termanis yang dapat diminum dalam jumlah besar tanpa membahayakan (yaitu, anggur yang kadar gulanya tidak dihancurkan oleh peragian). Anggur yang “kurang baik” adalah anggur yang telah dicampur dengan air terlalu banyak.
- 1) Penulis Romawi bernama Plinius mengakui hal ini. Dia dengan jelas menyatakan bahwa “anggur yang baik” yang disebut _sapa_, adalah sari anggur yang tidak beragi. _Sapa_ adalah sari buah anggur yang dididihkan hingga tinggal sepertiga dari jumlah semula untuk meningkatkan rasa manisnya (IV.13). Dia menulis dalam karya-karyanya yang lain bahwa “anggur yang paling bermanfaat adalah anggur yang kehilangan kadar potensinya ketika disaring” (Plinius, Natural History, XIV. 23-24). Plinius, Plutarchus, dan Horatius semuanya mengemukakan bahwa anggur terbaik adalah anggur yang “tak berbahaya dan tak memabukkan”.
- 2) Kesaksian para rabi menegaskan bahwa beberapa rabi mengusul penggunaan anggur yang dididihkan. Kitab Mishna mengatakan, “Rabi Yehuda mengizinkannya (anggur yang dididihkan sebagai persembahan unjukan) karena itu memperbaikinya.”
- 3) Pentinglah bahwa kata sifat Yunani yang diterjemahkan “baik” bukanlah _agathos_ tetapi _kalos_, yang berarti “baik secara moral dan cocok”.
4Full Life : SESUDAH ORANG PUAS MINUM.
Nas : Yoh 2:10
Frasa ini dalam bahasa Yunani adalah kata _methusko_ yang mengandung arti:
- (1) menjadi atau dijadikan mabuk, dan
- (2) sudah puas minum (tanpa petunjuk kepada kemabukan). Pengertian kedua inilah yang harus diterima.
- 1) Terlepas dari bagaimana ayat ini diterjemahkan, ini tidak dapat dipakai untuk membela anggapan bahwa anggur beragilah yang disajikan dalam pesta ini. Pemimpin pesta hanyalah mengatakan kebijakan umum, yang menjadi kebiasaan pada pesta pernikahan, jenis minuman apapun yang disajikan.
- 2) Tidak mungkin kita menduga bahwa Yesus terlibat atau akan menyumbang kepada suatu pesta mabuk-mabukan
(lihat cat. –> Yoh 2:3; juga
[atau ref. Yoh 2:3]
lihat art. ANGGUR PADA ZAMAN PERJANJIAN BARU (2)).
Yesaya 62 : 1 – 5
Yesaya 62 masuk pada bagian Trito-Yesaya (Yesaya 56–66) yang sebagian besar ditujukan kepada bangsa Yehuda yang sudah kembali ke Yerusalem. Mereka perlu diyakinkan bahwa Allah akan memenuhi janji-janji-Nya kepada mereka. Allah memberikan umat-Nya nama baru, pada ayat 2 disebutkan, “… orang akan menyebut engkau dengan nama baru yang akan ditentukan oleh TUHAN sendiri.” (Ay. 2). Banyak pembaca pada awalnya mengira bahwa nats ini mengacu kepada nama ‘Kristen’.
Namun dengan membaca sedikit lebih jauh, kita tahu bahwa yang dimaksudkan adalah suatu hal yang lain. Dua nama akan diberikan Allah kepada bangsa Yehuda: Ia akan menyebutnya sebagai mahkota-Nya (Ay. 3): “Engkau akan menjadi mahkota keagungan di tangan Tuhan”, bukan di kepala-Nya (seolah-olah menambahkan suatu kehormatan atau kuasa yang nyata pada-Nya, seperti yang demikian halnya dengan mahkota pada orang-orang yang dimahkotai), melainkan di tangan-Nya. Dia senang menganggap mereka, dan memperlihatkan kepada mereka, sebagai kemuliaan dan keindahan bagi-Nya. Ketika Ia membawa mereka untuk menjadi umat-Nya, itu supaya mereka menjadi ternama, terpuji, dan terhormat bagi-Nya.
Yesaya memakai kiasan perkawinan untuk menggambarkan hubungan Yehuda dengan Tuhan Allah (Ay. 4-5). Ini merupakan kehormatan yang lebih besar lagi, terutama mengingat betapa Yehuda sudah melewati keadaan yang memilukan dan menyedihkan. Bangsa Yehuda akan disebut yang ditinggalkan suami, dan tanahnya disebut yang sunyi selama masa pembuangan, seperti perempuan yang diceraikan dengan tercela atau ditinggalkan sebagai janda yang murung. Namun demikian pada intinya, Allah berkata, “Aku akan membawa pulang kalian. Kalian tidak akan lagi disebut yang ‘Ditinggalkan’. Disebut ‘Hephzibah’ dan ‘Beulah” yang artinya Allah berniat untuk mengembalikan umat-Nya ke negeri mereka dan akan memberkati mereka.
1 Korintus 12 : 1 – 11
Istilah yang dipakai oleh Alkitab untuk rupa-rupa karunia rohani menyatakan sifatnya.
- “Karunia-karunia rohani” (Yun. Pneumatika berasal dari kata pneuma artinya “Roh”) menunjuk kepada manifestasi adikodrati yang datang sebagai karunia dari Roh Kudus yang bekerja melalui orang percaya demi kebaikan bersama (1 Kor. 12:1, 7; 14:1).
- “Karunia-karunia” (Yun. Charismata berasal dari kata charis artinya “kasih karunia”) menunjukkan bahwa karunia rohani mencakup motivasi batin dan kuasa untuk menyelenggarakan pelayanan (yaitu pemberian kesanggupan), yang diterima dari Roh Kudus. Karunia semacam itu memberi kekuatan rohani kepada tubuh Kristus dan mereka yang memerlukan pertolongan rohani (1 Kor. 12:4; Ef. 4:11; 1 Ptr. 4:10).
- “Pelayanan” atau “Pelayanan-pelayanan” (Yun. Diakoniai berasal dari kata diakonia artinya “pelayanan”) menekankan bahwa ada berbagai cara pelayanan dan karunia tertentu meliputi penerimaan kesanggupan dan kuasa untuk menolong orang lain (1 Kor. 12:4-5, 27-31; Ef. 4:7, 11-13). Paulus menunjukkan bahwa segi pelayanan karunia itu mencerminkan pelayanan yang bersifat “hamba” dari kehidupan Tuhan Yesus. Demikianlah, pekerjaan karunia-karunia didefinisikan berkenaan dengan kehadiran dan pekerjaan Kristus di antara kita (bdk. 1 Kor. 12:3; 1:4).
- “Pekerjaan” atau “pengaruh-pengaruh” (Yun. Energemata berasal dari kata energes artinya “aktif atau penuh tenaga”) menandakan bahwa karunia rohani itu adalah pekerjaan langsung dari kuasa Allah Bapa dan membuahkan hasil-hasil tertentu (1 Kor. 12:6, 10).
- “Manifestasi Roh” (Yun. Phanerosis berasal dari kata phaneros artinya “terwujud”) menekankan bahwa karunia rohani itu menjadi manifestasi langsung dari pekerjaan dan kehadiran Roh Kudus di dalam jemaat (1 Kor. 12:7-11).
Yohanes 2 : 1 – 11
Sebuah pesta pernikahan pada zaman Yesus adalah suatu perayaan besar yang digelar selama tujuh hari. Seringkali undangan disebarkan kepada seluruh penduduk kota. Tentu saja semuanya bersedia hadir. Menolak hadir dalam sebuah pesta pernikahan berarti menghina tuan rumah. Maka perlu perencanaan matang untuk menyelenggarakan sebuah pesta semacam ini. Makanan dipersiapkan dengan melimpah karena begitu banyak tamu undangan yang akan hadir. Anggur dalam sebuah pesta juga merupakan keharusan. Kehabisan anggur akan sangat memalukan keluarga mempelai pria yang menyelenggarakan pesta.
Yesus memulai pelayanan-Nya dengan hadir dan menyatakan mukjizat-Nya pada sebuah perjamuan kawin di Kana. Kehadiran-Nya sebagai salah satu tamu sepertinya biasa-biasa saja. Namun, makna di balik kehadiran-Nya luar biasa. Perhatian Yesus ditujukan melalui perhatian-Nya dalam kebutuhan sehari-hari mereka. Yesus lebih memilih berada di tengah orang kebanyakan daripada di antara para pemimpin agama, karena kelompok orang awam memiliki. Iman Maria tertuju kepada Yesus ketika masalah datang. Ini ditunjukkannya pada ayat 3: ”Mereka kehabisan anggur”. Ini adalah pernyataan kebergantungannya kepada Yesus (Ay. 3; lih. Mrk. 6:3a). Namun, Yesus berkata, “Mau apakah engkau dari pada-Ku…?”. Perkataan ini menegaskan perlunya kerendahan hati untuk meminta pertolongan kepada Allah.
Dengan iman, Maria memerintahkan kepada para pelayan untuk melakukan apa yang menjadi perkataan Yesus untuk dilakukan (Ay. 5). Yesus memerintahkan para pelayan itu untuk mengisi 6 tempayan yang dipergunakan sebagai pembasuhan dengan air (Ay. 6, 7). Sesudahnya, Yesus memerintahkan mereka untuk mencedok air dalam tempayan tersebut dan membawa air itu kepada pemimpin pesta (Ay. 8). Maka air biasa itu berubah menjadi anggur. Anggur baru itu membuat kehidupan pasangan keluarga baru di desa kecil ini terhindar dari rasa malu (Ay. 10).
Benang Merah Tiga Bacaan:
Dari ketiga bacaan di atas, kita memiliki benang merah: kesetiaan umat kepada Allah, membawa pembaharuan hidup serta pertolongan-Nya. Allah tidak akan meninggalkan umat milik-Nya. Penyertaan Allah kepada umat-Nya nyata dengan pemberian rupa-rupa karunia yang dipakai untuk kebaikan dan kemuliaan nama-Nya.
Rancangan Khotbah: Bahasa Indonesia
(Ini hanyalah sebuah rancangan khotbah, silakan dikembangkan sesuai dengan konteks jemaat masing-masing)
Pendahuluan
Kita sering mendengar untuk mengatasi masalah sampah, kampanye yang biasa digaungkan adalah 3R, yaitu Reduce (Mengurangi), Reuse (Memakai Kembali), Recycle (Mendaur Ulang). Namun, seiring berkembangnya pengetahuan, 3R saja dirasa tidak cukup untuk mengatasi masalah sampah. Oleh karena itu, saat ini muncul konsep 9R di bidang persampahan.
Gagasan 9R ini terkait dengan pengelolaan sampah sebagai konsep baru yang melengkapi 3R. Konsep ini menjabarkan sinergitas upaya pencegahan hingga pengolahan sampah. Upaya tersebut antara lain Refuse (Menolak), Rethink (Memikirkan Kembali), Reduce (Mengurangi), Reuse (Memakai Kembali), Repair (Memperbaiki), Refurbish (Membaharui), Remanufacture (Memproduksi Ulang), Repurpose (Menggunakan Kembali), Recycle (Mendaur Ulang), dan Recover (Memulihkan).
Dalam penerapannya, 9R sangat erat hubungannya dengan ekonomi sirkular, yaitu sebuah model sistem ekonomi yang bertujuan menghasilkan pertumbuhan ekonomi dengan mempertahankan nilai produk, bahan, dan sumber daya selama mungkin (Ellen MacArthur, 2015). Ekonomi sirkular berpegang pada 3 prinsip utama, yaitu mengurangi limbah, menjaga produk dan bahan yang digunakan, serta regenerasi sistem alam. Sistem ini bertujuan untuk mengurangi kerusakan sosial dan lingkungan. Dengan menerapkan 9R, diharapkan laju kerusakan lingkungan bisa dihambat.
Isi
Melalui bacaan 1: Yesaya 62:1-5, kita melihat bagaimana janji Allah akan pembaharuan dan pemulihan bangsa Yehuda disampaikan oleh nabi Yesaya. Ketika mereka pulang dari tanah pembuangan Babel, bangsa Yehuda akan dipulihkan oleh Allah dan diberikan nama baru. Yehuda akan disebut sebagai tempat dimana Allah akan disembah dan dimuliakan oleh segenap umat. Kiasan ‘perkawinan’ digunakan untuk menggambarkan hubungan antara Yehuda dengan Allah yang begitu dekat (Ay. 4-5). Ini merupakan kehormatan yang besar, terlebih mengingat bangsa Yehuda telah melewati keadaan yang memilukan dan menyedihkan. Selama pembuangan Babel, seakan-akan Allah telah meninggalkan Yehuda, umat yang dikasihinya itu. Namun seiring dengan berakhirnya masa pembuangan, maka pemulihan dan pembaharuan bangsa Yehuda akan dimulai dan terus terjadi. Tentu berita pengharapan akan restorasi bangsa Yehuda oleh Allah yang disampaikan oleh nabi Yesaya ini membawa rasa optimisme dan energi yang baru bagi bangsa Yehuda.
Bacaan ketiga, Yohanes 2:1-11 mengisahkan tentang mukjizat Yesus yang pertama, air menjadi anggur pada pesta perkawinan di Kana. Kisah ini menarik untuk direnungkan karena dalam melaksanakan acara perkawinan itu, ternyata muncul masalah yang harus diatasi dengan cepat, yaitu pihak mempelai pria kehabisan anggur untuk para tamu undangannya. Dalam tradisi Yahudi, anggur memainkan peranan yang penting dalam acara perkawinan.
Ketika peristiwa kehabisan anggur itu terjadi, orang yang berinisiatif untuk mencari solusi bukanlah pihak mempelai pria yang mengadakan pesta ataupun para pelayan, melainkan Maria ibu Yesus. Satu-satunya solusi agar anggur tetap tersedia, pesta perkawinan berjalan baik, keluarga mempelai pria dan wanita tidak menanggung malu adalah datang kepada Yesus. Karena itu, Maria langsung mencari dan mendekati Yesus. Ia meminta agar Yesus mau mengulurkan tangan-Nya untuk membantu menyelesaikan persoalan ini. Dalam situasi panik, tergambar jelas ekspresi keprihatinan Maria terhadap kondisi yang terjadi saat itu. Namun, apa yang dikatakan Yesus, “Mau apakah engkau dari padaku ibu? Saatku belum tiba.” Yesus hendak mengingatkan ibunya tentang tanggung jawab yang akan dilaksanakannya harus selaras dengan perintah Bapa-Nya.
Sebaliknya, Maria memerintahkan para pelayan untuk mengikuti semua instruksi yang dikatakan oleh Yesus. Mukjizat Yesus terjadi, air yang sudah dimasukkan ke dalam tempayan, setelah dicicipi berubah menjadi anggur yang baik kualitasnya. Seharusnya ada seorang pelayan yang mencicipinya terlebih dahulu sebelum disajikan kepada para tamu undangan. Namun yang terjadi, Yesus memerintahkan para pelayan untuk langsung mencedok dan membawanya kepada pemimpin pesta. Pemimpin pestalah yang mengecap air menjadi anggur itu.
Jikalau kita melihat dari dari sisi ekologi, mukjizat yang dilakukan oleh Yesus ini sangat mendukung kondisi ekologis pada pesta perkawinan tersebut, yaitu tidak sampai mendatangkan anggur dari luar pesta perkawinan. Artinya, proses pembuatan anggur dengan kualitas baik membutuhkan proses panjang dan buah anggur yang banyak. Mukjizat Yesus menjadikan situasi tetap terjaga kondusif dan efisiensi dalam banyak hal. Yesus mengubah masalah menjadi berkat. Melalui ketaatan para pelayan, anggur baru membuat kehidupan pasangan keluarga baru di desa kecil ini terhindar dari rasa malu (Ay. 10). Karya Yesus pada perjamuan kawin di Kana ini merupakan bentuk pernyataan kepedulian Allah, atas kehidupan manusia berdosa yang sarat bencana dan tragedi. Yesus hadir untuk memberikan anggur baru kehidupan dalam hubungan-hubungan di komunitas agar diperbarui menjadi baik.
Pembaharuan-pembaharuan yang terjadi adalah bentuk penyertaan dan pertolongan Allah atas umat-Nya. Kasih dan pertolongan Allah dalam rupa pemberian karunia-karunia rohani harus dipergunakan untuk kebaikan hidup manusia dan kemuliaan nama Allah. Sebab rupa-rupa karunia rohani dan rupa-rupa pelayanan tersebut berasal dari Allah (1 Kor. 12:4,5). Ini menunjukkan bahwa kesetiaan umat kepada Allah akan membawa kepedulian Allah dalam bentuk pembaharuan hidup umat milik-Nya. Allah tidak akan meninggalkan umat milik-Nya dan akan memberikan pertolongan.
Dalam renungannya untuk Minggu Biasa ke-2 Tahun C, Scott Hahn membahas bagaimana pernikahan di Kana menyingkapkan dimensi lain dari hubungan kita dengan Tuhan. Yesus, sebagai mempelai laki-laki ilahi, memulai pelayanan publik-Nya di sebuah pernikahan untuk melambangkan hubungan perjanjian antara Tuhan dan manusia.
“melakukan apa pun yang Dia katakan” adalah kuncinya. Cavins menganjurkan untuk berdoa rosario untuk mengikuti kehidupan Yesus dengan perantaraan Maria, menekankan pentingnya mendengarkan bimbingan Yesus.
Anggur baru melambangkan Roh Kudus, yang mempersatukan kita dengan Kristus sebagai mempelai-Nya melalui baptisan. Hahn menekankan bahwa pesta pernikahan ini merupakan panggilan untuk hubungan perjanjian yang lebih dalam dengan Yesus.
Minggu Biasa ke-2 Tahun C menawarkan kepada kita pelajaran penting tentang karunia Roh Kudus, kesatuan dalam keberagaman, transformasi melalui Kristus, dan peran Maria. Renungan ini akan membantu kita memahami cara menerapkan ajaran-ajaran ini dalam kehidupan sehari-hari dan memperkuat iman kita.
Transformasi melalui Kristus
Bacaan Injil untuk Minggu Biasa II Tahun C mengisahkan tentang pernikahan di Kana. Yesus melakukan mukjizat pertama-Nya dengan mengubah air menjadi anggur. Mukjizat ini menunjukkan kuasa dan kepedulian Yesus terhadap sesama.
Tindakan Yesus di Kana juga melambangkan bagaimana Dia dapat mengubah hidup kita. Sama seperti Dia mengubah air menjadi anggur, Dia dapat mengubah hati kita dan membuat kita baru. Kisah ini mendorong kita untuk percaya pada kemampuan Yesus untuk membantu dan membimbing kita.
Kita dapat merenungkan mukjizat ini dengan memikirkan area-area dalam hidup kita yang perlu diubah. Kita harus meminta Yesus untuk membantu kita bertumbuh dan berkembang. Dengan percaya pada kuasa-Nya, kita dapat mengalami perubahan positif dan menjadi pengikut Kristus yang lebih baik.
Peran Maria
Peran Maria dalam pernikahan di Kana disorot dalam bacaan Injil untuk Minggu Biasa ke-2 Tahun C. Ia melihat bahwa anggur telah habis dan meminta Yesus untuk menolongnya. Iman dan kepeduliannya terhadap orang lain tampak jelas dalam tindakannya.
Permintaan Maria kepada Yesus menunjukkan kepercayaannya pada kemampuan-Nya untuk menolong. Ia menjadi contoh iman dan perantaraan. Sama seperti ia meminta Yesus untuk menolong di pesta pernikahan, kita dapat memintanya untuk menjadi perantara bagi kita melalui Putranya.
Merenungkan peran Maria dapat menginspirasi kita untuk beriman dan percaya kepada Yesus. Kita harus mengikuti teladannya dengan membawa kebutuhan kita kepada Yesus dan percaya pada kuasa-Nya untuk menolong. Kepedulian dan iman Maria mengingatkan kita untuk berpaling kepada Yesus di saat-saat membutuhkan.
Bapa, ibu, saudara, saudari, Hari ini kita memasuki Minggu Biasa II, setelah kita melalui Masa Natal, sebagai salah satu masa khusus dalam Siklus Kalender Liturgi Katolik. Kita memasuki minggu-minggu biasa, bukan berarti kita biasa-biasa saja. Minggu yang lalu saya sudah terangkan dalam khotbah bahwa Pembaptisan Yesus adalah moment pengukuhan Yesus sebagai Putra Allah untuk mulai berkarya di depan umum. Karya di depan public adalah karya untuk mewujudkan misi keselamatan umat manusia.
Ketika Yesus tampil pertama kali ke public, Dia melakukan mujizat mengubah air menjadi anggur, yang dikenal sebagai mujizat Yesus yang pertama. Pertanyaannya adalah mengapa baru tampil ke publik, Yesus langsung membuat mujizat itu? Mujizat itu, tidak saja untuk memenuhi permintaan Maria, tetapi hendak menunjukkan bahwa Yesus benar-benar Putra Allah. Sebagai Putra Allah, hanya Dialah yang dapat melakukan mujizat model begitu. Dan mujizat itu juga hendak mengatakan juga bahwa Yesus yang adalah Tuhan itu peduli, menaruh belas kasih kepada manusia yang mengalami problematika dalam hidupnya.
Mujizat Yesus ini, mungkin kemudian menjadi inspirasi terciptanya lagu rohani:” Mukjizat Itu Nyata.” Mukjizat Itu Nyata adalah album religi Kristen yang dirilis tahun 2006 dari pemenang Indonesian Idol pertama, yaitu Joy Tobing. Dalam album ini, Joy Tobing berkolaborasi dengan Jelita Tobing, yaitu merupakan adik perempuan Joy sendiri. Jelita pernah mengikuti Akademi Fantasi Indosiar Musim Ketiga, tetapi ia tersenggol di babak 11 besar. Album ini merilis single “Allah itu Kasih” yang merupakan single Religi Kristen Terbanyak di unduh di Indonesia tahun 2007 dengan total pengunduh 1.4 juta unduhan. Lagu itu juga merupakan lagu yang paling banyak di Streaming di radio-radio musik religi Kristen di Indonesia pada tahun 2007-sekarang.
Selanjutnya saya mengutip lengkap syair lagu itu.
Tak terbatas kuasaMu Tuhan
Semua dapat Kau lakukan
Apa yang kelihatan mustahil bagiku
Itu sangat mungkin bagiMu
Di saat ku tak berdaya
KuasaMu yang sempurna
Ketika ku percaya
Mujizat itu nyata
Bukan karna kekuatan
Namun rohMu ya Tuhan
Ketika ku berdoa
Mujizat itu nyata
Di saat kutak berdaya
KuasaMu yang sempurna
Ketika kupercaya
Mujizat itu nyata
Ketika kupercaya
Mujizat itu nyata
Ketika kuberdoa
Mujizat itu nyata
Apa yang dapat kita petik dari pesan lagu yang terinspirasi dari Mujizat Tuhan?
Pertama, Kuasa Tuhan sungguh tiada batasnya
Kuasa Tuhan itu sempurna.
Disaat kita tak berdaya, kuasa Tuhan yang tiada batasnya itu mentransformasi hidup kita melalui mujizat yang dibuatnya. Apa yang tidaklah mungkin bagi manusia, akan mungkin bagi Tuhan.
Asal Manusia percaya akan kuat kuasa Allah maka mujizat itu akan jadi nyata. ***