Oleh : Romo Antonius Prakum Keraf, PR
WARTA-NUSANTARA.COM–|Menjadi Pembawa Kabar Baik|TIDAK ada orang sempurna. Kita manusia hidup dengan segala kekurangan dan kelemahan. Kita memikul beban dari sejarah hidup kita, sejarah hidup keluarga.
Hidup kita terbelenggu oleh rupa-rupa perasaan akan ketidak sempurnaan kita di hadapan Allah dan manusia. Namun, oleh belaskasih Allah, kita menerima panggilan untuk menjadi pembawa kabar baik.
Belaskasih Allah jauh lebih kuat dari segala kelemahan atau kerapuhan kita. Hanya orang yang siap menjadi pembawa kabar baik, pembawa pengampunan dan damai sejahtra memilikimasa depan. Yesus tampil sebagai pembawa kabar baik.
Dialah manusia sempurna. Ia menjadi pembawa kabar baik setelah Ia menghadapi pencobaan berat di padang gurun. Roh Kudus menuntun dan mengurapi Dia untuk menjadi pembawa Kabar baik.
Ia menunjukkan, pencobaan adalah batu ujian bagi iman dan kesetiaan kita menjadi pembawa kabar baik. Pelajaran penting untuk kita renungkan:
1) Seorang pembawa kabar baik menerima kekuatan baru dari Kristus untuk menjadi manusia merdeka, lepas bebas dari belenggu masa lalu agar ia lebih siap untuk mengampuni, siap menjadi pembawa kabar baik bagi sesama. Tanpa semangat lepas bebas dari keterikatan masa lalu kita tidak dapat menjadi pembawa kabar baik!
2) Tahun 2025, adalah tahun Yubileum, tahun suci. Tahun Yubileum mengajak kita meningkatkan Kehidupan spiritual melalui ziarah, doa, pertobatan, dan tindakan kasih.
Keluarga-keluarga dapat memaknai tahun Yubileum sebagai kesempatan istimewa untuk merayakan ulang tahun pernikahan, membaharui janji pernikahan dan siap menjadi pembawa kabar baik di tengah keluarga.
Semoga oleh urapan Roh Kudus, roh belaskasih Tuhan, kita siap mewujudkan panggilan kita bersama Kristus, menjadi pembawa kabar baik bagi sesama. Tuhan memberkati kita semua!
(Romo Antonius Prakum Keraf, Pastor Paroki Santa Maria Hati Tak Bernoda Baniona, Dekenat Adonara, Keuskupan Larantuka)