Mahasiswa Kimia UNWIRA Sambut Walikota Kupang Melalui Latih Warga Lasiana Buat POC






KUPANG : WARTA-NUSANTARA.COM–Mahasiswa mahasiswi Program Studi Kimia, Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA) Kupang, punya cara lain untuk menyambut Walikota dan Wakil Walikota Kupang yang baru, pada Sabtu; 01 Maret 2025.



Bentuk penyambuatan itu adalah melalui pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) dengan system komposter tumpuk, bagi warga di RT 08 Kelurahan Lasiana Kota Kupang. Sebanyak 6 orang mahasiswa/i Program Studi Kimia FST UNWIRA yang kini duduk di semester 2, di bawah pimpinan Renaldus Haryanto Berani menggelar kegiatan tersebut dalam dampingan seorang dosen Kimia yakni, Gerardus Diri Tukan (Gerady Tukan). Petatihan yang dilakukan tersebut sebagai bentuk kepedulian terhadap masalah krusial di Kota Kupang yakni sampah. Selain itu juga sebagai cara memanfaatkan waktu hari libur kuliah pada hari Sabtu untuk kegiatan pengembangan diri.


Kegiatan pelatihan pegolahan sampah organic rumah tangga untuk menghasilkan Pupuk Organik Cair (POC) di wilayah RT 08 tersebut, mendapat sambutan baik dari Ketua RT 08 Kelurahan Lasiana Kota Kupang, Janto Sela. Pemilihan lokasi pelatihan di RT 08 Kelurahan Lasiana karena merupakan salah satu wilayah yang terdapat beberapa hunian mahasiswa atau warga dalam bentuk kos-kosan. Setiap lokasi kos-kosan terdapat sejumlah penghuni, dan itu menjadi sumber sampah organic rumah tangga. Selain itu, wilayah RT 08 juga diapiti oleh wilayah RT yang lain yang juga terdapat kompleks-kompleks hunian yang relative padat. Dengan dilakukannya kegiatan di wilayah RT 08, diharapkan dapat menjadi informasi dan inspirasi agar dapat dilakukan pula di wilayah RT lain sekitarnya sehingga kompleks-kompleks tersebut dapat muncul menjadi pioner penanganan dan pengolahan sampah organic rumah tangga, sebagai upaya nyata untuk mengatasi sampah di Kota Kupang. Demikian yang dikemukakan oleh Renaldus dan Gerardus, yang juga mendapat tanggapan positif dari ketua RT 08 Kelurahan Lasiana, Janto Sela. .



Gerardus Diri Tukan, dalam penjelasannya tentang proses pengolahan sampah organic rumah tangga menjadi POC menggunakan system komposter tumpuk, di hadapan beberapa pemuda dalam wilayah RT 08 yang merupakan para mahasiswa penghuni kos-kosan serta dua orang tokoh masyarakat dari RT 04 yang sempat mengikuti, yakni Juin Taneo dan Marselinus Mohat,, menjelaskan bahwa dengan mengolah sampah organic rumah tangga menggunakan komposter tumpuk, akan dihasilkan tiga produk yang bisa bernilai uang. Ketiga produk itu adalah Pupuk Organic Cair untuk memupuk tanaman. maggot (ulat atau larva dari lalat tentara hitam) sebagai bahan pakan ternak yang bernilai tinggi dan pupuk organic padat. Informasi-informasi itu disampaikan sebelum dilakukan praktek pembuatan komposter tumpuk dan memasukan sampah dapur untuk menjalani proses fermentasi,


Gerady lebih jauh mengajak peserta kegiatan agar menjadi pioner membantu pemerintah Kota Kupang dalam upaya penanganan sampah dan terutama membangun budaya peduli mengolah sampah sendiri untuk kebaikan bersama. “Pak Walikota yang baru ini, pada salah satu program seratus hari pertama adalah mau menyelesaikan masalah sampah dan mengangkat derajat Kota Kupang dari penilaian sebagai Kota terkategori kotor lantaran sampah warga dan budaya penanganan sampah yang tergolong rendah. Lalu, niat dan tekad pak Walikota ini ditantang sejumlah kalangan yang pesimis bahwa seratus hari itu mustahil.
Bagi saya, itu mudah dilakukan dan kita mulai dari rumah kita, dari wilayah RT kita masing-masing dengan cara yang akan kita lakukan ini. Pak Wali letupkan ide yang harus menggugah kita untuk tidak boleh hidup dan berkeliaran di atas tumpukan sampah kita sendiri, apalagi sampah dari dapur yang sangat mudah menjadi penyebab bau busuk. Kita harus rishi sebab kita ini manusia.
Apalagi adik-adik mahasiswa yang berdomisili di tengah masyarakat biasa, maka harus lebih peka, lebih peduli dan lebih tergugah untuk merasa rishi jika lingkungan kotor oleh sampah kita sendiri. Kita harus menjadi pihak yang optimis untuk ambil langkah guna mengatasi masalah sampah. Bila perlu RT 08 dan RT 04 Kelurahan Lasiana Kota Kupang muncul menjadi contoh dan penggerak utama penanganan sampah organic rumah tangga secara cerdas. Kita dukung letupan tekad pak Walikota yang baru”. Ujar Gerady mengajak peserta kegiatan.



Pelatihan dilakukan melalui dua tahap yakni pembuatan komposter tumpuk dan pengolahan sampah dapur di dalam komposter. Komposter tumpuk dibuat dengan cara menumpuk dua ember matex bekas, yang dirancang menjadi satu. Ember bagian atas sebagai tempat meletakkan sampah organic yang telah dicacah halus dan disirami dengan larutan EM4, sedangkan ember bagian bawah sebagai wadah penampung cairan (pupk cair) hasil penguraian dari bahan sampah organic yang diletakkan di ember bagian atas, yang telah dilubagi bagian dasarnya.
Para peserta kegiatan berhsil membuat empat komposter tumpuk. Keempat komposter tumpuk tersebut disebar ke kompleks hunia warga yakni: tiga unit diletakkan di tiga lokasi berbeda dalam wilayah RT 08, termasuk salah satunya di lokasi SDK Bunda Karmelitas dan PAUD Bunda Elesia Lasiana yang diasuh oleh para suster-suster Karmelitas dan diterima oleh Sr. Rita K. Capah, dan satu unit komposter di wilayah RT 04. Ember-ember mateks bekas, diperoleh para mahasiswa dari bantuan mas Puji dan kawan-kawan yang sedang menangani pembangunan gedung kapela di kampus UNWIRA, Penfui Kupang. *** (GDT/WN-01)