ADVERTISEMENT
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak
Senin, Agustus 4, 2025
No Result
View All Result
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Khotbah Minggu Prapaskah III/C (2025) : “Bertobat Harus Sebagai Gaya Hidup

by WartaNusantara
Maret 22, 2025
in Uncategorized
0
OLE-OLE DARI KAMPUNG SELATAN (Untuk DPRD NTT Terpilih, Calon Gubernur NTT dan Calon Bupati Lembata)
0
SHARES
97
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh : Germanus S. Atawuwur, Alumnus STFK Ledalero

Kel. 3:1-8a.13-15; 1 Kor.10:1-6.10-12; Luk. 13:1-9

WARTA-NUSANTARA.COM–Bapa, ibu, saudara, saudari yang terkasih, kita sekarang berada pada minggu prapaskah III. Pesan dari bacaan-bacaan suci hari ini adalah tentang Kekudusan Allah dan ajakan untuk terus-menerus membangun sikap tobat. Tobat adalah pintu masuk memandang Wajah llah Yang Kudus. Tetapi sebaliknya, jika tidak ada pertobatan hidup akan binasa.

“Ketika dilihat TUHAN, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya:”Musa, Musa!” dan ia menjawab: “Ya, Allah.”  Lalu Ia berfirman: “Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus.”  Lalu Musa menutupimukanya, sebab ia takut memandang Allah. Dan TUHAN berfirman:”Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka. Aku telah mengetahui penderitaanmereka. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir.  

Tuhan mengutus Musa untuk membebaskan bangsa Israel. Namun Musa belum yakin. Dia takut orang Israel tidak percaya akan misi pembebasan itu. Karena itu Musa berkata kepada Allah: “Tetapi apabila aku mendapatkan orang Israel dan berkata kepada mereka: Allah nenek moyangmu telah mengutus aku kepadamu, dan mereka bertanya kepadaku: bagaimana tentang nama-Nya? Apakah yang harus kujawab kepada mereka?” Firman Allah kepada Musa: “AKU ADALAH AKU.” Firman-Nya lagi: “Beginilah kaukatakan kepada orang Israel itu: AKULAH AKU telah mengutus aku kepadamu.” 

RelatedPosts

Bantuan Pakaian Bagi Korban Erupsi Lewotobi Disalurkan di Flores Timur

Abolisi dan Absolusi : Politik dan Iman 

Jelang HUT ke-80 RI, Pemkab Malaka Gelar Berbagai Perlombaan

Jelang HUT ke-80 RI, Pemkab Malaka Gelar Berbagai Perlombaan

Load More

Mengapa Musa mesti bertanya kepada Tuhan tentang nama-Nya? Bukankah dia sendiri sudah memanggil-Nya sebagai Allah? Pertanyaan Musa tentang nama Tuhan dapat dimengerti dalam konteks kehidupan orang Israel di negeri Mesir.

Mesir mempunyai begitu banyak dewa-dewi dengan beraneka nama. Kepada dewa-dewi itulah orang Mesir menyembah berhala. Dewa-dewi orang Mesir itu memiliki nama dan kekuasaan atas aspek-aspek tertentu dalam kehidupan orang Mesir.

Misalnya, dewi Isis berkuasa atas wanita, anak-anak, dan pengobatan. Dampaknya, bangsa Israel dikelilingi oleh kuil-kuil yang didedikasikan untuk dewa-dewi itu dan karenanya mereka pun ikut terkontaminasi dalam penyembahan berhala.

Maka bagi Musa, adalah penting untuk mengetahui Nama itu, agar dia sendiri yakin dengan tugas perutusan itu dan orang Israel pun percaya bahwa Dia yang mengutus Musa bukanlah salah satu dewa atau dewi negeri Mesir. Kepada Musa, Allah pun menyebut diri-Nya sebagai Aku adalah Aku. Aku adalah Aku hendak mnggambarkan pertama Allah sebagai Maha Ada. Allah sebagai Causa Prima, sebagai Sebab Pertama dari semua yang ada di bumi. Karena itu, Dia melampaui semua ciptaan-Nya itu. Kedua, Tuhan juga hendak mengatakan kepada Musa, bahwa Sang Ada itu, bukanlah seperti dewa-dewi Mesir yang hanya menguasai sebagian kecil dari aspek hidup manusia. Tetapi, Dia Yang Maha Ada itu adalah Yang Maha Kuasa. Dewa-dewi orang Mesir itu tiada apa-apanya.

Ketiga, Tuhan hendak mengatakan kepada Musa bahwa Dia adalah Kudus. Karena itu maka Dia melarang Musa  untuk tidak boleh mendekati tempat itu. “Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus .”

Karena begitu Kudusnya Allah maka Musa pun menutupimukanya, sebab ia takut memandang Allah. Kekudusan Allah itu dipertentangkan dengan kejahatan Israel, dengan symbol penanggalan kasut dan penutupan muka yang dilakukan oleh Musa.  Jadi, penyataan awal Allah kepada Musa adalah tentang kekudusan-Nya. Kekudusan artinya pemisahan dari dosa dan kejahatan. Musa selaku hamba Allah harus senantiasa ingat bahwa Allah yang dilayaninya itu kudus.

Bapa, ibu, saudara, saudari yang terkasih,  Injil hari ini yang menceritakan perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah menggambarkan Israel yang diceritakan dalam bacaan I itu. Bahwa Israel yang berkelakuan jahat, karena turut tercemar dalam perbuatan-perbuatan penyembahan dewa-dewi Mesir, lalu tidak mengakui Kemahakuasaan Allah.

Selain itu, pohon arah juga menunjuk kepada orang-orang yang mengaku percaya kepada Yesus, tetapi tidak berpaling dari dosa. Karena itu maka Paulus kepada jemaat di Korintus mengatakan bahwa jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang telah diperbuat oleh orang Israel.  Orang Israel boleh permisif dengan dosa penyembahan berhala dan kebejatan, tetapi jika tidak bertobat pasti  menerima hukuman.

Karena itu maka perumpamaan pohon ara yang tidak berbuah dikaitkan juga dengan sikap permisif orang Yahudi itu. Orang Yahudi sangka bahwa  orang Galiela yang dicampurkan darahnya atau kedelapan belas orang yang mati ditimpa menara dekat Siloam itu lebih besar dosanya daripada mereka sendiri. Tetapi Yesus bilang jikalau kamu tidak bertobat,kamu semua akan binasa atas cara demikian!

Saudara-saudara, pohon ara yang tidak berbuah pun menunjuk juga kepada kita yang hidup di zaman ini. Pohon ara yang tidak berbuah itu menandakan bahwa kita semua masih bergelimang dalam dosa. Kita masih penuh dosa. Karena itu Tuhan hendak “menebang dan mencampakan” kita ke dalam api karena sudah tidak berguna. Namun pengurus kebun itu, yang tidak lain adalah Yesus sendiri melakukan negoisasi. “Tuan, biarlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanahnya dan memberi pupuk kepadanya, mungkin tahun depan ia berbuah, jika tidak tebanglah Dia.

Tuan, biarlah dia tumbuh tahun ini lagi sejatinya adalah kesempatan istimewa yang diberikan untuk menata hati lalu membuang manusia lama kita. Biarlah dia tumbuh tahun ini lagi  harus dipahami sebagai kemendesakan bagi kita untuk segera “menanggalkan kasut” kejahatan kita lalu memandang Tuhan sebagai Allah Yang Kudus. Biarlah dia tumbuh tahun ini lagi adalah kayros untuk memandang Wajah Allah yang Kudus. Akhirnya, biarlah dia tumbuh tahun ini lagi, adalah tawaran untuk kita berpartisipasi dalam kekudusan Allah.   

Sisa-sisa masa puasa ini, adalah usaha yang terus-menerus untuk “mencangkul” tanah hati kita dengan mengakui dosa-dosa kita lalu “memupuknya”dengan berkanyang dalam doa dan berbelarasa sambil beramal kasih. Maka mengakhiri khotbah ini, saya mengajak kita sekalian, agar menjadikan Tobat Sebagai Gaya Hidup agar dengan demikian kita pun turut memandang Wajah Allah yang Kudus, Allah yang menyelamatkan kita.

WartaNusantara

WartaNusantara

Related Posts

Bantuan Pakaian Bagi Korban Erupsi Lewotobi Disalurkan di Flores Timur
Uncategorized

Abolisi dan Absolusi : Politik dan Iman 

Abolisi dan Absolusi : Politik dan Iman  Oleh Febry Silaban WARTA-NUSANTARA.COM--  Mungkin Tom Lembong, mantan Mendag yang saleh, pernah berlutut...

Read more
Jelang HUT ke-80 RI, Pemkab Malaka Gelar Berbagai Perlombaan

Jelang HUT ke-80 RI, Pemkab Malaka Gelar Berbagai Perlombaan

Bupati Lembata Sambut Hangat Kepulangan Meisya, Petugas LPSK Kawal Ketat 

Bupati Lembata Sambut Hangat Kepulangan Meisya, Petugas LPSK Kawal Ketat 

Bantuan Pakaian Bagi Korban Erupsi Lewotobi Disalurkan di Flores Timur

Aliansi Terlibat Bersama Korban Geothermal Flores Surati Gubernur NTT Melki Laka Lena

Wagub Johni Asadoma Dorong UPG 1945 NTT  Hadirkan Layanan Pendidikan Berkualitas

Wagub Johni Asadoma Dorong UPG 1945 NTT  Hadirkan Layanan Pendidikan Berkualitas

Suara Untuk Aksi Iklim Berkeadilan : Diskusi Publik Masa Depan Berkelanjutan di Indonesia

Suara Untuk Aksi Iklim Berkeadilan : Diskusi Publik Masa Depan Berkelanjutan di Indonesia

Load More
Next Post
Oase Kehidupan Sabtu, 31 Juli 2021

Oase Kehidupan Minggu Prapaskah, 23 Maret 2025

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ads

Tag

mostbet mostbet UZ Sastra
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
  • Internasional
  • National

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In