Brigadir Jenderal Elkius Kobak Panglima TPNPB Kodap XVI Yahukimo Siap Bertanggung Jawab Atas Pembunuhan Guru-Guru Yang Dikirim Oleh Panglima TNI Di Yahukimo
PAPUA : WARTA-NUSANTARA.COM–Siaran Pers Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB Ke II Per Sabtu, 22 Maret 2025 mengungkapkan, Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB telah menerima laporan resmi dari Brigadir Jendral Elkius Kobak Panglima TPNPB Kodap XVI Yahukimo pada hari ini Sabtu, 22 Maret 2025 sekitar pukul 22.40 bahwa ; Kami siap bertanggung jawab atas pembunuhan agen intelijen Indonesia yang berprofesi sebagai guru di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo pada hari Jumat, 21 Maret 2025 sekitar pukul 16.00.
Pembunuhan tersebut dilakukan oleh pasukan dari Batalion Eden Sawi dan Sisipia atas perintah saya, sebagai Panglima Kodap XVI setelah menyelesaikan wawancara antara wartawan dan Panglima TNI. Karena dalam wawancara tersebut.
Panglima TNI Mengatakan bahwa; semua Guru-guru dan Tenaga kesehatan yang bertugas di Papua adalah anggota saya. Kata panglima TNI, maka dalam pernyataannya tersebut saya perintahkan pasukan untuk melakukan pembunuhan terhadap enam orang anggota TNI yang berprofesi sebagai guru dan membakar sekolah di Distrik Anggruk.
Mayor Ohyon Elambu komandan batalion Angguruk dan Mayor Yosua Sobolim komandan batalion Sisipia dan pasukan dari Batalion Eden Sawi menyatakan bahwa aksi pembunuhan tersebut kami yang lakukan atas perintah panglima daerah dan kami siap bertanggung jawab.
Maka dalam hal ini kami sampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto dan Panglima TNI untuk tidak melakukan serangan balasan terhadap warga sipil dengan sembarangan di Distrik Anggruk karena pasukan kami telah kembali ke Markas di gunung sebelah.
Pembunuhan yang kami lakukan itu atas pernyataan Panglima TNI sendiri terkait dengan guru-guru dan tenaga kesehatan yang dikirim oleh Panglima TNI ke Papua bahwa mereka adalah anggota TNI yang ditugaskan di Papua. Dalam hal ini kami lampirkan bukti video pernyataan Panglima TNI dibawa ini.
Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB dalam hal itu pun menghimbau kepada seluruh guru-guru dan tenaga kesehatan untuk segera tinggal wilayah konflik bersenjata di tanah Papua mulai hari Minggu, 23 Maret 2025 karena operasi pembersihan agen intelejen militer pemerintah indonesia akan berlangsung pada hari Senin, 24 Maret 2025 dan berlaku di seluruh wilayah operasi TPNPB.
Demikian Siaran Pers Ke II Manajemen Markas Pusat KOMNAS TPNPB Per Sabtu, 22 Maret 2025 oleh Sebby Sambom Jubir TPNPB OPM yang diterima Warta-Nusantara.Com, Minggu23 Maret 2025.
Laporan dari : Penanggungjawab Nasional Komando Markas Pusat Komando Nasional TPNPB-OPM, Jenderal Goliath Tabuni
Panglima Tinggi TPNPB-OPM, Letnan Jenderal Melkisedek Awom
Wakil Panglima TPNPB-OPM, Mayor Jenderal Terianus Satto
Kepala Staf Umum TPNPB-OPM, Mayor Jenderal Lekagak Telenggen Komandan Operasi Umum TPNPB-OPM. ***
Diserang KKB Yahukimo, 6 Guru Dikabarkan Terbakar dalam Rumah

Sebanyak 6 orang guru dikabarkan meninggal dunia akibat diserang kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, pada Jumat, 21 Maret 2025.
Informasi ini beredar luas setelah sejumlah warga Yahukimo mendapat kabar terkait aksi penyerangan yang dilakukan oleh KKB di Distrik Anggruk.
Aksi penyerangan dilakukan KKB dengan membakar sekolah SD YPK Anggruk dan rumah guru.
Adapun informasi terkait korban meninggal dunia belum diperoleh secara lengkap, hanya saja korban disebutkan merupakan warga asal Kupang, Flores dan Atambua.
Informasi kejadian penyerangan dan pembakaran sekolah maupun rumah guru, dilakukan KKB yang berjumlah sekitar 20 orang. Mereka juga terlihat membawa senjata api.
Motif penyerangan itu diduga karena tidak diberikan uang oleh masyarakat Distrik Anggruk saat kelompok tersebut meminta uang kepada Masyarakat karena masyarakat sendiri juga tidak memiliki uang.
Bahkan dampak dari kabar penyerangan KKB ini membuat warga Yahukimo dari Distrik Pronggoli dan Distrik Panggema terpaksa mengungsi, bahkan ada yang mengungsi hingga ke Jayapura maupun Wamena.
Kepala Operasi (Kaops) Damai Cartenz, Brigjen Faizal Ramadhani, mengaku belum dapat memastikan kebenaran kabar maupun informasi tentang aksi pembunuhan terhadap guru dan tenaga kesehatan (nakes) di Distrik Anggruk, Kabupaten Yahukimo.
“Informasinya masih simpang siur, memang katanya ada korban, tapi masih belum pasti,” ujarnya saat dihubungi melalui telepon, Sabtu (22/3/2025).
Untuk memastikan kebenaran informasi tersebut, Brigjen Faizal telah memerintahkan personelnya di Wamena, Jayawijaya, untuk mencari para pengungsi dari Yahukimo.
“Anggota di Wamena saya lagi suruh cari informasi karena katanya sudah ada yang dievakuasi,” ungkapnya.
Sementara Kapolres Jayawijaya, AKBP Heri Wibowo, mengaku telah mendengar kabar bahwa ada beberapa warga dari Distrik Anggruk yang tiba di Wamena.
“Memang tadi informasinya sudah ada yang mengungsi, cuma saya belum bisa pastikan jumlahnya,” kata dia.
Letak Distrik Anggruk sendiri lebih dekat dengan Wamena dibanding dengan Distrik Dekai yang merupakan ibukota dari Kabupaten Yahukimo.
Berbagai sumber menyebutkan, Paskalia Liman, Putri Semata Wayang dari Frans Erak Liman, asal Desa Puor B, Kecamatan Wulandoni, Kabupaten Lembata, Provinsi NTT seorang guru di Yahukimo dinyatakan selamat dari serangan KKB di Papua yang sebelumnya dikabarkan menjadi salah satu korban dari 6 guru tersebut. *** (* Laporan : Frans Kobun, Jurnalis dari Papua/WN-01)