ADVERTISEMENT
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak
Kamis, Mei 15, 2025
No Result
View All Result
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Lingkungan

Desa Posiwatu Memanen Air di Musim Hujan

by WartaNusantara
Mei 14, 2025
in Lingkungan
0
Desa Posiwatu Memanen Air di Musim Hujan
0
SHARES
42
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Desa Posiwatu Memanen Air di Musim Hujan

LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM– Desa Posiwatu di pulau Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur, tepatnya di kecamatan Wulandoni, Selatan pulau tersebut. Masih dalam Kawasan lereng gunung Labalekan dan terpaut tidak jauh dari kampung nelayan Ikan Paus Lamalera. Desa kecil ini dihuni 125KK, di antaranya 21,6%KK dipimpin perempuan.

Dari total KK desa Posiwatu, 68,8% KK bermata pencarian murni petanilahan kering. Sisanya petani sambil bekerja sebagai karyawan, sopir, tukang bangunan, guru PNS dan buruh tani. Pekerjaan tambahan seperti tukang bangunan, sopir dan karyawan umumnya dijalani pada musim kemarau lantaran di musim itu para petani berkurang aktivitasnya. Sebabnya, para pertani di desa ini bergantung sepenuhnya pada hujan.

Dari mata pencarian mayoritas inilah, sumber pangan utama mereka pereoleh. Padi ladang aneka jenis, jagung, singkong dan kacang-kacangan. Hingga saat ini para petani sedang budidayakan sejumlah padi lokal yang selama ini perlahan hilang. Seperti padi wangi. Upaya ini dimulai paska berlangsungnya Sekolah Lapang Kerja Budaya Kedaulatan Pangan (SLKB) kerja sama Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial di Larantuka, Yayasan Perdikan Insist di Jogya, Kementrian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Tekhnologi dan Institus Filsafat dan Tenkhnologi Kreatif (IFTK) Ledalero Maumere sepanjang tahun 2022 silam.

RelatedPosts

Bupati Kanis Rayakan Ultah ke-56, Bersama, Sekretariat Daerah Bersihkan Sampah

Bupati Kanis Rayakan Ultah ke-56, Bersama, Sekretariat Daerah Bersihkan Sampah

BADKO HMI Kecam PT SMGP Tutup Mata Atas Dugaan Kobocoran Pipa Pembuang Limba dan Lumpur Panas

BADKO HMI Kecam PT SMGP Tutup Mata Atas Dugaan Kobocoran Pipa Pembuang Limba dan Lumpur Panas

Load More

Kajian partisipatif yang dilakukan kala itu antara lain memunculkan cerita manarik tentang aneka pangan local yang terdiri dari pangan budidaya dan pangan non budidaya, pangan nabati dan pangan hewani. Mengejutkan bahwa desa ini punya cerita menarik keanekaragaman pangan yang dipelihara turun temurun, walau beberapa jenisnya telah hilang karena kurang mendapat perhatian.  Salah satu sebabnya adalah para petani disibukan dengan pembagian benih-benih pangan baru dari para agen pembangunan terlebih pemerintah daerah. Tidak salah, cuma koreksinya bahwa pangan lokal tidak mesti hilang darinya keanekaragaman pangan dan gizi bersumber.

Kekeringan dan Kekurangan air

Profil pertanian lahan kering di desa ini cukup ekstem karena musim hujan maksimal sekitar tiga bulan. Kadang lebih rendah sekitar 2 bulan saja. Sedangkan musim kemarau mencapai 9 bulan setahun. Akibatnya, masalah air menjadi cerita buram turun temurun di desa ini, termasuk air untuk mendukung pertanian.

Cerita tentang perjuangan warga menghadapi air yang kurang ternyata bukan baru beberapa tahun terakhir. Terjadi sejak lama dan menjadi pengalaman Panjang. Bahkan sekitar tahun 1970-an masalah air telah menyeret perkelahian masal antara warga desa Posiwatu dengan desa Imulolong gara-gara suplai air bersih yang dipersoalkan kedua belah pihak.

Desa ini memiliki sebuah kali yang membelah desa jadi dua bagian masing-masing 2 dusun di dalamnya. Dari kali ini, setiap tahun Ketika musim hujan tiba mengalirlah air dengan debit yang cukup besar dari sumbernya yang tak jauh dari pemukinan. Air kali ini mengalir jauh hingga mencapai laut sehingga udang dan belut lautpun berpindah masuk jauh ke hulu.  Namun selepas tiga bulan dari musim hujan, tepatnya Juni sampai Juli, air ini perlahan-lahan menurun drastis dan kering total selama 5 sampai 6 bulan sebelum musim hujan tiba.

Musim kemarau yang Panjang disertai dengan kelangkaan air jadi pengalaman tahunan warga Piosiwatu. Jangankan untuk mendukung pertanian musim kemarau, untuk air bersih saja mesi hemat. Tentang air, warga desa ini terhimpit antara dua musim yang kontras.

Konsep Aksi

Terhadap realitas dua musim yang kontras ini, kajian partisipatif Kedaulatan Pangan melalui program SLKB  telah memotivasi masyarakat dan pemerintah desa untuk merencanakan aksi-aksi yang bisa dilakukan untuk mengatasi kekurangan air jangka Panjang. Kepala Desa Posiwatu Nikodemus Nuba siap mengalokasikan anggaran mendukung aksi, asalkan Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial  (YPPS) dan mitranya merancang konsepnya sekalipun dalam narasi lisan.

Bagi YPPS, konsep itu sudah ada di pikiran dan hati masyarakat. Hal itu terbaca dalam proses kajian partisipatif sebelumnya. Sebuah kali membelah desa. Pada kali iniah, di musim hujan air mengalir meluap melimpah mencapai laut. Hal sederhana namun ceerdas jika dilakukan adalah memanen air yang melimpah di musim hujan untuk disimpan dan dimanfaatkan di musim kemarau. Apalagi kali dimaksud juga melewati lahan pertanian pekarangan di dalam desa dan lahan pertanian non pekarangan di luar desa.

Sebuah sketsa ditawarkan. Sepanjang kali mulai dari hulu, dibangun kolam-kolam penampung air di musim hujan. Air kolam inilah yang akan dimanfaatkan untuk pertanian hortikultura di musim kemarau. Warga yang punya tanah sepanjang kali difasilitasi membangun kebun Permacultur (permanen agriculture) di kiri dan kanan kali membentuk sebuah ekosistem kolam air, ikan air tawar dan pertanian. Jika ditata secara menarik maka akan menambah lagi satu objective yakni pariwisata.

Gayung Bersahut

Bagai gayung bersahut, konsep ini diterima dengan penuh semangat oleh pemerintah desa dan masyarakat. Kajian partisupatif telah membuka horizon tentang dua musim yang berulang setiap tahun dengan kekurangan dan kelebihannya masing-masing.

Sejumlah warga menuturkan bahwa kajian ini telah membuka pandangan positif terhadap air. Bahwa bertahun-tahun masyarakat desa Posiwatu terlalu focus mengingat sembilan bulan musim kemarau yang kering dan melupakan masa 3 bulan musim hujan dengan air yang melimpah. Bahkan air itu terbuang jauh hingga ke laut dan tenggelam dalam gemuruh ombak laut sawu di selatan Lembata.

Kajian Partisipatif Pedesaan bersama Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial yang didukung penuh oleh pemerintah Desa Posiwatu dan Lembaga lainnya telah melahirkan kesadaran kritis untuk memahami potensi air yang melimpah di musim hujan yang mesti dikelola. Faktanya bahwa selama puluhan tahun, air itu terbuang saja ke lautan.

Tawaran konsep oleh YPPS perlahan membuka kesadaran. Ide demi ide terkumpul paska pelaksanaan SLKB tentang cara memanen air di musim hujan untuk digunakan nanti di musim kemarau. Berbagai praktek dan pengalaman pemanenan air di berbagai tempat disodorkan untuk dipertimbangkan. Selain bak penampung air hujan atau bak PAH, embung, rorak, jebakan, sumur resapan dan kolam penampung air – semuanya dijadikan referensi diskusi melengkapi ide yang ditawarkan.

Sebuah aksi tak lazimpun semakin mengerucut dibahas dalam forum desa, yakni pembangunan kolam penampung air hujan sepanjang kali. Kepala Desa Posiwatu Nikodemus Nuba Baran tertarik dengan ide ini. Menurutnya, jika air kali yang muncul di musim hujan itu berhasil dipanen, akan sangat bermanfaat. Jika disimpan di dalam tanahpun, alam posiwatu tidak rugi. Akan menghidupi lingkungan sekitar. Sebaliknya sia-sia jika terbuang ke lautan lepas.

Wargapun penuh semangat bergandengan tangan membangun kolam-kolam penampungan air sepanjang kali dengan dukungan Dana Desa. Dalam bayangan dan impian mereka, suatu waktu nanti, kali yang hulunya berjarak kurang lebih 2 km dari pemukimam dan masuk membelah pemukiman sepanjang kurang lebih 3 km ini akan berjejer sejumlah kolam penampung air. Keindahan panorama alam sepanjang kali terbayang.

Di atas kertas, jarak dari sumber air hingga memasuki pemukiman serta lahan pertanian warga Posiwatu akan berjejer puluhan kolam, bahkan bisa dikembangkan menjadi ratusan jika memberikan hasil positif dari daur belajar ke depan. Di sisi kiri dan kanannya tertata kebun-kebun hirtikultuta. Ikan dan udangpun berkeriapan di dalam kolam-kolam tersebut.

Bersama masyarakat dan pemerintah desa, aksi ini dipatok menjadi aksi tahuan yang dimulai tahun 2023, sesaat setelah kajian partisipatif dilakukan. Dalam tahun anggaran 2023, APBDes Posiwatu mendukung pembangunan 3 unit kolam mulai dari sumber air. Hal ini dilanjutkan pada tahun anggaran 2024. Hingga saat ini, secara fisik telah dibangun 6 kolam atau embung mini dalam jarak sekitar 300 meter dari sumber air. Menurut Kepala Desa Posiwatu, aksi ini akan terus berlanjut sepanjang periode kepemimpinannya yang kini tersisa tiga tahun ke depan.

Pertanian Musim Kemarau

Sejak tahun 2019 silam, Yayasan Pengkajian dan Pengembangan Sosial telah memfasilitasi Sekolah Permacultur di desa itu yang diikuti oleh belasan petani muda laki-laki dan perempuan. Rombongan belajar Permacultur ini termotivasi mengembangkan pertanian horticultura di pekarangan rumah dalam dua musim, yakni musim hujan dan musim kemarau.

Evaluasi lapangan bahwa walau kekurangan air, sejumlah anggota rombongan belajar permaculture aktif mengembangkan kebun pekarangan selepas musim hujan hingga air kali benar-benar kering, yakni sekitar bulan Agustus. Jika ketersediaan air mencukupi, usaha pekarangan ini bisa berlanjut hingga memasuki musim hujan.

Hal inilah yang turut memotivasi semangat membangun fasilitas pemanenan air kali di musim hujan yang saat ini sedang berlangsung. Target jangka Panjang, demikian penjelasan Kepala Desa Posiwatu Nikodemus Nuba Baran bahwa, sepanjang kali yang melewati pemukiman dan lahan pertanian diproyeksikan sebagai areal kebun permaculture musim kemarau yang didukung air hasil panen air kali yang tertampung dalam kolam-kolam sepanjang kali.

Saat ini, memasuki bulan Mei 2025, air pada 6 buah kolam yang telah dibangun dalam dua tahun anggaran sebelumnya penuh meluap. Warga juga beramai-ramai membuka sebuah jalur air menghubunhkan kali dengan sebuah embung lama yang tertidur tak bermanfaat. Embung itu dibangun beberapa tahun sebelumnya menggunakan anggaran Pemda Lembata. Kini di embung tersebut penuh berisi air jernih.

Menurut Kades Posiwatu, jika seluruh rencana ini tuntas dikerjakan, Kawasan sepanjang kali yang membelah pemukiman penduduk Posiwatu tidak lagi gersang di musim kemarau seperti saat ini. Diproyeksikan air kali dan kebun-kebun akan seperti garis meliuk yang hujau dan subur dengan kolam-kolam pada jarak tertentu. Akan sangat menarik. Bisa menjadi obyek tontonan menarik.***  Melky Koli Baran)

 

WartaNusantara

WartaNusantara

Related Posts

Bupati Kanis Rayakan Ultah ke-56, Bersama, Sekretariat Daerah Bersihkan Sampah
Lingkungan

Bupati Kanis Rayakan Ultah ke-56, Bersama, Sekretariat Daerah Bersihkan Sampah

Bupati Kanis Rayakan Ultah ke-56, Bersama, Sekretariat Daerah Bersihkan Sampah LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM-- Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT)...

Read more
BADKO HMI Kecam PT SMGP Tutup Mata Atas Dugaan Kobocoran Pipa Pembuang Limba dan Lumpur Panas

BADKO HMI Kecam PT SMGP Tutup Mata Atas Dugaan Kobocoran Pipa Pembuang Limba dan Lumpur Panas

Wakil Ketua Umum Pejuang Pedagang Indonesia Raya (PAPERA) , Kunjungi Pengurus Gerindra Lembata

Wakil Ketua Umum Pejuang Pedagang Indonesia Raya (PAPERA) , Kunjungi Pengurus Gerindra Lembata

Harga Kemiri Anjlok Petani di Nagekeo Alami Kerugian

Harga Kemiri Anjlok Petani di Nagekeo Alami Kerugian

Pernyataan Bupati Madina Secara Tidak Langsung Mengajak masyarakat Ayo Sama-Sama Langgar Undang-Undang.

Pernyataan Bupati Madina Secara Tidak Langsung Mengajak masyarakat Ayo Sama-Sama Langgar Undang-Undang.

Ketua GMNI Madina Minta Kapolri Tutup Tambang Emas Ilegal di DAS Batang Natal

Ketua GMNI Madina Minta Kapolri Tutup Tambang Emas Ilegal di DAS Batang Natal

Load More
Next Post
@sorotan 𝑷𝑬𝑹𝑺𝑬𝑩𝑨𝑻𝑨 𝑫𝑨𝑵 𝑳𝑨𝑴𝑨𝑭𝑨 𝑷𝑬𝑵𝑫𝑰𝑨𝑴..

@sorotan 𝑷𝑬𝑹𝑺𝑬𝑩𝑨𝑻𝑨 𝑫𝑨𝑵 𝑳𝑨𝑴𝑨𝑭𝑨 𝑷𝑬𝑵𝑫𝑰𝑨𝑴..

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ads

Tag

mostbet mostbet UZ Sastra
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
  • Internasional
  • National

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In