ADVERTISEMENT
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak
Selasa, Mei 20, 2025
No Result
View All Result
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Opini

Menggagas Visi Pengembangan Mutu Madrasah dalam Bingkai Kurikulum Cinta Menuju Generasi Emas 2045

by WartaNusantara
Mei 18, 2025
in Opini, Pendidikan
0
Basreng Seribu dan Rayuan Pagi
0
SHARES
54
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Menggagas Visi Pengembangan Mutu Madrasah dalam Bingkai Kurikulum Cinta Menuju Generasi Emas 2045

Oleh: Muh. Sulaiman Rifai Aprianus Mukin, M.Pd, CPIM

WARTA-NUSANTARA : — Forum Komunikasi Madrasah Kabupaten Lembata merasa penting “Ngopi SA”, (Ngbrol Pendidikan Satu Arah), diskusi panjang FKM Lembata saat Ngopi SA adalah melaksanakan talkshow menggagas visi pengembangan mutu madrasah dalam bingkai kurikulum cinta menuju generasi emas 2045 di Hotel An-Nisa Beach. Setelah membaca tema besar yang ada dalam benak saya, adalah refleksi dari kepedulian terhadap masa depan penyelenggaraan pendidikan Islam di Kabupaten Lembata.

RelatedPosts

Gaspar Sio Apelabi Buka Kegiatan Penerimaan Anggota Baru Pemuda Katolik Lembata

Gaspar Sio Apelabi Buka Kegiatan Penerimaan Anggota Baru Pemuda Katolik Lembata

TIGA FIGUR DI BALIK SKO SMARD LEMBATA

TIGA FIGUR DI BALIK SKO SMARD LEMBATA

Load More

Talkshow ini menjadi ruang penting bagi pemangku kepentingan, pendidik, dan masyarakat untuk merancang strategi yang tidak hanya meningkatkan kualitas akademik, tetapi juga membentuk karakter generasi mendatang dengan nilai-nilai kebersamaan, kasih sayang, dan keberlanjutan. Saya menyaksikan kehadiran Bupati dan Wakil Bupati Lembata juga Kepala Kantor Kemenag Lembata memberikan nuansa lebih formal dan penuh harapan terhadap arah pendidikan madrasah ke depan. Kehadiran mereka tidak hanya menunjukkan dukungan pemerintahan terhadap inisiatif ini, tetapi juga menegaskan bahwa pengembangan mutu madrasah merupakan prioritas strategis bagi daerah.

Saya menangkap pesan literasi lisan Bupati dan Wakil Bupati juga Kakan Menag kepada FKM Lembata, yaitu pernyataan komitmen pemerintah terhadap peningkatan fasilitas, kurikulum, dan kesejahteraan tenaga pendidik di madrasah. Bagian lainnya pentingnya kolaborasi antara madrasah, masyarakat, dan pemerintah dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang berkualitas. Mungkin dengan kiat-kiat ini akan memprovokasi visi jangka panjang Indoensia, menuju Generasi Emas 2045 dengan menanamkan nilai-nilai cinta, keberagaman, dan keunggulan akademik dan itu dimulai dari Madrasah tandas Abdullah Tuan selaku ketua FKM Lembata.

Dalam talkshow ini, beberapa aspek yang menjadi sentral topik, adalah pertama pendidikan berbasis cinta; bagaimana madrasah mengimplementasikan kurikulum yang menanamkan kasih sayang, toleransi, dan nilai-nilai kemanusiaan sebagai dasar pembelajaran. Kedua strategi penguatan mutu; langkah-langkah konkret yang dapat diambil untuk meningkatkan kompetensi kualitas guru, didaktik metodik, metode pengajaran, serta infrastruktur pendidikan tidak boleh diabaikan. Ketiga generasi emas 2045; endingnya merancang madrasah sebagai pilar utama dalam menyiapkan generasi yang tidak hanya unggul secara akademik tetapi juga berdaya saing global dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai spiritual dan kebangsaan. Keempat kolaborasi dan inovasi; tidak dapat ditawarkan lagi, karena hal ini akan membangun sinergi antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang inklusif dan progresif.

Masih dalam kaca mata saya, bahwa diskusi ini bukan hanya tentang teori, tetapi juga langkah-langkah nyata yang akan dan harus segera diambil untuk memastikan bahwa visi ini bisa terwujud. Untuk menyikapi hal ini madrasah perlu segera merancang strategi implementasi yang konkret dan berkelanjutan. Beberapa langkah yang mungkin berfaedah, saya tawarkan kepada madrasah untuk segera dilakukan dan madrasah harus memastikan visi ini terwujud.

Anggap saja ini proyek kita bersama, namun proyek ini harus mendulang hasil yang gemilang, pertama penguatan kompetensi guru; madrasah harus memastikan bahwa pendidik memiliki keterampilan yang relevan dengan perkembangan zaman, termasuk pendekatan pembelajaran berbasis cinta dan nilai-nilai karakter.

Kedua kurikulum kontekstual; madrasah dapat mengembangkan kurikulum yang tidak hanya berorientasi pada akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter, kepemimpinan, dan keterampilan hidup yang akan menjadi bekal bagi generasi emas 2045.

Ketiga kolaborasi dengan masyarakat; madrasah harus menjadikan poin ini sangat urgen yaitu melibatkan orang tua dan komunitas pendidikan dalam proses pendidikan sehingga pembelajaran di madrasah tidak terpisah dari lingkungan sosial siswa.

Keempat pemanfaatan teknologi; poin ini fardu ain bagi guru madrasah, agar memanfaatkan teknologi digital untuk memperkaya pengalaman belajar, memfasilitasi akses informasi, dan meningkatkan efektivitas pembelajaran.

Semua langkah ini perlu ditopang dengan dukungan kebijakan pemerintah serta sinergi antara berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan. Dengan langkah-langkah nyata seperti ini, harapan untuk membentuk generasi yang tidak hanya unggul secara akademik tetapi juga memiliki karakter yang kuat dan berdaya saing global semakin dekat untuk diwujudkan.

Di tengah tantangan global yang semakin kompleks, madrasah sebagai lembaga pendidikan berbasis nilai Islam memiliki peran strategis dalam menyiapkan generasi emas 2045. Visi pengembangan mutu madrasah tidak hanya berfokus pada aspek akademik, tetapi juga pada pembentukan karakter berbasis “kurikulum cinta” sebuah pendekatan yang menekankan keseimbangan antara ilmu pengetahuan (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan spiritual (SQ). Kurikulum ini menjadi fondasi untuk melahirkan insan yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berakhlak mulia, inovatif, dan berdaya saing global, demikian tandas Abdullah Tuan saat talkshow di Hotel An-Nisa Beach tersebut pada Sabtu, 17 Mei 2025.

 

Madrasah dan Tantangan Abad 21

Madrasah di Indonesia menghadapi tantangan multidimensi, mulai dari kesenjangan kualitas pendidikan, rendahnya literasi digital, hingga degradasi moral. Di sisi lain, bonus demografi 2045 menuntut generasi muda yang unggul dalam sains, teknologi, dan humaniora, tanpa mengabaikan nilai-nilai keislaman. Untuk itu, madrasah harus bertransformasi dari model pendidikan konvensional menuju sistem yang holistik dan futuristik.

Transformasi ini memerlukan pendekatan yang berorientasi pada masa depan, dengan memastikan bahwa pendidikan madrasah mampu mengintegrasikan teknologi digital tanpa meninggalkan prinsip-prinsip spiritual dan moral. Inovasi dalam metode pembelajaran, seperti pemanfaatan platform digital, kecerdasan buatan, dan kurikulum berbasis proyek, perlu diterapkan untuk membangun ekosistem pendidikan yang dinamis dan adaptif terhadap perubahan zaman. Selain itu, peningkatan kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran berbasis teknologi menjadi faktor kunci untuk menjembatani kesenjangan literasi digital di madrasah.

Di sisi lain, perlu ada penguatan dalam pendidikan karakter yang menanamkan nilai-nilai integritas, tanggung jawab, dan kepemimpinan. Madrasah tidak hanya berperan sebagai tempat transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pusat pembentukan akhlak dan etika yang kuat bagi generasi mendatang. Kolaborasi dengan berbagai pihak termasuk pemerintah, sektor swasta, dan komunitas tentunya dapat mempercepat transformasi ini, sehingga madrasah mampu mencetak lulusan yang tidak hanya kompeten dalam bidang akademik, tetapi juga memiliki landasan moral yang kokoh sebagai pondasi menuju Generasi Emas 2045.

 

Kurikulum Cinta sebagai Solusi

Kurikulum cinta adalah sebuah paradigma pendidikan yang menempatkan kasih sayang, empati, dan keteladanan sebagai inti pembelajaran. Konsep ini sejalan dengan nilai-nilai Islam yang menekankan rahmatan lil ‘alamin (menjadi berkah bagi semesta). Prinsip-prinsip ini menawarkan: 1) Pembelajaran berbasis kasih sayang yang guru tidak hanya mentransfer ilmu pengetahuna, tetapi juga menjadi teladan dalam sikap dan perilaku. 2) Integrasi sains dan akhlak Misalnya pembelajaran STEM (Science, Technology, Engineering, Mathematics) dapat dikombinasikan dengan nilai-nilai Islam, seperti kejujuran, tanggung jawab, dan kepedulian sosial. 3) Pendidikan kebhinekaan; di mana madrasah harus menjadi garda terdepan dalam menanamkan toleransi dan moderasi beragama demi menjaga keutuhan bangsa. 4) Penguatan kreativitas dan inovasi; contohnya dapat melalui project-based learning dan kewirausahaan, siswa didorong untuk menjadi problem solver di masyarakat.

 

Strategi Penguatan Mutu Madrasah

Untuk mewujudkan visi ini, beberapa langkah strategis yang saya ajukan kepada madrasah dalam tulisan ini, yang mungkin perlu dipertimbangkan untuk digunakan. Pertama peningkatan kompetensi guru; madrasah mengagendakan pelatihan guru berbasis digital dan pendekatan humanis harus masif dilakukan. Kedua pemanfaatan teknologi pendidikan; madrasah perlu mempertimbangkan untuk  mengadopsi E-learning, AI, dan platform digital untuk memperluas akses pengetahuan. Pertimbangannya lebih kepada penganggaran, kecuali setiap guru merasa perlu mengikuti trend pendidikan. Ketiga kolaborasi dengan dunia industri dan madrasah; membangun kemitraan dengan universitas, perusahaan, dan madrasah modern akan memperkaya kurikulum. Keempat penguatan pendidikan karakter; sebagai contoh menyertakan madrasah dalam program ikhlas mentoring yaitu program pendampingan bertujuan membantu individu dalam mengembangkan potensi diri sebagai guru maupun siswa, dan lainnya seperti community service, dan leadership camp dapat membentuk jiwa kepemimpinan akademika madrasah

 

Generasi Emas 2045: Produk Madrasah Unggul

Kurikulum Cinta yang diluncurkan oleh Kementerian Agama merupakan upaya progresif dalam merancang pendidikan berbasis nilai-nilai kasih sayang, empati, dan keberagaman. Alasan utama di balik inisiatif ini adalah kebutuhan untuk menanamkan karakter yang kuat pada peserta didik, seiring dengan perkembangan zaman yang semakin kompleks. Selain berorientasi pada akademik, kurikulum ini menekankan pembentukan akhlak dan emosional, sehingga setiap lulusan madrasah tidak hanya unggul dalam ilmu pengetahuan tetapi juga memiliki jiwa kepemimpinan yang penuh tanggung jawab dan kepedulian sosial.

Untuk memastikan implementasi Kurikulum Cinta berjalan secara konsisten, beberapa langkah yang mungkin dapat dilakukan oleh madrasah antara lain:

  1. Integrasi nilai dalam pembelajaran: Setiap mata pelajaran tidak hanya menyampaikan materi akademik tetapi juga mengandung pendekatan berbasis cinta, seperti penguatan nilai toleransi, kerja sama, dan kepedulian sosial.
  2. Pelatihan Pendidik: Guru sebagai garda terdepan pendidikan harus mendapatkan pelatihan tentang metode pembelajaran berbasis cinta, yang mendorong interaksi lebih hangat dan penuh inspirasi antara pendidik dan peserta didik.
  3. Peningkatan kegiatan ekstrakurikuler: Melalui program ekstrakurikuler seperti kegiatan sosial, diskusi keagamaan, dan seni budaya, siswa dapat lebih memahami konsep cinta dalam praktik kehidupan nyata.
  4. Kolaborasi dengan Orang Tua dan Masyarakat: Pendidikan berbasis cinta tidak bisa berjalan sendiri dalam lingkungan sekolah. Dibutuhkan peran aktif orang tua dan komunitas untuk menerapkan nilai-nilai cinta di rumah dan masyarakat.
  5. Evaluasi berkelanjutan: Madrasah harus melakukan pemantauan secara berkala untuk memastikan bahwa Kurikulum Cinta benar-benar memberikan dampak positif, baik secara akademik maupun moral.

Dengan pendekatan ini, madrasah tidak hanya mencetak lulusan yang unggul dalam sains dan teknologi, tetapi juga dalam kepribadian dan moralitas. Generasi Indonesia emas dapat lahir dari sistem pendidikan yang tidak hanya menanamkan ilmu, tetapi juga membentuk karakter yang penuh kasih sayang dan tanggung jawab terhadap sesama.

 

Simpulan

Madrasah harus menjadi pelopor dalam mewujudkan generasi emas 2045 melalui kurikulum cinta yang holistik dan inklusif. Dengan kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan dunia pendidikan, madrasah tidak hanya akan meningkatkan mutu akademik, tetapi juga mencetak manusia paripurna yang mencintai ilmu, sesama, dan Allah-nya. Inilah esensi pendidikan yang hakiki, melahirkan generasi yang tidak hanya SMART, tetapi juga HEART.

 

BIODATA :  Muh. Sulaiman Rifai Aprianus Mukin. Lahir di Ende, 27 April 1970, merupakan ASN pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten Lembata, Provinsi NTT, saat ini sebagai Pengawas Sekolah Tingkat Menengah. Menyelesaikan studi S1 Fakultas Tarbiyah pada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah Kupang Tahun 1995, menyelesaikan studi S2 Magister Pendikan Agama Islam di Univesitas Muhammadiyah Malang Tahun 2025. Selain memperoleh gelar akademik, penulis pun memperoleh gelar non akademik Certified Planning and Inventory Management (CPIM). Penulis saat ini sedang merintis Taman Baca Savana Iqra (TBSIq), selain itu bergabung dalam “Komunitas Penulis Lembata” juga sebagai “Penakar Literasi”. Penulis juga menulis opini/headline di beberapa media online, penulis dapat ditemui di akun Facebook @RifaiAprian, IG @Rifai_mukin

 

 

 

WartaNusantara

WartaNusantara

Related Posts

Gaspar Sio Apelabi Buka Kegiatan Penerimaan Anggota Baru Pemuda Katolik Lembata
Pendidikan

Gaspar Sio Apelabi Buka Kegiatan Penerimaan Anggota Baru Pemuda Katolik Lembata

Gaspar Sio Apelabi Buka Kegiatan Penerimaan Anggota Baru Pemuda Katolik Lembata LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM-- Pemuda Katolik Komisariat Daerah Nusa Tenggara...

Read more
TIGA FIGUR DI BALIK SKO SMARD LEMBATA

TIGA FIGUR DI BALIK SKO SMARD LEMBATA

MENGENAL LEBIH DEKAT SMA SKO SAN BERNARDINO (SMARD) – LEMBATA : Pendidikan, Gerakan, Dan Nilai-Nilai Kehidupan

MENGENAL LEBIH DEKAT SMA SKO SAN BERNARDINO (SMARD) – LEMBATA : Pendidikan, Gerakan, Dan Nilai-Nilai Kehidupan

Kerjasama Pemda-Keuskupan Larantuka : Redistribusi Guru Sekolah Swasta Lembata

Kerjasama Pemda-Keuskupan Larantuka : Redistribusi Guru Sekolah Swasta Lembata

Bupati Lembata Dorong Gerakan Literasi : Bimtek Membaca Nyaring Jadi Langkah Awal

Bupati Lembata Dorong Gerakan Literasi : Bimtek Membaca Nyaring Jadi Langkah Awal

Gedung SKO San Bernardino Diresmikan, Bupati dan ADPR RI Hadir Beri Dukungan Nyata

Gedung SKO San Bernardino Diresmikan, Bupati dan ADPR RI Hadir Beri Dukungan Nyata

Load More
Next Post
Bantuan Pakaian Bagi Korban Erupsi Lewotobi Disalurkan di Flores Timur

Aliansi Mahasiswa Menilai Pernyataan Pejabat Dinas Pendidikan diduga Ada Pungli Penempatan Guru PPPK Madina 2024.

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ads

Tag

mostbet mostbet UZ Sastra
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
  • Internasional
  • National

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In