Misa Spidi Alma, Mengenang Kepergian Sosok Pius Lengari
LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM– Pastor Paroki Santa Maria Mannaux Lewoleba, RD Blasius Masang Kleden, PR memimpin Perayaan Misa Syukur Malam Ketiga Spidi Alma mengenang kepergian Bapak Pius Lengari menghadap Tuhan Yang Maha Kuasa atas kehidupan manusia, Kamis, 13 Juni 2025 di Lingkungan Mater Dolorosa, Lewoleba.
Pastor Paroki Santa Maria Banneaux Lewoleba, RD Blasius Masang Kleden dalam homilinya mengungkapkan, Misa spidi alma bagi orang beragama katolik, setelah tiga hari meninggal dunia akan bangkit dan naik ke Surga, seperti kisah Yesus Kristus bangkit pada hari ke tiga. Begitu banyak orang hadir dalam perayaan misa syukur tersebut sebagai bukti cinta persaudaraan dan persahabatan bersama almahrum selama hidunya yang suka hidup bermasyarakat.
Dalam misa penuh “HIKMAT” mengenang sosok tokoh masyarakat yang hidup sederhana dan Pensiunan Aparatur Sipil Negara ini penuh kidmat diringi lagu persembahan terbaik Lingkungan St. Mater Dolorosa, Eropaun, Lewoleba.
Romo Blasius Kleden lebih lanjut dalam khotbahnya menekankan. ” Kalau kita mengalami kegelapan dalam hidup ini, maka semua kita mendambakan terang”. Sebagaimana St. Paulus berkata, “Tuhan adalah Roh dan di mana ada Roh Allah, disitulah ada kemerdekaan”. Roh Allah tidak lain ialah, Roh Yesus yang bangkit. Yesus mengajarkan untuk melakukan persembahan di dunia ini sebagai rahmat persembahan atas Tuhan.
Persembahan yang berkenaan kepada Allah, jalani hidup agama dengan hati yang tulus bukan untuk dipuji, setia jalani doa ekaristi, sehingga matipun diingat Tuhan.
Menurut Romo Blasius, Bapa Pius Lengari di hari tua sangat dekat dengan bait Allah. Almarhum setiap minggu selalu ke gereja, ia juga dengan sukarela membantu pembangunan gereja dengan menyumbangkan material berupa pasir. Bukan karena saya Belake, tapi memang ia sosok berjiwa sosial patut kita contohi.
Di akhir kotbahnya Romo Blasius Kleden menekankan bahwa, pentingnya memberi dengan tulus hati tanpa mengharapkan imbalan yang harus diterima kembali. Berilah dengan tulus hati kepada Tuhan maupun sesama. “Tuhan dalam terang roh akan menyinari hidupnya”.
Mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Lembata, Drs. Petrus Toda Atawolo, M.Si ketika diberi ruang mengungkapkan kesan selama bersama bekerja di lingkungan birokrasi pemerintahan. Kedekatan kami semakin intens ketika menjabat Kepala Bappeda Lembata selalu bertemu untuk membahas perencanaan dan anggaran pembangunan Pelabuhan Laut Lewoleba karena almahrum dalam kapasitas sebagai Kepala Seksi Perhubungan Laut Dinas Perhubungan dan Pariwisata Kabupaten Lembata.
Menurut Atawolo, kaka Pius Lengari adalah orang paling berjasa dalam proses perencanaan pembangunan Pelabuhan Laut Lewoleba hingga diusulkan anggaran ke Kementerihan Perhubungan. Awalnya mengalami kendala karena pelabuhan itu milik daerah atau Pelabuhan Rakyat (Pelra). Karena itu lokasinya digeser ke sebelah barat dan sukses dibangun. Namun ketika dibangun, almahrum sudah purna bakti. Meski demikian, jelas Atawolo, titik Nol Pembangunan Pelabuhan Laut Lewoleba ditangan Pius Lengari. Karya dan jasanya ini tetap terkenang.
“Ada satu pesan menarik dari almahrum Pius Lengari ketika saya menjabat Sekda Lembata. Tidak boleh korupsi uang proyek apapun. Karena biar kita mutasi ke tempat lain pasti kasus korupsi itu diungkit dan dibicarakan. Pesan berharga ini sungguh menguatkan saya, dan buktinya sampai sekarang saya bisa tidur nyenyak”, ungkap Petrus atawolo yang pernah menjadi Penjabat Bupati Lembata. *** (BM)