Syukur 25 Tahun Imamat : Pater Patrisius Breket Mudaj, SSCC Tetap Setia dijalan Panggilan Allah
LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM–. Pater Patrisius Breket Mudaj, SSCC merayakan syukur Pesta Perak (25 Tahun) hidup membiara dalam sebuah perayaan misa akbar didampingi 4 imam selebran. Perayaan Misa Agung itu berlangsung di Lapangan Bola Kaki Desa Belabaja, Kecamatan Nagawutung, Kabupaten Lembata, Selasa, 1 Juli 2025. Anak yatim piatu itu tetap setia menjadi seorang Imam. Ia tetap setia dijalan panggilan Allah dan bekerja di Ladang Tuhan.
Mengapa Yatim Piatu. Kedua orangtua Yubilaris , Yohanes Ola Mudaj (Ayah) dan Veronika Letek Ketoj (Ibu) telah tiada. Kisah perjalanan Sang Yubilaris menyahuti suara panggilan Allah penuh dinamika, suka duka dan tantangan. Namun aneka problematika hidup tak menyurutkan suara panggilan Allah. Anak ketiga dari 7 bersaudara itu mengungkapkan, berdasarkan penilaian sang ayah, saya paling rajin kerja kebun. saya tahu semua lahan kebun. Karena itu orangtua menghendaki saya harus menjadi seorang petani, bukan Imam .
Ternyata suara panggilan Allah untuk hidup membiara kian membara hingga menamatkan pendidikan si SMA Kawula Karya Lewoleba 1989. Kemudian melanjutkan pendidikan Kursus Persiapan Atas (KPA) di Seminari San Dominggo Hokeng 1989-1991.
Setelah menempu sejumlah jenjang pendidikan, Novisiat dan Semester Orientasi Pastoral , Tahbisan Diakon dan akhirnya sang yubilaris ditahbiskan menjadi Imam oleh Uskup Mgr. Hilarius Moa Nurak, SVD di Tanjung Pinang, Sumatera Selatan. Melalui permenungan matang, ia pun memilih Moto : “Ia membuat segala sesuatu ndah pada waktunya” (pengkhotbah, 3:11).
Pater Patrisius Breket Mudaj dalam kesan dan pesan usai perayaan perak mengungkapkan, ketika bertugas ke Jerman menghadapi tantangan kesehatan. Ketika hendak operasi pasang ring, ia bermimpi melihat kedua orangtuanya berada didepan seakan menjaga dan melindungi proses operasi hingga berjalan sukses.
Menariknya, tutur Pater Patris, ketika ibundanya terkasih, Veronika Letek Ketoj pernah bilang nanti pesta perak kita rayakan di Lapangan depan rumah. Teringat pesan ibudanya ternyata bernar terjadi misa pesta perak di lapangan bola kaki ini.
“saya patut mengucapkan terima kasih berlimpah kepada Pemerintah dalam hal ini Bupati Lembata, Kanis Tuaq yang diwakili oleh Asisten Administrasi Umum Sekda Lembata, Berchmas Dai Wutun dan jajaran, keluarga besar Mudaj dan Ketoj, Pastor Paroki St. Yosep Boto, Romo Eman, Panitia dan pemerintah kedua desa, Belabaja dan Labalimut yang telah dengan caranya menyukseskan perayaan pesta perak ini. Tak lupa penampilan Koor bernyanyi malam ini luar biasa”, ungkap Pater Patris.
Menurut Pater Patris, sungguh luar biasa kerja keras semua pihak mulai dari penyambutan di Lewoeba sampai di Desa Belabaja. Sangat terkesan seremoni penyambutan secara adat dengan suguhan tarian meriah. Artinya, semua ini dilakukan dengan tulus hati bahwa umat sungguh mendukung panggilan hidup membiara mengolah ladang Tuhan dan menjadi pelayan bagi umat Allah.
Pastor Provinsial SSCC Bandung, Pankrasius Kraeng, SSCC pun mengakui bahwa Yubilaris ketika bertugas di Manila, Philipina dan Jerman benar-nenar dicintai umat setempat. Betapa tidak. Semua umat yang dilayani senantiasa merasa dekat dengan Yubilaris karena dipandang sungguh menjadi seorang bapak yang baik hati penuh cinta dan ketulusan hati mengembalakan umatnya. Bahkan berbagai pihak dan umat sungguh berharap. Semoga Yubilaris tetap setia dijalan panggilan Allah hingga kita kembali merayakan Pesta Emas Imamat.
Mengenal Lebih Jauh Siapa Sosok Pater Patrisius Breket Mudaj, SSCC
Patrisius Breket Mudaj, anak ke 3 dari 7 bersaudara dari Pasangan bapa Yohanes Ola Mudaj (Almahrum) dan ibu Veronika Letek Ketoj (Alamahruma).
Lahir di Boto, Lembata, 24 Agustus 1969. Setelah tamat SMA Kawula karya Lewoleba, Lembata , tahun 1989, dan melanjutkan dua tahun KPA di Seminari San Dominggo Hokeng tahun 1989-1991.
Tahun 1991 masuk novisiat di Lembah Wai, Pangkal Pinang. Kaul pertama tgl 5 Juli 1992. 1 Tahun 1995 menjalani Semester Orientasi Pastoral (SOP) di Sidareja, Cilacap, Keuskupan Purwekerto dan tahun 1999 menjalani Tahun Orientasi Pastoral (TOP) di Gereja St. Yoseph Mojokerto, Keuskupan Surabaya, Jawa Timur.
Tahbisan Diakon, tanggal 01 Februari 2000 oleh Uskup Alexander Djayasiwaja dan menjalani Masa Diakonat Feburari-Mei di Paroki St. Mikhael Waringin, Keuskupan Bandung, Jawa Barat.
Di Tabhbiskan menjadi imam tanggal 01 Juni 2000 di Tanjung Pinang oleh Uskup Hilarius Moa Nurak,SVD, dengan Moto : “Ia membuat segala sesuatu ndah pada waktunya (pengkhotbah, 3:11)” . Juni 2000-2001 tugas di Paroki St.Mikhael Waringin, Bandung.
Tahun 2002 mengikuti Kursus Formator di Manila dan tahun 2003-2006 berkarya di Paroki Ang Muling Pagkabuhay, Bagong Silang, Pillipine.
Juni 2006-2009 bertugas di Postualan Bandung. Tahun 2011-2014 bertugas di Novisiat di Batam. Tahun 2014-2015, bantu di Postulan bandung. 2016-2019 bantu di Skolastik Jogyakarta dan Persiapanan kaul kekal di Manila.
Pada Oktober 2019-Juni 2023 bertugas di Komunitas Internasional di Berlin, Jerman. Juni 2023-saat ini bertugas di Postulan, Bandung. Syukur 25 Tahun Imamat Suci. Profisiat dan selamat berkarya misi Sang Yubilaris. *** (Warta Nusantara : Karolus Kia Burin)