Reses Di Lingkungan St. Yohanes Pemandi PSAJW : Mado Watun Bicara Koperasi Merah-Putih dan Makan Bergizi Gratis
LEMBATA-WARTA-NUSANTARA.COM– Anggota DPRD Provinsi NTT, Viktor Mado Watun SH, M. HUM. ketika melakukan Reses di Lingkungan St. Yohanes Pemandi Paroki St. Arnoldus Janssen Waikomo (PSAJW), Kelurahan Lewoleba, Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata. Ia berbicara Program Nasional tentang Pembentukan Koperasi Desa Merah Putih (Kopdes) dan Makan Bergizi Gratis (MBG).
Mantan Wakil Bupati Lembata, Viktor Mado Watun, dalam Agenda Reses DPRD NTT menyampaikan kepada umat lingkungan terhadap kebijakan pemerintah pusat dalam hal ini, Presiden Repoblik Indonesia, H. Prabowo Subianto mengenai 2 Program nasional yang menurutnya dinilai tidak ideal dengan keadaan masayarakat NTT terkhusnya di Kabupaten Lembata.
Mado Watun secara pribadi mengatakan, untuk kedua Program ini tidak ideal. Saya selaku anggota DPRD NTT dari Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kontra dengan Program ini. Ini menurut pandangan pribadi saya. Bukan membawa pandangan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
“Sebenarnya, sekolah itu tidak butuh buku sebagai kebutuhan utama. Tapi sekarang, yang dikasih justru makanan — yang katanya bergizi. Pertanyaannya: apa maksud dari semua ini?
Apakah ini bentuk pemerintah yang perlahan-lahan mengambil alih otonomi keluarga? Dulu, orang tua yang bertanggung jawab penuh atas makan pagi, siang, dan malam anaknya. Sekarang, kalau anak sukses, mereka akan bilang: ‘Itu karena kami kasih makan sejak pagi sampai malam.’ Padahal tidak begitu: Momentum ini perlu kita cermati. Ini bukan sekadar soal makan siang gratis. Sebab kenyataannya, kita semua — yang duduk di tenda ini hari ini — menurut saya, tidak ada satu pun dari kita yang pernah tumbuh karena makan siang gratis.
Tapi toh, kita bisa jadi pekerja. Ada yang jadi ketua RT, kepala lingkungan, bahkan anggota DPR. Kita semua berjuang, bukan karena makan gratis, tapi karena nilai kerja keras dan tanggung jawab.
Jadi, mari kita pikir ulang: apakah benar yang dibutuhkan itu makan siang gratis, atau justru pendidikan nilai dan karakter yang kuat?”
Mengenai Koperasi- Merah-Putih. Perlu saya sampaikan kepada kita semua di sini. Himbauan Terkait Koperasi Merah Putih: Seluruh masyarakat di kelurahan dan desa untuk terlibat aktif menjadi anggota Koperasi Merah Putih yang kini hadir di seluruh wilayah.
Namun, saya ingin menegaskan: berhati-hatilah dalam meminjam uang. Koperasi Merah Putih ini berada di bawah pengawasan ketat dari berbagai lembaga negara, seperti Kejaksaan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), dan Kepolisian.
Pengawasan ini dilakukan secara internal dan diam-diam. Artinya, aparat bisa memantau aktivitas koperasi, termasuk aliran dana, tanpa harus menunjukkan identitas sebagai aparat. Mereka akan terus mengamati bagaimana uang koperasi digunakan dan dikelola.
Karena itu, peran petugas analisa kredit di tingkat kelurahan atau desa menjadi sangat penting. Mereka adalah ujung tombak dalam memastikan bahwa dana koperasi digunakan secara bijak dan bertanggung jawab. Di desa kita, kita sudah memiliki SDM yang cukup mumpuni—kita menyebutnya SDM untuk menjalankan tugas ini.
“Saya juga ingin mengingatkan: jangan gunakan pinjaman koperasi untuk keperluan konsumtif. Tujuan utama dari pinjaman koperasi adalah untuk mendukung kegiatan usaha atau produktif, bukan untuk konsumsi pribadi yang tidak mendukung peningkatan ekonomi keluarga”.
“Mari kita jaga bersama-sama koperasi ini agar benar-benar menjadi alat pemberdayaan ekonomi masyarakat, bukan sebaliknya menjadi beban atau masalah hukum”. ##BM