Taxi di Pelabuhan Tenau Diakomodir pada Koperasi Pelabuhan
KUPANG : WARTA-NUSANTARA.COM — Sejumlah taxi penumpang yang selama ini beroperasi di Pelabuhan Tenau dan dianggap liar kini telah diakomodir pada wadah koperasi pelabuhan setempat.
“Kami sedang tata agar lebih rapi lagi,” kata Kepala Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Kupang, Simon Baon, S.Sos, M.H., saat ditemui di Kupang, Jumat, 25 Juli 2025.
Menurut Simon, penertiban ini dilakukan bersama aparat di Polda NTT dan Polres Kota Kupang. Koordinasi itu berjalan cukup baik. Kapan taxi-taxi itu mulai beroperasi, Simon mengatakan, sedang dalam proses izin ke Kantor Satu Atap Provinsi NTT. Sedangkan penentuan tarif taxi akan dilakukan secara sonasi oleh Dinas Perhubungan NTT. “Pak gubernur yang akan menandatanganinya,” kata Simon.
Ia menyebut, saat ini sudah terdata sebanyak 46 mobil taxi. Mobil-mobil itu kata dia harus menjalani pemeriksaan atau tes kelayakan sesuai dengan syarat teknis operasional sebuah kendaraan.
Hal yang sungguh penting dilakukan kata Simon, yakni akan membuat kesepakatan kerja dengan pemilik angkutan juga dengan koperasi yang menjadi wadah tatakelola agar dapat berjalan dengan aman dan tertib. Ia mengetengahkan bahwa selama ini banyak pihak yang merasa sudah pada posisi nyaman dengan situasi yang ada selama bertahun-tahun. Ketika perubahan hendak dilakukan maka banyak pihak akan mengalami kendala. Tapi, demi menegakkan aturan dan menjaga keamanan di lingkungan pelabuhan, maka semua pihak patut menaati ketentuan bersama.
Pihak PT Pelindo sebagai pelaksanan teknis di lapangan kata Simon bergerak sangat cepat dalam menata dan menangani berbagai persoalan yang di lapangan.
Dalam keterangan lainnya, Simon mengatakan, maasyarakat NTT saat ini sudah banyak terbantu dengan hadirnnya tujuh Perusahaan Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) selain perusahaan swasta milik PT Dharma Lautan Utama yang menyediakan dua kapal, yakni Dharma Kartika Lima dan Dharma Rucika Delapan dengan limit waktu yang cepat dan harga yang memadai bagi warga NTT.
Dharma Rucika Delapan kata dia, mengambil rute Kupang, Ende, Labuan Bajo, Surabaya pergi pulang atau melayani wilayah utara NTT. Sedangkan KM Dharma Kartika Lima melayani rute Kupang, Waingapu, Lembar, Surabaya pergi pulang atau mengambil rute wilayah selatan NTT.
Selama ini hanya kapal-kapal Pelni yang melayani warga NTT dengan jangkau waktu dua minggu bahkan sebulan sekali karena menyinggahi banyak pelabuhan. Kapal-kapal Pelni itu membantu masyarakat NTT kelas menengah ke bawah. Hari-hari ini, kata dia, transportasi udara di NTT maupun ke wilayah lain di Indonesia sangat mahal sehingga pilihan mayoritas orang adalah menggunakan moda angkutan laut. *** (pol)