PMI Gandeng Awak Media Lembata : Bagi Masker di Wilayah Terdampak Erupsi Gunung
LEMBATA, WARTA-NUSANTARA.COM– Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Lembata bersama Forum Jurnalis Lembata (FJL) kembali membagikan masker bagi masyarakat Pedesaan yang terpapak abu vulkanik erupsi Gunung Ile Lewotolok. Pembagian masker kali ini dilakukan di Desa Riangbao dan Desa Petuntawa Kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata, Rabu (13/08/2025).
Pantauan media ini, awak media yang tergabung dalam FJL bersama relawan PMI Lembata berkeliling membagi masker di rumah-rumah warga. Sebagian lain membagikannya pada warga pengguna jalan baik yang menggunakan mobil maupun sepeda motor.
Saat pembagian masker sedang berlangsung, bunyi dentuman keras dari puncak gunung Ile Lewotolok disusul naiknya asap kelabu tebal.
“Ini sebentar lagi pasti banyak abu, ” celetuk seorang anak saat Bedos Making, jurnalis Warta Nusantara memakaikan masker menutupi mulut dan hidungnya. Jurnalis muda ini secara khusus membagikan masker pada anak-anak. Rekaman PVMBG hingga pukul 18.00 Rabu (13/08) menunjukkan terjadi 52 kali leturan hingga ketinggian 400 meter. Ile Lewotolok masih di level III (siaga) dan abu vulkanik masih berjatuhan.
“Kamu bermain-bermain tapi ingat kalau gunung erupsi pulang ke rumah dan pakai masker. Nanti kaka titip masker di orang tua. ” himbau Bedos kepada anak-anak yang sedang bermain tak jauh dari Kantor Desa Petuntawa.
Anak-anak yang sedang bermain dan anak muda yang nonkrong juga jadi sasaran pembagian masker. Bedos Making, jurnalis media Warta Nusantara bersama senior-seniornya tidak hanya membagikan masker. Komunitas FJL juga langsung memakaikan, dan memberikan edukasi terhadap warga dan anak-anak, mengenai pentingnya memakai masker saat kondisi gunung yang tak kondusif sekarang ini.
Selain anak-anak, pembagian masker juga ditujukan untuk kader posyandu. Sekretaris PMI Lembata, Benediktus Kia Assan membagikan satu dos masker berjumlah 500 pcs. Paket masker ini dimaksudkan sebagai cadangan bagi kader posyandu untuk dibagikan kepada warga posyandu selama kegiatan reguler posyandu .
“Mama, nanti saat kegiatan posyandu, tolong dibagikan masker ini untuk mama-mama yang ikut. Ini bawa semua nanti bagi saat kegiatan. Ingatkan mereka agar selalu pake. Abu vulkanik tidak terlihat jelas, kalau kena sedikit mungkin tidak langsung rasa tapi nanti lama-lama ada dampaknya. Apalagi itu ibu hamil dan ibu menyusui. Ada bayi balitanya, ” himbau Ben Assan usai serahkan paket masker.
Paket ini diterima kader posyandu Desa Petuntawa, Mama Benedikta Ina Esa di Kantor Desa Petuntawa.
“ Terima kasih Pak. Kebetulan besok kami kegiatan posyandu. Akan saya bagikan. Di sini kalau gunung erupsi, pasti abu jatuh. Paling terasa itu kalau jalan ke kebun. Abu banyak tempel di daun dan rumput. Jadi kalau, ada yang lewat dengan motor, itu abu mulai terbang banyak. Jadi kalau tidak pake masker pasti kena, ” tutur Benedikta.
Dalam pembagian kali ini, tim gabungan PMI Lembata dan FJL tidak hanya membagikan eceran. Di beberapa rumah, masker langsung dibagikan dalam bentuk paket. Rata-rata rumah yang dikunjungi mendapat langsung 1 doz berisi 20 – 50 pcs.
Alexander Taum, Ketua Forum Jurnalis Lembata menyebutkan, pola bagi masker kali ini dengan paket untuk mendukung ketersediaan masker di rumah-rumah warga.
“Lebih banyak kita kasih paket. 1 rumah bisa 1 dos. Tadi lebih banyak kita beri di mama-mama. Maksudnya supaya mereka simpan dan nanti dibagikan ke anggota keluarga jika ada erupsi. ” papar Ales Taum.
Selain Petuntawa, masker juga dibagikan ke Desa Riangbao. Salah satu penerimanya adalah Halimah, Kepala Dusun Bao Langu Desa Riang Bao. Sebanyak 5 dos masker diberikan untuk dibagikan ke warga dusun yang berjumlah 42 Kepala keluarga.
“ Kalau bisa lebih sering ke sini e ama, bantu kami masker. Soalnya abu jatuh terus kalau ada erupsi. Sedikti-sedikit tapi pasti ada tiap hari. Beberapa hari lalu itu bukan abu tapi macam kerikil kecil, ” pinta Halimah.
Desa Riang Bao dan Petuntawa berada di sisi barat pusat Erupsi Gunung Ile Lewotolok. Ini juga menjadi daerah dalam catatatan PVMBG sebagai arah lontaran material erupsi. Sandro Wangak, jurnalis Suluhnusa menyebutkan, pilihan lokasi bagi masker karena paling sering terpapar abu vulkanik akibat arah angin.
“ Kampung saya di Jontona, di sebelah timur – tenggara gunung, Memang lebih dekat tapi kami jarang kena abu. Angin lebih banyak ke barat- barat laut jadi daerah seperti Riang Bao dan Petuntawa hingga Waowala dan Bunga Muda.. Jadi pilihan PMI Lembata dan FJL bagi masker ke sini memang tepat. Tinggal kita rencanakan lagi untuk ke desa lain yang searah seperti Waowala hingga ke Bunga Muda, ” tutur Sandro.
Paket masker yang dibagikan berasal dari donasi sejumlah pihak. Forum Jurnalis Lembata memfasilitasi terkumpulnya donasi masker yang diamankan di Sekretariat FJL untuk dilakukan pembagian secara periodik dengan target semua desa di keliling lereng gunung Ile Lewotolok.
Sementara masker yang dibagikan PMI Lembata adalah dukungan dari PMI Propinsi NTT dan jejaring PMI Pusat. Lembaga kemanusiaan ini selalu menyiagakan stok masker untuk kebutuhan warga terdampak erupsi. Selain erupsi Gunung Ile Lewotolok di Lembata, masker juga disiagakan dan dibagikan untuk penyintas erupsi Gunung Lewotobi di Flores Timur. *** (BM)