Peduli Korban Banjir Mauponggo, Anggota DPR RI Dipo Nusantara Salurkan Bantuan
NAGEKEO : WARTA-NUSANTARA.COM– Dampak bencana longsor, pergerakan tanah dan banjir bandang di Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur masih menyisakan duka mendalam bagi para korban. Bantuan kemanusiaan terhadap korban banjir pun mengalir.
Anggota Komisi XII DPR RI N. M. Dipo Nusantara Pua Upa, S.H., M.Kn melalui koordinator tim Dipo Center, Abdul Malik menunjukkan kepedulian terhadap korban banjir di Mauponggo dengan menyalurkan sejumlah bantuan logistik tanggap darurat bencana pada Jumat, 12 September 2025.
“Saya memahami bahwa banjir ini telah menyebabkan kerugian besar bagi warga. Bantuan logistik berupa air mineral, beras, indomie, dan lain-lain ini sebagai bentuk kepedulian saya terhadap warga yang terdampak banjir di Mauponggo,” ujar Dipo dalam keterangan persnya, Sabtu (13/09/2025).
Dipo menyatakan, bantuannya tersebut tentu tidak dapat menutupi seluruh kebutuhan para korban bencana, tetapi menjadi bukti nyata bahwa tangan-tangan kasih masih terulur di tengah penderitaan.
“Saya berharap bantuan tersebut dapat sedikit meringankan beban warga yang terdampak bencana sekaligus memberikan kekuatan dan harapan bagi mereka untuk bangkit dari situasi sulit ini”, pungkasnya.
Legislator PKB dari Dapil NTT 1 tersebut juga meminta agar pemerintah, baik pusat maupun daerah, untuk mulai berkolaborasi memikirkan dan merencanakan tantangan-tantangan di masa depan dalam penanganan pasca-banjir, meliputi aspek rehabilitasi mental serta pembangunan-pembangunan infrastruktur dan fasilitas publik.
“Tantangan kedepan itu penanganan pasca banjir. Nahh, pemerintah pusat dan daerah itu harus bisa bekerja sama untuk penanganan pasca banjir, misalnya dengan rehabilitasi secara mental, membangun kembali rumah-rumah warga, sekolah, rumah ibadah dan lain-lain yang rusak parah akibat banjir”, papar Dipo.
Lebih lanjut, Dipo juga menggarisbawahi pentingnya perhatian pemerintah terhadap penguatan sistem mitigasi dan kesiapsiagaan bencana, termasuk identifikasi risiko, pembangunan infrastruktur tahan bencana, pengembangan sistem peringatan dini, penyuluhan dan pelatihan masyarakat, serta penguatan koordinasi antarlembaga dan partisipasi masyarakat.
“Mitigasi bencana tidak hanya soal infrastruktur dan teknologi, tetapi juga membangun kesadaran masyarakat dan kesiapsiagaan terhadap bencana,” tutupnya.*** (RL)