• Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak
Kamis, Oktober 16, 2025
No Result
View All Result
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Agama

Memulai Langkah Kecil 

by WartaNusantara
September 20, 2025
in Agama
0
Menjadi Saudara Dalam Kemanusiaan
0
SHARES
28
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

RelatedPosts

Menjadi Saudara Dalam Kemanusiaan

Tetaplah Bersyukur

Gelar Rapat Umum Anggota, Daniel Turot Terpilih Jadi Ketua PMKRI Ende

Gelar Rapat Umum Anggota, Daniel Turot Terpilih Jadi Ketua PMKRI Ende

Load More

Memulai Langkah Kecil 

Oleh : Pater Steph Tupeng Witin,SVD
Renungan  Minggu, 21 September 2025
Am 8: 4-7; 1Tim 2:1-8; Luk 16: 1-13).
WARTA-NUSANTARA.COM–  Sepasang suami-istri yang uzur dengan pakaian lusuh mengetuk pintu sebuah losmen kecil di pinggir kota itu. Suasana lengang. Di luar, angin badai tengah memorakporandakan rumah warga. Resepsionis berwajah cantik membuka pintu dengan senyum ramah. Dua orang tua itu sedang mencari penginapan.Resepsionis dengan antusiasa menjelaskan bahwa losmen sederhana itu telah penuh. Lalu ia menawarkan kamarnya sendiri agar bisa menjadi tumpangan semalam bagi kedua tamu itu. Kebetulan resepsionis itu sedang berjaga.

Sebuah kamar sederhana dengan perabot yang minim. Lalu kedua orangtua itu bisa merebahkan tubuh mereka sepanjang malam. Esok pagi, dua orang itu berangkat saat subuh dan hanya meninggalkan sepucuk kertas bertulis nomor kontak rumah.

Beberapa minggu kemudian resepsionis itu menerima telepon berisi tawaran menjadi manajer hotel ternama di kota itu. Ternyata, dua tamu malam itu adalah pemilik jejaring hotel mewah dan elite di negara itu.

Alasan sangat sederhana: orang yang setia bekerja melebihi kapasitasnya sebagai resepsionis tentu akan mampu bekerja dengan kemampuan lebih tinggi ketika menerima tanggung jawab yang lebih besar.

Tuhan Yesus bersabda “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar” (Luk 16:10).

Segala Hidup di dunia ini dimulai dari hal yang kecil tetapi banyak orang ingin cepat mendapatkan hal yang besar. Sejak kecil, orangtua mengajarkan kita agar bercita-cita setinggi langit. Akibatnya, tertanam suatu ambisi untuk mencapainya.

Kita tidak akan mendapatkan hasil besar bila tidak menghargai hasil yang kecil. Justru hal-hal yang kecil, sederhana dan sepele itu akan menjadi ruang pengujian yang memurnikan iman kita di hadapan Tuhan. Resepsionis itu tidak berpusat pada egoismenya.

Ia memberi biliknya sendiri, sesuatu yang sangat berharga, kepada orang lain yang lebih membutuhkan. Ia tidak melekatkan diri pada apa yang ia miliki. Sebaliknya, ia lepas bebas dan malah menjadikan miliknya, sebuah kamar sederhana itu, sebagai jalan pengabdian dan pelayanan “sempurna” kepada sesama.

Yesus katakan dalam Injil hari ini bahwa kita tidak dapat mengabdi kepada Allah dan mamon. “Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain.

Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon” (Luk 16:13). Kegilaan pada harta merupakan literasi peradaban sejak zama purba dan akan berlangsung hingga akhir dunia.

Kisah Raja Midaz yang rakus meng-emas-kan semua harta benda bahkan putri cantiknya menginsafkan kita akan bahaya kemudaratan harta duniawi. Pesona harta dan nikmat duniawi terkadang memudarkan pesona kehadiran Tuhan.

Mamon berasal dari kata bahasa Aram, Mamona, yang dalam bahasa Yunani pada Injil Matius tidak diterjemahkan melainkan dipakai dalam bentuk aslinya, dan hal ini diikuti pula dalam penerjemahan Injil Matius ke dalam bahasa Inggris modern, maupun ke dalam bahasa Indonesia.

Kata “mamon” mempunyai arti yang merendahkan: mencari keuntungan secara tidak benar, keserakahan, yang menguasai seseorang ganti pelayanan kepada Allah.

Tetapi Tuhan Yesus Kristus memakainya dengan gaya bahasa personifikasi, untuk menunjuk kepada satu oknum sebagai lawan Allah (Mat.6:19-24).

Mamon (Mamona) berarti: harta atau kekayaan. Sedangkan harta atau kekayaan adalah segala ternak, barang (baik yang bergerak dan yang tidak bergerak), tanah dan bangunan di atasnya, serta semua perhiasan berharga yang dimilikinya; sehingga untuk menilai harta kekayaan seseorang banyaknya hanya dapat dihitung (dikonversikan) dengan nilai besaran uang.

Tuhan setia mengingatkan kita agar bersahabat dengan harta (mamon) sebagai jalan untuk lebih setia mengabdi Tuhan dalam diri sesama. Kita mesti menjadi orang bijak yang tidak menjadi budak harta atau mamon.

Tuhan beri contoh bendahara yang mengelola harta kekayaan tuannya ketahuan berbuat curang dan karenanya terancam dipecat. Dalam situasi yang terdesak itu, ia mengambil hati orang yang berutang kepada tuannya dengan menghapus bagian utang yang menjadi jatahnya, tanpa merugikan tuannya.

Demikian ia mendapat sahabat-sahabat yang akan menerimanya bila dipecat tuannya. Hamba itu dipuji bukan karena ketidakjujurannya, tapi kecerdikan dan kepandaiannya mencari solusi dalam krisis. Ia dipuji karena tidak putus asa. Setelah solusi ditemukan, ia segera menjalankannya.

Kisah ini tidak hendak mengajak kita untuk belajar berbuat curang. Tuhan menasihati kita menjadi hamba yang setia dalam perkara yang kecil supaya setia juga dalam perkara yang besar.

Hal yang harus dihindari adalah godaan untuk menjadikan harta benda sebagai tujuan utama hidup. Sikap ini akan menghindarkan kita dari keserakahan dan ketidakjujuran dalam mengurus harta dunia ini.

Nabi Amos mencela dengan keras perilaku curang dan tidak jujur. Para pedagang mengejar keuntungan dari orang miskin dengan segala cara. Nabi Amos mengingatkan bahwa Allah ada di pihak kaum miskin.

Dia tidak akan lupa akan segala perlakuan terhadap mereka. Menurut Santo Ambrosius, hati kaum miskin, rumah para janda, mulut anak-anak adalah tempat penyimpanan harta yang akan bertahan sampai kekal. Harta sejati bukan apa yang disimpan melainkan apa yang dibagikan.

Perumpamaan bendahara ini mengajak para berlaku bijak dalam menggunakan harta kekayaan, sebab ada bahaya jatuh dalam perilaku kaum Farisi yang dilukiskan sebagai hamba-hamba uang.

Harta kekayaan harus dapat dinikmati juga oleh orang-orang miskin dengan memberi upah yang adil. Mengikat diri pada mamon yang tidak jujur berarti menggunakan harta dunia untuk mendapat kawan agar kelak diterima di rumah Allah. Para murid diminta agar setia dalam perkara kecil.

Bagi Yesus, mamon adalah perkara kecil, namun mesti dikelola secara bertanggung jawab, agar nanti dipercayakan harta yang sesungguhnya. Akhirnya, Yesus menegaskan perlunya loyalitas yang tidak terbagi kepada Allah. Manusia tidak mungkin sekaligus mengabdi Allah dan kekayaan dunia ini.

Sabda Tuhan mengarahkan kita untuk hidup sebagai orang bijaksana. Orang bijaksana memiliki visi yang jelas, terutama bagaimana dari sekarang berusaha memupuk persahabatan yang baik untuk mencapai keselamatan kekal.

Kita diajak agar berlaku adil dan hidup dalam semangat cinta kasih kepada semua orang dan menjadi hamba yang jujur, adil dan setia. Dalam situasi apa pun yang kita hadapi, kita perlu berlaku bijaksana.

Hal itu akan kita peroleh bila kita senantiasa setia mengabdi Allah.
Bagaimana kita dapat memusatkan pandangan kita kepada Allah? Jenis perubahan ini tidak terjadi dengan mendadak. Sebaliknya, kita dapat mengambil langkah-langkah kecil setiap hari.

Kita dapat menyediakan waktu untuk berdoa setiap pagi: mohon kepada Yesus untuk memenuhi diri kita dengan kasih-Nya. Setiap malam hari, sebelum pergi tidur, kita dapat bertanya kepada diri kita sendiri: siapa saja yang kita layani pada hari ini dan menyesal serta bertobat apabila kita melihat dosa dan kelemahan.

Kita dapat mengunjungi kamar pengakuan secara teratur untuk menerima sakramen rekonsiliasi dan setia menghadiri perayaan Ekaristi guna menerima Tubuh-Nya dalam Komuni Kudus.

Dengan demikian kita menerima kekuatan dan rahmat yang dicurahkan oleh-Nya. Allah ingin menunjukkan kepada kita di mana prioritas kita sesungguhnya.

Marilah kita pada hari ini menyediakan waktu sejenak untuk memohon kepada Tuhan agar menunjukkan kepada kita siapa sebenarnya yang kita layani: Allah? Diri kita sendiri? Harta duniawi?***

Catatan : Renungan ini sudah dimuat Sabtu, 20/9/2025 di Katolikku.Com

WartaNusantara

WartaNusantara

Related Posts

Menjadi Saudara Dalam Kemanusiaan
Agama

Tetaplah Bersyukur

Tetaplah Bersyukur Oleh : Pater Steph Tupeng Witin, SVD                      ...

Read more
Gelar Rapat Umum Anggota, Daniel Turot Terpilih Jadi Ketua PMKRI Ende

Gelar Rapat Umum Anggota, Daniel Turot Terpilih Jadi Ketua PMKRI Ende

Sekda Tapo Bali Hadiri Perayaan Syukur Pemberkatan Rumah dan Hidup Membiara SJMJ di Watomiten Oleh Uskup Larantuka Mgr Frans Kopong Kung

Sekda Tapo Bali Hadiri Perayaan Syukur Pemberkatan Rumah dan Hidup Membiara SJMJ di Watomiten Oleh Uskup Larantuka Mgr Frans Kopong Kung

Gubernur Melki Lepas Kafilah : Tunjukkan Nusa Terindah Toleransi 

Gubernur Melki Lepas Kafilah : Tunjukkan Nusa Terindah Toleransi 

Menko PM Muhaimin Iskandar Resmikan Gedung GMIT Center Kupang : “Gereja Harus Jadi Sumber Harapan dan Pemberdayaan”

Menko PM Muhaimin Iskandar Resmikan Gedung GMIT Center Kupang : “Gereja Harus Jadi Sumber Harapan dan Pemberdayaan”

Wabup Nasir Resmi Lepas Isna Ramadani Menuju STQH Tingkat Nasional di Kendari

Wabup Nasir Resmi Lepas Isna Ramadani Menuju STQH Tingkat Nasional di Kendari

Load More
Next Post
Transparansi Gelar Akademik : Pentingnya Cek Ijazah di PDDIKT,

Transparansi Gelar Akademik : Pentingnya Cek Ijazah di PDDIKT,

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ads

Tag

mostbet mostbet UZ Sastra
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
  • Internasional
  • National

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In