Wabup Lembata Muhamad Nasir : Budaya Sebagai Misi Pembangunan Daerah
LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM– Wakil Bupati Lembata, Muhammad Nasir Sejarah harus dilihat sebagai tatanan yang akan diwariskan kepada generasi mendatang. Karena itu, budaya harrus menjadi Misi Pembangunan Daerah harus ditindaklanjuti dalam program pembangunan budaya daerah dan dilestarikan menjadi potensi pariwisata.





Hal itu disampaikan Wakil Bupati Lembata Muhammad Nasir pada hari kedua Festival Lamaholot di Desa Atakore, Kecamatan Atadei, Rabu 8 Oktober 2025.



Menurut Wabup Lembata, meskipun menghadapi tantangan seperti bencana alam, semangat untuk melestarikan warisan sejarah dan budaya tidak boleh surut.
Pentas seni budaya di Festival Lamaholot seperti tarian Dua Bolo dan Pole Walang dan tarian Polewalang secara khusus dihubungkan dengan kebersamaan dan harkat martabat masyarakat Lembata. Ia menegaskan bahwa persatuan di bawah payung budaya adalah kunci kemenangan.



“Nama Lamaholot dijelaskan sebagai Lama (kampung) dan “Holot (bersambungan), mengandung makna bahwa meskipun terdapat perbedaan kultur dan budaya, tujuan bersama adalah membangun peradaban dan kampung”, ungkap Wabup Nasir.
Budaya sebagai Misi Pembangunan Daerah Pentingnya budaya diintegrasikan dalam enam misi daerah, terutama misi kelima yang berfokus pada pembangunan berkelanjutan dan ketahanan sosial budaya.



Disampaikan bahwa dunia modern memandang Indonesia dari sisi budayanya, bukan hanya keindahan alam. Oleh karena itu, promosi budaya menjadi skala prioritas untuk bersaing di kancah nasional dan internasional. Revitalisasi dan Promosi Budaya untuk Pariwisata
Menurut Wabup Lembata, Budaya dianggap sebagai milik bersama dan agen perubahan. Baca Juga: Meriahkan Festival Lamaholot 2025, Siswa SMPN 1 Nubatukan Tampilkan Tari Kolosal, Beri Pesan Menjaga Bumi “Perlu upaya untuk menggali dan merevitalisasi budaya melalui tarian, nyanyian, dan bentuk lain agar dapat dipromosikan sebagai daya tarik ke mancanegara.”, beber Nasir.


Disampaikan, perayaan Festival Lamaholot merupakan evaluasi berkelanjutan untuk mempromosikan Kabupaten Lembata sebagai destinasi wisata budaya. Meskipun menghadapi keterbatasan anggaran, kolaborasi dianggap esensial untuk membangun Lembata.
Ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama merekatkan budaya dalam konteks Lamaholot, membangun kultur budaya yang baik demi mencapai visi Indonesia Emas 2045 dan memajukan Lembata. Pada hari kedua Festival Lamaholot, para pengunjung dan wisatawan juga melakukan kunjungan ke rumah adat di desa adat Atakore.


Dalam Kharisma Event Nusantara 2025 Hadir dalam festival Lamaholot hari ke dua di Desa Atakore, Asisten Deputi Pengembangan Amenitas dan Aksesibilitas Pariwisata Wilayah II/Plt. Direktur Utama (BPOLBFL) Dwi Marhen Yono, Pater Patris Saga dari Jerman, para wisatawan Mancanegara, Asisten II, pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD), tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh adat dan masyarakat desa Atakore. *** (Bagian Prokopim Setda Lembata)








