Yayasan IDEP Selaras Alam Bali Paparkan Program untuk Masyarakat di Tanah Merah Lembata
LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM-– Senior Program Officer di Program Dreams/Project Managernen dari Yayasan IDEP Selaras Alam, , Ketut Listyana Sri Rejeki memaparkan secara global Program DREAMs usai Pembukaan Festival Tanah Mean 2025 di Tanah Merah, Kabupaten Lembata, Jumat, 7 November 2025.

Sebagamana diwartakan, Bupati Lembata, Petrus Kanisius Tuaq diwakili Asisten ll Sekda Lembata, Donatus Boli Lajar membuka secara resmi acara Festival Tana Mean 2025 di Pemukiman baru Tanah Merah, Jumat, 1 November 2025
Turut hadir, Anggota DPRD Lembata, Alex Atawolo, Kepala Dinas Lingkungan Hidup, Christian Rimba Raya, Sirektur Barakat, Benediktus Bedil didamingi Manajer Program Ursula Yunita Langoday, Halauwet, Manajer Departemen Penelitian dan Pengembangan IDEP Foundation, didampingi Ketut Listyani Sri Rejeki dan undangan lainnya. Hadir pula, Kepala Desa Lamawolo dan Waimatan. Acara itu dipandu Master of Cerwmony (MC), Korvandus Sakeng , dan rekan.

Listyana Sri Rejeki menerangkan, Yayasan IDEP Selaras Alam Bali selama hampir sepuluh bulan hingga saat ini terus melakukan pendampingan terhadap masyarakat di Pemukiman Tanah Merah, merupakan gabungan dari masyarakat dua desa yakni Desa Lamawolo dan Desa Waimatan. Kami melakukan pendampingan dan pelatihan program bekerjasama dengan Lembaga Pengembangan Masyarakat Lembata (Barakat).
Kita ketahui bahwa saat ini terjadi krisis iklim dimana ditandai dengan adanya peningkatan frekuensi bencana.
Peningkatan frekuensi bencana dapat berupa Hidrometeorologis, termasuk siklon tropis. Adanya dampak siklon tropis, Kerusakan infrastruktur, Korban jiwa, Gangguan terhadap akses dan kebutuhan, Gangguan sumber matan pencaharian.
Faktor lain yang juga sangat berpengaruh adalah, kerentanan Lokasi geografis desa yang berada di antara laut dan gunung berapi. Minimnya dukungan pemerintah dan CSO
Selain itu, faktor kurangnya kesiapsiagaan bencana dan ancaman krisis iklim.
Menurut Listyana, mencermati kondidi alam ini maka IDEP merancang/desain program yang selaras alam. Tujuannya,
Memperkuat ketangguhan masyarakat relokasi melalui pengembangan Pengurangan Risiko Bencana berbasis Permakultur, termasuk adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, di
Desa Tanah Merah, Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Dengan kehadiran program ini tentu hasil diharapkan berupa :
Pertama, masyarakat dan pemangku kepentingan terkait di desa sasarannmendukung pelaksanaan proyek.
Kedua, Kapasitas masyarakatndi lokasi sasarannmeningkat dalam Pengurangan Risiko Bencana berbasis masyarakat yang efektif.
Ketiga, Sistem manajemen risiko bencana di masyarakat dibentukn dan terhubung dengan pemangku kepentingan terkait bencana.
Keempat, Kapasitas masyarakat di desa sasarann meningkat dalamn pengembangan model berbasis Permakultur yang tangguh
terhadap iklim.
Kelima, Model ketahanan iklim diterapkan masyarakat untuk mendukung konservasi dan produksi pangan berkelanjutan sebagai bagaian dari mitigasi dan adaptasi perubahan iklim.
Listyana menjelaskan, PenerimanManfaat Program DREAMS (Fase 2) berfokus di dua desa relokasi di wilayah Tanah Merah, yaitu Lamawolo dan Waimatan.
Menurut Listyana, hingga kini, program telah menjangkau 256 penerima manfaat, termasuk masyarakat, pemangku kepentingan, dan narasumber.n . Partisipasi lintas gender dan usia menjadi
perhatian utama untuk memastikan dampak program dirasakan secara luas dan merata. Lamawolo: 107 Penerima Manfaat
Waimatan: 149 Penerima Manfaat. Data ini diambil dari database penerima manfaat per bulan Oktober 2025. *** (WN-01/Karolus Kia Burin)








