JAKARTA : WARTA-NUSANTARA.COM – Penguatan kelembagaan Persatuan Intelegensia Kristen Indonesia (PIKI) menjadi focus program organisasi yang diagendakan akan dilaksanakan segera, minimal pada tahun berjalan ini hingga pelaksanaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas). Hal ini tergambar dari sejumlah summary program yang disampaikan masing-masing pimpinan Bidang dan Lembaga pada saat pandangan umum Pleno Pertama DPP PIKI. Demikian Rilis dari Wilson Lumi, Kominfo DPP PIKI Jakarta yang diterima Warta Nusantara, Minggu, 15/8/2021.
Pleno pertama ini diawali dengan Ibadah yang dipimpin oleh Pdt Yudith Tompah dan Pdt Surya Samudra Giamsjah dari Lembaga Kerohanian. Pleno virtual yang berlangsung Sabtu (14/08/2021) dan dihadiri pengurus harian DPP PIKI, dewan penasehat, dewan pakar, dewan kehormatan juga pimpinan dan anggota Bidang dan Lembaga, dibuka langsung Ketua Umum DPP PIKI masa bhakti 2020-2025, Dr. Badikenita Putri Sitepu didampingi Sekretaris Jenderal Audy Wuisang, STh, MSi.
Ketua Umum DPP PIKI, saat menyampaikan arah dan kebijakan organisasi mengawali penjelasan soal draf dalam rumusan program melalui Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO). “Ini memang masih belum secara akurat, belum terbangun secara lebih kritis dengan mempertimbangkan banyak aspek. Namun diharapkan dapat dielaborasi dan dirasionalisasi lebih memadai dan kontekstual oleh masing waketum, baik dalam presentasi singkat maupun melalui rapat kluster dalam penyusunan program nantinya,” kata Dr.Badikenita Putri Sitepu.
Ditambahkannya, guna mempermudah pelaksanaan program sebagai gambaran umum kebijakan, pihaknya sudah coba melakukan perubahan, yakni membuat perbedaan secara teknis administratif bukan substansial terkait struktur atas pelaksanaan kebijakan yang membedakan antara program kajian dan study dengan program yang lebih menjangkau dan melibatkan stake holder.
“Untuk program kajian dan study dilakukan melalui Bidang. Sementara untuk program yang diluar kajian dan study akan menjadi area Lembaga,” jelas Ketum.
Dari sana diharapkan PIKI dapat memperkokoh eksistensi kapasitas organisasi secara local, nasional, dan internasional. Kemudian mendorong, memotivasi, dan mengkoordinasikan sekaligus melakukan sinkronisasi program secara keseluruhan dengan tentunya memperhatikan skala prioritas.
Menurut Ketum, bahwa PIKI akan aktif melakukan kajian, study riset untuk menemukan solusi atas sejumlah soal dalam kehidupan bermasyarakat. Melakukan penjangkauan stake holder terkait sebagai dasar upaya kreatif dalam membangun sekaligus mempromosikan harmoni kebangsaan yang oikumenis.
“PIKI sejauh ini termasuk yang paling aktif dalam mendorong suatu upaya pendekatan persoalan kebangsaan bersama sama dengan lembaga cendikiawan lainnya, seperti ICMI ISNU, ISKA, ICHI, KCBI juga Matakin. Meski demikian, tetap perlu ditemukan upaya kreatif mengaktifkan program bersama dengan mereka,” ujarnya.
Ditegaskannya, semua ini diharapkan seiring dengan GBHO yang merupakan rujukan dalam mewujudkan kinerja organisasi dalam penyusunan program kerja mencapai tujuan PIKI, yaitu berperan dalam melayani melalui usaha pembangunan hidup bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
“Semuanya untuk menuju masyarakat yang adil makmur dan lestari sebagai saksi-saksi yang nyata dan hidup sesuai dengan prinsip iman Kristen yang harus dan mesti mampu terwujud dan mewujud dalam realitas,” demikian Badikenita Putri.
Sebelumnya Ketua Dewan Penasehat, Baktinendra Prawiro, MSc. MH., ketika memberikan arahan menyampaikan, salut kepada pengurus harian DPP PIKI yang sudah bisa melaksakan amanat organisasi, yakni Sidang Pleno I DPP PIKI meski pada situasi dan kondisi yang kurang menguntungkan, yakni di tengah pandemic Covid-19 sedang melanda negeri ini bahkan dunia. “Ini pertanda organisasi PIKI sudah semakin kuat,” akunya.
Berangkat dari Visi membangun rumah bersama, katanya sangatlah dimungkinkan jika organisasi berkembang semakin kokoh. Namun demikian, yang kita harus pahami bahwa implementasi Visi membutuhkan topangan organisasi yang kuat, organisasi yang punya karakter kebangsaan dan keimanan, organisasi yang mampu berkoordinasi sampai ke DPC-DPC. Dan yang terpenting harus bisa mengoptimalisasi kukuatan organisasi, termasuk dapat menggali kemampuan semua anggota.
Pada bagian lain, Baktinendra menambahkan, bahwa mewujudkan implematasi dari visi misi organisasi, tentu sangat dibutuhkan kemampuan yang konstruktif, kritis dan solusif untuk sebuah masalah bersama.
Jadi, PIKI diharapkan ada sumbangsi nyata. Intelegensia Kristen harusnya bisa berbicara dalam mengatasi masalah bangsa. Kita harus mengembangkan organisasi bukan hanya dalam hal organisatoris tapi implementasinya di tengah masyarakat dan bangsa.
Sementara, Ketua Dewan Pakar, Dr. Pos M. Hutabarat menyentil tiga hal pokok yang perlu diperhatikan dalam penetapan program. Pertama, PIKI agar bisa ikut bersama menunjang program pemeritan soal mewujudkan herd immunity dalam menghadapi pandemi global, Covid-19.
Kedua, menghadapi pesta demokrasi, apalagi tidak ada unsur calon incumbent, kita harus berhati-hati bersikap, dengan memperhatiakan keberadaan separatism yang bisa memaanfaatkan momentum Pemilu dengan berbagai hal untuk memenuhi keinginan mereka membela NKRI. Oleh karena itu, PIKI diharapkan bisa menjaga NKRI agar terjaga selamanya.
Poin ketiga, soal masalah ekonomi. Bahwa pertumbuhan ekomomi kata pemerintah, kita sudah keluar dari krisis, namun di lapangan apalagi dimasa pandemi ini masih terdapat berbagai maslalah yang membuat perekonomian menjadi tidak stabil. Apalagi secara global, pertumbuhan ekonomi kedepan cenderung melemah. Belum ada tanda-tanda pulih. Harapan kita agar pemerintah dapat meningkatkan anggaran belanja agar ekonomi kita dapat berjalan seperti yang diharapkan. **(WN-01)**