MERAUKE, WARTA NUSANTARA- Ketua Harian KONI dan Subda PON XX Kabupaten Merauke, Eleanor Dumatubun angkat bicara, sehubungan kedatangan atlet wushu Papua yang tiba kemarin dengan pesawat.
“Saya perlu tegaskan bahwa semua atlet PON Papua termasuk wushu yang ke Merauke, adalah kewenangan KONI Provinsi Papua mengatur,” ungkap Eleanor saat memberikan keterangan pers kepada sejumlah wartawan di Kantor KONI Merauke Selasa (14/9/2021).
Sehubungan dengan kedatangan atlet wushu Papua itu, pengurus KONI maupun Subda PON Merauke, tidak mendapatkan informasi atau pemberitahuan terlebih dahulu.
“Pada prinsipnya kami siap mendukung semua atlet bersama official datang di Merauke, apalagi atlet Papua. Jika ada pemberitahuan, tentu dilakukan penjemputan dengan bus. Karena itu juga sebagai salah satu bentuk tanggungjawab,” tegasnya.
Eleanor mengaku kaget jbegitu mengetahui atlet wushu tiba di Bandara Mopah kemarin.
Ditambahkan, beberapa waktu lalu ada atlet bola kaki putri Papua maupun bermotor tiba di Merauke juga, hanya saja tak ada pemberitahuan ke KONI maupun Subda PON Merauke.
Meski tiba tanpa pemberitahuan, namun ada kekurangan tetap diback up seperti biasa. Contohnya transportasi bus disiapka untuk digunakan selama latihan.
Kecewa Akan Statement Simon Balagaize
Sementara itu, Sekretaris Pengurus Wushu Papua, Samudin mengatakan, pemusatan latihan bagi atlet Papua untuk semua cabang olahraga, sudah berlangsung kurang lebih dua tahun. Jadi pergerakan atlet selama ini termasuk logistrik menggunakan truk milik TNI.
“Begitu juga saat tiba di Merauke, atlet wushu menggunakan truk TNI dan itu tidak masalah,” ujarnya.
Berkaitan dengan pernyataan Ketua Pengcab Wushu Kabupaten Merauke, Simon Balagaize bahwa kurang adanya koordinasi dan komunikasi, sesungguhnya itu tidak benar. “Ada komunikasi saya melalui WA bersama Simon Balagaize sebelum kami berangkat dari Jayapura,” tegasnya.
Dia mengaku, pada tanggal 10 September 2021, ia mengirim pesan ke Simon sekaligus menyampaikan atlet wushu Papua ke Merauke, namun pesan dimaksud tak diresponi.
“Saat itu karena tidak ada penerbangan, sehingga kami baru terbang dengan pesawat 13 September 2021. Sebelum berangkat pun saya menyampaikan kepada bersangkutan melalui bukti WA bahwa atlet tiba di Bandara Mopah pukul 13.15 WIT,” ungkapnya.
Setelah tiba di bandara, mungkin Simon melihat bahwa atlet dari Maluku dijemput meriah oleh keluarga. Sedanghka atlet wushu Papua tidak diperlakukan seperti begitu. Sehingga dia memberikan pernyataan yang justru bertolak belakang.
“Sekali lagi saya tegaskan sebelum berangkat dari Jayapura, saya sudah komunikasi bersama Simon Balagaize melalui WA. Ini harus ditulis agar masyarakat mengetahui secara pasti dan jelas,” pintanya.
Dengan mencuatnya permberitaan kemarin, secara tidak langsung telah mengganggu atlet wushu Papua yang sedang mempersiapkan diri bertarung dalam hajatan PON XX. (WN-kobun)