Agak lain, Distrik Batam Berbuka Puasa dengan Bedah Buku





BATAM : WARTA-NUSANTARA.COM–Dewan Perwakilan Distrik Batam (DPD Batam) Menggelar sebuah acara yang menarik perhatian. Acara ini bertajuk “LENTERA; Literasi, Edukasi & Refleksi Makna.” Yang merupakan bentuk komitmen DPD Batam dalam memfasilitasi pengembangan intelektual anak muda Kota Batam melalui kegiatan yang mendorong minat baca dan diskusi kritis, Minggu, 16 Maret 2025.



“Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa kalangan anak muda, dari mulai siswa, mahasiswa dan bahkan yang sudah bekerja dan menjadi Ibu Rumah Tangga pun turut bergabung. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan iklim literasi, memperkaya wawasan serta keterampilan berpikir melalui bedah buku yang interaktif.” Ujar Nanang Kurniawan PIC Distrik Berisik Batam


Buku yang di bedah pada kegiatan Lentera ini adalah buku “Demokrasi Kita” karya Drs. Muhammad Hatta. Acara dimulai dengan pembukaan oleh MC, Sambutan PIC DPD Batam, Pemaparan Materi, Sharing Session dan Do’a.



“Acara ini bukan hanya sekadar membahas buku, tapi lebih dari itu, ini adalah wadah untuk berlatih berpikir kritis, mengembangkan ide-ide, dan memperdalam pemahaman terhadap buku yang di bahas. Termasuk gagasan yang dimiliki oleh Bung Hatta tentang demokrasi kerakyatan,” tambah Nanang


Ridwan Harun adalah pemateri dalam kegiatan Bedah Buku “Demokrasi Kita” Karya: Drs. Mohammad Hatta. Seorang Da’i Muda Gerakan Islam Cinta Indonesia yang bersal dari Indonesia Timur, tepatnya di Lembata, NTT. Beliau ke Batam karena ada project tertentu.
Ridwan membuka diskusi dengan 1 quotes dari Muhammad Hatta; “Jika membaca bukan menjadi kebiasaan, maka kebodohan adalah sebuah keniscayaan. Itulah kenapa semangat keber–Islaman DNA di bumi Sumatera ia senafas dengan semangat belajarnya, karena Bung Hatta meruapakan kelahiran Bukit Tinggi Sumatra Barat.” Ujar Ridwan Harun (Da’I Muda Gerakan Islam Cinta Indonesia).



Pemuda alumni SKK—ASM MAARIF Institute Angkatan IV dan itu juga menjelaskan tentang prinsip demokrasi yang di bawa oleh Moh. Hatta.
“Moh. Hatta juga punya prinsip yaitu tidak mau menikah sebelum Indonesia merdeka, dan setelah merdeka dia punya prinsip demokrasi kerakyatan yaitu dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.” Lanjut Ridwan
Di akhir kegiatan ditutup dengan Buka Puasa Bersama dan membuat video pernyataan sikap terhadap penolakan Revisi Undang-Undang TNI yang baru-baru ini dibahas di hotel Fairmont hotel bintang 5 di Jakarta secara ekslusif. *** ( WanHarun)