Gubernur NTT Harapkan Film Persahabatan Indonesia-Timor Leste Libatkan Komunitas Lokal




KUPANG : WARTA-NUSANTARA,COM–Gubernur NTT, Melki Laka Lena, menyambut baik kehadiran tim produksi film “Saat Luka Bicara Cinta” yang menemui dirinya di kantor dalam rangka audiensi. “Semoga dalam proses produksi film nanti, tim dapat melibatkan dan memberdayakan komunitas-komunitas film yang ada di Nusa Tenggara Timur,” kata Melki di kantornya, Selasa 11 Maret 2025.



Hadir dalam audiensi itu adalah tim Produksi Film Persahabatan Indonesia-Timor Leste yang diwakili oleh Dr. Wahyuni Refi (eksekutif produser), Anggi Friska (sutradara), Chandra Sembiring dan Baskoro (produser), di ruang kerja gubenur guna melaporkan perkembangan produksi film yang sedang berlangsung.


Pada kesempatan yang sama, menurut keterangan Wahyuni Refi, “Tim produksi film yang dimotori oleh WR Film & Entertainment dan Aksa Bumi Langit memang akan melibatkan komunitas film dan generasi muda Nusa Tenggara Timur,” kata Wahyuni Refi.
Kemudian, ia juga menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur yang telah memberikan dukungan terhadap pelaksanaan film tersebut.



“Film persahabatan antara Indonesia-Timor Leste ini juga telah mendapat persetujuan dan dukungan dari Presiden dan Perdana Menteri Timor Leste,” ungkap Refi.
Dukungan yang ia maksudkan itu berasal dari Presiden Republik Demokratik Timor Leste, Jose Ramos Horta pada 23 September 2024, dan persetujuan lisan dari Perdana Menteri Xanana Gusmao pada 28 Agustus 2023.


Dalam kesempatan siang itu, Melki Laka Lena juga menyampaikan apresiasinya atas keterpilihan Kabupaten Belu, Kabupaten Kupang serta Kota Kupang sebagai lokasi shooting film tersebut.
Ia berharap, para sineas nasional seperti Anggi Friska, Deddy Mizwar, Alim Sudio serta Yudi Datau yang tergabung dalam tim produksi film ini, dapat melakukan transfer pengetahuan, keterampilan dan keahlian mereka kepada generasi muda NTT. Melkiades Laka Lena juga menyampaikan dukungan dan kesediaannya untuk turut serta dalam proses produksi film tersebut.



Sementara itu Anggi Friska selaku sutradara turut menjelaskan, subtansi film tersebut mengedepankan aspek-aspek kemanusiaan yang telah dilakukan pihak Indonesia dan Timor Leste dengan menampilkan kisah tentang putra Panglima FALINTIL, Lere Anan Timur, yang diadopsi oleh salah satu perwira ABRI pada tahun 1982, dibesarkan dan dididik hingga tumbuh dewasa.
Adapun seluruh proses produksi film tersebut akan disupervisi oleh sineas terkemuka, H. Deddy Mizwar.
Menurut Wahyuni Refi, tim produksi akan memulai pemilihan lokasi shooting pada 13-19 Maret 2025, yang akan berlangsung di beberapa wilayah di Timor Leste dan Nusa Tenggara Timur, khususnya Kabupaten Belu, Kota Kupang dan Kabupaten Kupang. *** (FN-WN-01)