Oleh : Germanus S. Atawuwur, Alumnus STFK Ledalero
Bar.5:1-9; Fil. 1:4-6.8-11; Luk.3:1-6


WARTA-NUSANTARA.COM–Bapa, ibu, saudara, saudari yang terkasih. Hari ini kita memasuki Minggu Adven II, sambil kita menantikan kedatangan Kristus dengan cahaya lilin adven yang berwarna ungu, sebagai symbol kesetiaan dan cinta yang mempersiapkan jalan bagi kedatangan Kristus.

Ketika kita sedang mempersiapkan kedatangan Kristus, teringatlah saya akan kisah berikut ini:” Bahwa pada zaman dahulu, ketika seorang raja hendak mengunjungi suatu kota, ia akan mengutus seseorang untuk mengabarkan kedatangannya, seseorang untuk mengumumkan bahwa ia akan segera tiba. Sang pembawa berita akan berkeliling kota, dan pergi ke hadapan para pemimpin kota, memberi tahu mereka semua, “Raja akan datang. Ia akan tiba di sini kapan saja. Jadi, bersihkan diri kalian. Pastikan kalian semua menaati perintah raja sehingga kalian tidak akan dihukum ketika ia tiba.”

Adalah Heraldik, – sebutan untuk panglima perang. Dia bertugas sebagai inspektur kota. Ia akan berkeliling kota dan membuat daftar hal-hal yang perlu diperbaiki. Ia akan memberi tahu mereka, “Bersihkan kotamu. Sapu jalan-jalanmu. Singkirkan semua sampah yang berserakan. Tangkap penjahat untuk membuat kota aman. Perbaiki jalan-jalan; buatlah jalan-jalan itu mulus dan lurus. Pastikan kota itu berkilau. Pastikan kota itu layak untuk dilalui seorang raja.” Merupakan hal yang memalukan bagi kota itu, dan orang-orang di kota itu, jika mereka tidak siap ketika raja benar-benar datang. Merupakan penghinaan juga bagi raja jika mereka tidak mempersiapkan diri dengan baik untuk kedatangannya. Jika ia datang, dan mereka tidak siap, ia akan memberikan penghakiman dan hukuman kepada kota dan para penguasanya.”

Kisah di atas, selaras dengan apa yang kita dengar dalam injil hari ini. Adalah Yohanes Pembaptis, putra dari Zakharia dan Elisabeth, saudara Maria. Zakharia diberitahu oleh malaikat Tuhan bahwa Yohanes, akan menjadi seorang nabi dalam roh dan kuasa Elia, untuk membalikkan hati para bapa kepada anak-anak mereka, dan orang-orang yang tidak taat kepada hikmat orang benar, untuk mempersiapkan umat yang layak bagi Tuhan.

Maka, 30 tahun kemudian, janji ini terwujud. Ketika berada di di padang gurun, firman Tuhan datang kepada Yohanes. Maka datanglah Yohanes ke seluruh daerah Yordan dan menyerukan: “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis dan Allah akan mengampuni dosamu,seperti ada tertulis dalam kitab nubuat-nubuat Yesaya: Ada suara yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan, dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.”
Yohanes bukanlah Herladik, – panglima perang – yang berkeliling untuk mencatat satu demi satu hal yang harus diperbaiki, tetapi dia adalah seorang nabi pembawa berita untuk memastikan bahwa orang-orang dipersiapkan dengan baik untuk kedatangan raja. Yohanes datang untuk mempersiapkan jalan bagi Mesias.
Dia mempersiapkan jalan dengan menyampaikan pesan, “Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan, dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan.”
Pesan ini, tidak ditujukan kepada Kaisar Tiberius, tidak juga untuk Pontius Pilatus yang menjadi wali negeri Yudea, dan bukan pula untuk Herodes raja wilayah Galilea, atau Filipus, saudaranya, raja wilayah Iturea dan Trakhonitis, dan Lisanias raja wilayah Abilene. Kotbah itu pula tidak dikhususkan kepada Hanas dan Kayafas, yang menjadi Imam Besar kala itu.
Singkatnya, warta kenabian itu, tidak ditujukan untuk “orang-orang besar” yang disebutkan nama dan kedudukannya yang mentereng saat itu. Tetapi pesan itu, – khotbah itu – ditujukan kepada “orang-orang kecil” yang ada di padang gurun. Maka ketika mereka mendengar pesan Yohanes, bagi mereka adalah sebuah undangan gratis, tawaran cuma-cuma untuk datang ke sungai Yordan. Di tepi sungai itu, Yohanes menjelaskan maksud dari pesannya tadi. Dia terangkan apa makna dari kata-katanya:” luruskanlah jalan bagi-Tuhan. Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan.”
Yang harus diluruskan adalah hati. Hati yang iri hati, hati yang menyimpan benci dan dendam. Yang ditimbun adalah sikap angkuh dan kepongahan.Dan perilaku yang salah, harus dilurus. Itu semua harus diperbaiki. Perlu direparasi.
Itu semua harus dipersiapkan dengan baik, maka begitu Kristus Raja Damai datang, mereka sudah siap untuk melihat keselamatan Tuhan yang akan datang. Sebagai tanda bahwa mereka sungguh-sungguh mempersiapkan hati dan diri dengan baik maka jalan satu-satunya adalah masuk dalam sungai Yordan, untuk mendapatkan baptisan baru. Baptisan sebagai tanda pertobatan, – berbalik dari manusia lama – dan menjadi “manusia baru” yang siap menyambut datangnya keselamatan Tuhan.
Maka kemudian mereka tidak menjadi orang-orang yang memalukan bagi kedatangan Yesus. Mereka tidak menjadi penghinaan bagi Yesus karena mereka telah mempersiapkan diri dengan baik untuk menyambut kedatangan Yesus.
Saudara-saudara yang terkasih, hari ini pesan yang sama dari Yohanes Pembaptis sampai ke telinga kita. Kita bukanlah orang-orang hebat yang berkedudukan tinggi, sebagaimana disebutkan dalam awal perikope ini, tetapi kita adalah “orang biasa-biasa saja ” yang dengan luar biasa menantikan kedatangan Yesus. Kita seperti orang-orang di padang gurun, yang dengan rendah hati mau membaharui diri, mempersiapkan hati.
Maka, persiapan hati yang paling pas adalah datang berjumpa dengan Bapa yang berbelaskasih, – Bapa Maha Rahim untuk menerima Sakramen Tobat. Dengan rendah hati kita akui bahwa hati kita masih dicekoki dengan irihati, benci dan dendam berkepanjangan. Kita bisikan kepada Tuhan Maha Pengampun, bahwa tutur kata kita, sering tak pantas.
Hati sesama juga hati Tuhan sering tersakiti, oleh pedasnya kata-kata yang mematikan, oleh sepak perilaku kita yang tidak patut. Bila ini kita lakukan, maka kata-kata injil Lukas akan terasa sangat membekas di hati, pada saat kita merayakan Malam Kudus Suci Tuhan:” Semua orang akan melihat keselamatan yang datang dari Tuhan.”
Mumpung kita masih diberi waktu, mari kita sama-sama luruskan jalan bagi-Tuhan. Kita timbun setiap gunung dan bukit menjadi rata , kita luruskan yang berliku-liku, kita ratakan yang berlekuk-lekuk.