ADVERTISEMENT
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak
Selasa, Juli 29, 2025
No Result
View All Result
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Uncategorized

Kotbah Minggu Biasa XV/C: “Pergilah, Dan Perbuatlah Demikian!”

by WartaNusantara
Juli 9, 2022
in Uncategorized
0
Kotbah Minggu Paskah VI : “AKU TELAH MENETAPKAN KAMU”
0
SHARES
106
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh : Germanus S. Atawuwur, Alumnus STFK Ledalero

Ul.30:10-14; Kol. 1:15-20; Luk.10:25—37

WARTA-NUSANTARA.COM-Injil orang Samaria yang baik hati, adalah warta yang begitu familiar dengan kita semua. Perikope ini sudah berulangkali kita dengar. Mungkin saja, para lakon dalam injil ini kita sudah menghafalnya. Injil tentang Orang Samaria Yang Baik Hati adalah kisah tentang egoisme versus altruistis.  Orang Samaria yang Baik Hati adalah cerita tentang apatisme dan kepedulian social. Cerita ini, kemudian dihidupkan secara konstekstual dalam Enskilik Paus Fransiskus yang berjudul Fratelli Tutti, ensikilk tentang Persaudaraan dan Persahabatan Sosial. Pada tanggal 3 Oktober 2020 Paus Fransiskus menandatangani Ensiklik “Fratelli Tutti” di Assisi, tempat kelahiran dan hidup St. Fransiskus dari Assisi. Hari berikutnya, 4 Oktober, ensiklik tersebut dipublikasikan ke seluruh dunia. 

Ensiklik ini bertujuan untuk mendorong keinginan akan persaudaraan dan persahabatan sosial. Pandemi Covid-19 menjadi latar belakang ensiklik ini. Kedaruratan kesehatan global telah membantu menunjukkan bahwa “tak seorangpun bisa menghadapi hidup sendirian” dan bahwa waktunya sungguh-sungguh telah tiba akan “mimpi sebagai satu keluarga umat manusia” di mana kita adalah “saudara dan saudari semua”.

Ensiklik ini sungguh relevan dengan Perumpamaan Orang Samaria yang Baik Hati, yang kita dengar hari ini.  Yesus menceritakan kisah tentang seseorang yang telah dirampok dan terluka, tergeletak di pinggir jalan. Ada beberapa orang yang melintasi jalan itu, tetapi mereka berjalan terus tanpa berhenti. Mereka adalah orang yang memegang posisi penting dalam masyarakat, tetapi di hati mereka tidak ada kasih untuk kebaikan bersama. Mereka tidak dapat meluangkan beberapa menit untuk membantu orang yang terluka atau setidaknya mencari bantuan. Hanya satu orang yang berhenti, mendekatinya, merawatnya dengan tangannya sendiri, membayarinya dari sakunya sendiri, dan menjaganya. Terlebih-lebih, ia memberinya sesuatu yang sangat kita hemat di dunia yang tergesa-gesa ini: ia memberinya waktunya sendiri. Tentunya dia mempunyai rencananya sendiri untuk menggunakan hari itu, sesuai dengan keperluan, komitmen, atau keinginannya sendiri. Tapi dia bisa mengesampingkan semuanya itu ketika berhadapan dengan orang yang terluka itu. Meskipun tidak mengenalnya, ia menganggapnya layak untuk menerima pemberian waktunya. Orang yang terkapar di pinggir jalan itu, adalah orang Israel yang sejatinya adalah musuh bebuyutan secara histroris orang Samaria. Sebagai musuh, mustinya orang Samaria itu tidak boleh membantu musuhnya itu. Membantu musuhnya artinya

RelatedPosts

Bupati Lembata Sambut Hangat Kepulangan Meisya, Petugas LPSK Kawal Ketat 

Bupati Lembata Sambut Hangat Kepulangan Meisya, Petugas LPSK Kawal Ketat 

Bantuan Pakaian Bagi Korban Erupsi Lewotobi Disalurkan di Flores Timur

Aliansi Terlibat Bersama Korban Geothermal Flores Surati Gubernur NTT Melki Laka Lena

Load More

melanggar tradisi, melanggar sejarah itu. Mustinya, orang Samaria harus tetap memandang orang Israel yang terkapar itu, sebagai orang asing di seberang jalan. Tetapi orang Samaria tidak peduli akan sejarah itu. Baginya, itu historitas kelam yang sudah saatnya didobrak. Dan ini adalah moment yang tepat untuk mendobrak tradisi itu. Baginya, manusia jauh lebih penting daripada serpihan sejarah. Bagi dia, itu bongkahan sejarah dehumanisasi, yang sudah saatnya direformasi. Maka, tatkala ia melihat orang yang terkapar tak berdaya itu “tergeraklah hatinya oleh belas kasihan ia pergi kepadanya lalu membalut luka-lukanya, sesudah ia menyiraminya dengan minyak dan anggur. Kemudian ia menaikkan orang itu ke atas keledai tunggangannya sendiri lalu membawanya ke tempat penginapan dan merawatnya.  Keesokan harinya ia menyerahkan dua dinar kepada pemilik penginapan itu, katanya: Rawatlah dia dan jika kaubelanjakan lebih dari ini, aku akan menggantinya, waktu aku kembali.”  Perumpamaan yang berkisah tentang peduli sesama yang disampaikan oleh Yesus, kemudian diangkat kembali oleh Paus Fransiskus dalam ensklik Fratelli Tutti hendak mengeritik praktek dehumanisasi yang dialami oleh orang Israel di zaman Yesus. Bahwa dalam tradisi Yahudi, perintah untuk mengasihi dan memperhatikan orang lain tampaknya terbatas pada hubungan antara anggota sebangsa. Perintah kuno “kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Imamat 19:18) biasanya dipahami sebagai merujuk pada sesama warga negara. Namun, khususnya dalam Yudaisme yang berkembang di luar tanah Israel, batasbatasnya diperlebar. Orang diajak untuk tidak melakukan kepada siapa pun apa yang tidak ia sukai dilakukan terhadap dirinya (lih. Tobit 4:15). Keinginan untuk meneladani sikap ilahi mendorong orang mengatasi kecenderungan untuk membatasi diri pada mereka yang paling dekat: “Belas kasih manusia ditujukan kepada sesamanya, Sementara itu, dalam konteks dewasa ini, Puas Fransiksus mengangkat kembali kisah ini untuk melawan apa yang disebutnya awan-awan gelap yang meliputi dunia yang direfleksikannya sebagai penyimpangan zaman ini. Sri Paus mengidentifikasi “awan gelap” itu antara lain:manipulasi dan deformasi konsep-konsep demokrasi, kebebasan, keadilan; hilangnya makna komunitas sosial dan sejarah; cinta diri dan ketidakpedulian terhadap kesejahteraan bersama; meningkatnya logika pasar yang didasarkan pada keuntungan dan budaya membuang sampah tidak pada tempatnya; pengangguran, rasisme, kemiskinan; ketidaksamaan hak dan akibat-akibatnya seperti perbudakan, perdagangan manusia, dan sebagainya. Bapa Suci menyebutnya sebagai masalah-masalah global  dank arena itu membutuhkan tindakan-tindakan global. 

Baik Yesus maupun Paus Fransiskus, mengangkat sosok Orang Samaria yang Baik Hati  sebagai contoh cemerlang, bentara harapan: peduli bersesama. Bahwa dalam masyarakat yang tidak sehat ini kita dipanggil, seperti orang Samaria yang baik itu, untuk menjadi sesama bagi yang orang-orang lain. Kita bertanggung jawab bersama menciptakan masyarakat yang bisa menerima, mengintegrasikan dan mengangkat mereka yang telah jatuh atau menderita. Kasih membangun jembatan dan “kita diciptakan untuk mencintai”.

Saudara-saudaraku, kita yang mendengar untuk kesekian kalinya perumpamaan ini hendaklah berkomtimen pada perbuatan baik yang universal, yang berdampak kepada kebaikan dan kesejahteraan sesama. Bahwa kita sebagai pengikut Kristus tidak boleh membatasi misinya pada ranah privat. Karena itu, Paus mendorong kita untuk pergi “’keluar’ diri sendiri” untuk menemukan “eksistensi lebih penuh dalam diri orang lain”, dengan membuka diri terhadap yang lain sesuai dengan dinamika cinta kasih yang membuat kita terarah kepada “kepenuhan universal”.  Karena itu, saatnya kita hayati dan amalkan perintah Yesus:”Pergilah, Dan Perbuatlah Demikian!”. ***

WartaNusantara

WartaNusantara

Related Posts

Bupati Lembata Sambut Hangat Kepulangan Meisya, Petugas LPSK Kawal Ketat 
Uncategorized

Bupati Lembata Sambut Hangat Kepulangan Meisya, Petugas LPSK Kawal Ketat 

Bupati Lembata Sambut Hangat Kepulangan Meisya, Petugas LPSK Kawal Ketat  LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM--  Bupati Lembata P. Kanisius Tuaq secara resmi...

Read more
Bantuan Pakaian Bagi Korban Erupsi Lewotobi Disalurkan di Flores Timur

Aliansi Terlibat Bersama Korban Geothermal Flores Surati Gubernur NTT Melki Laka Lena

Wagub Johni Asadoma Dorong UPG 1945 NTT  Hadirkan Layanan Pendidikan Berkualitas

Wagub Johni Asadoma Dorong UPG 1945 NTT  Hadirkan Layanan Pendidikan Berkualitas

Suara Untuk Aksi Iklim Berkeadilan : Diskusi Publik Masa Depan Berkelanjutan di Indonesia

Suara Untuk Aksi Iklim Berkeadilan : Diskusi Publik Masa Depan Berkelanjutan di Indonesia

Ayo Membaca di Lapak Pinggir Jalan Dukung Program Literasi Lembata

Ayo Membaca di Lapak Pinggir Jalan Dukung Program Literasi Lembata

GEMPANA Dukung Kejari Madina Usut Tuntas Dugaan Korupsi Program Smart Village

GEMPANA Dukung Kejari Madina Usut Tuntas Dugaan Korupsi Program Smart Village

Load More
Next Post
Oase Kehidupan Sabtu, 31 Juli 2021

Oase Kehidupan Minggu, 10 Juli 2022

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ads

Tag

mostbet mostbet UZ Sastra
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
  • Internasional
  • National

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In