Oleh : Germanus S. Atawuwur, Alumnus STFK Ledalero
Yer. 33:14-16; 1 Tes. 3:12-4.2. Luk. 21:25-26.35-36
Bapa, ibu, saudara, saudari yang terkasih,


WARTA-NUSANTARA.COM–Hari ini kita membuka Tahun Baru Liturgi dengan merayakan Pesta Minggu I Masa Adventus. Umat Katolik diseluruh dunia memasuki masa adven. Kata “Adven” berasal dari kata Latin ‘adventus, (bahasa Yunani-nya parousia), artinya ‘kedatangan’. Masa Adven merupakan saat kita secara khusus mempersiapkan diri menyambut kedatangan Tuhan di tengah-tengah kehidupan kita. Tuhan hadir di tengah-tengah beragam hiruk-pikuk realitas yang saat ini kita alami.

Fokus masa Adven adalah persiapan menantikan kedatangan Mesias, yaitu Yesus Kristus. Tuhan telah datang ke dunia dalam sejarah keselamatan manusia, tetapi juga Ia akan datang pada akhir jaman. Jadi adven sesungguhnya berhakekat waktu lampau, kini, dan yang akan datang. Warna khas masa adven adalah warna ungu. Warna ungu adalah warna pertobatan. Masa adven yang berlangsung selama empat minggu, menjadi kesempatan bagi umat katolik untuk bertobat, meluruskan hati untuk Tuhan.

Pada masa adven ini ada empat lilin adven dengan warna berbeda yang memiliki makna tertentu. Lilin adven bernyala melambangkan cahaya Kristus. Lilin minggu pertama Adven ini mengingatkan kita akan kedatangan Yesus Krisus sang penebus. Minggu pertama yang ditandai dengan sebatang lilin ungu ini memiliki arti sebagai HARAPAN. Kita semua menantikan kedatangan Kristus penuh sukacita dan harapan, sambil mempersiapkan diri dalam pertobatan agar layak menyambut Dia.

Dia yang kita tunggu kedatangan-Nya ini hari ini dilukiskan oleh nabi Yeremia dalam bacaan I:”Sesungguhnya, waktunya akan datang, demikianlah firman TUHAN, bahwa Aku akan menepati janji yang telah Kukatakan kepada kaum Israel dan kaum Yehuda. Pada waktu itu dan pada masa itu Aku akan menumbuhkan Tunas keadilan bagi Daud.Ia akan melaksanakan keadilan dan kebenaran di negeri. Pada waktu itu Yehuda akan dibebaskan,dan Yerusalem akan hidup dengan tenteram.Dan dengan nama inilah mereka akan dipanggil: TUHAN keadilan kita!”
“Tunas” ini mengacu kepada Yesus Kristus yang akan datang dari garis keturunan Daud. Jika kita terus membaca teks ini pada ayat ketujuh belas maka kita menemukan bahwa nabi Yeremia bernubuat bahwa melalui garis keturunan Daud yang tidak terputuskan, Tunas Keadilan akan datang. Dia yang akan datang itu memerintah sebagai Raja atas umat Allah.
Karena Dia yang akan datang itu adalah Tunas Keadilan, yang oleh injil Lukas disebutnya sebagai Anak Manusia, maka kedatangan-Nya harus benar-benar dipersiapkan.
Pertanyaannya adalah, bagaimana mempersiapkan kedatangan Anak Manusia itu?
Penginjil Lukas sudah mengingatkan bagaiman cara memperiapkan kedatangan Anak Manusia. “Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi . Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.”
Lukas mengingatkan bahwa kita harus jaga diri, tidak boleh pesta pora apalagi mabuk-mabukan. Dia juga mengingatkan agar jangan utamakan kepentingan-kepentingan dunia. Maka dia mewaspadai agar jangan membuat persiapan yang lebih mengutamakan aspek lahiriah. Itu artinya penginjil Lukas mau mengatakan bahwa boleh beli baju dan sepatu natal, boleh buat kue natal beraneka rasa dan bentuk, boleh beli lampu natal warna warni, tapi itu semua tidak cukup. Yang lebih utama, dan menjadi prioritas persiapan adalah persiapan hati. Hati harus benar-benar disiapkan. Yesus menyimpulkan berita nubuat-Nya dengan memperingatkan para pengikut-Nya agar jangan begitu asyik dengan kesenangan dan kekuatiran dunia sehingga mereka gagal untuk bersiaga bagi kedatangan-Nya.
Para pengikut Kristus harus waspada terhadap dosa dan berdoa agar kasih mereka bagi Kristus tidak akan luntur. Dengan demikian mereka boleh menerima kekuatan untuk bertekun dalam iman dan kebenaran dalam Yesus Kristus. Hanya dengan ketekunan semacam itulah mereka akan mampu untuk “luput” dari semua hal yang mengerikan yang menimpa dunia pada hari-hari terakhir
Hal yang sama kemudian ditegaskan oleh santo Paulus sebagaimana kita dengar dalam bacaan II:” Kiranya Dia menguatkan hatimu, supaya tak bercacat dan kudus, di hadapan Allah dan Bapa kita pada waktu kedatangan Yesus, Tuhan kita, dengan semua orang kudus-Nya.”
Jadi, baik penginjil Lukas maupun Paulus menekankan pentingnya persiapan hati. Pertanyaannya adalah bagaimana model persiapan hati itu?
Dengan tegas Lukas katakan model persiapan hati adalah berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa,supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.
Karena tidak berjaga-jaga sambil berdoa, maka kita akan rentan jatuh dalam percobaan yakni pesta pora dan kemabukan serta lebih mengutamakan kepentingan-kepentingan duniawi .
.
Berjaga-jaga dan berdoa adalah satu paket yang harus ada dalam kehidupan kita sebagai anak-anak Tuhan, terlebih-lebih pada masa advent ini. Berjaga-jaga identik dengan melakukan sesuatu dan tidak pasif. Wujud nyata dari berjaga-jaga adalah menjaga hati agar tidak mengutamakan kepentingan duniawi dan selalu mengutamakan Tuhan dalam hidup kita. Berjaga-jaga juga berarti tidak mementingkan kepentingan diri sendiri seperti tertulis dalam Lukas 21:34. Berjaga-jaga juga berarti berpegang pada perjanjian- Nya dan peringatan-peringatan-Nya.
Namun, kesemua itu harus juga didukung dengan doa. Doa merupakan sarana komunikasi kita dengan Bapa di Surga. Dalam berdoa pun Tuhan Yesus menginginkan kita untuk berjaga-jaga dan berdoa dalam menanti kedatangan Anak Manusia. Kita berdoa juga agar terluput dari tanda-tanda akhir jaman yang telah dinubuatkan. Pemazmur menyatakan orang yang takut akan Tuhan kepada- nya akan ditunjukkan jalan yang harus dipilihnya dan anak cucunya akan mewarisi bumi.
Karenanya, marilah kita jadikan masa Adven ini untuk merenungkan kehadiran Kristus dan mengajak semua umat mengobarkan api harapan. Membantu semua orang untuk mendapatkan kekuatan dan kepastian baru menatap masa depan. Harapannya, agar hidup beriman kita menjadi semakin berdaya dan berbuah. Semakin mendalam relasi dengan Kristus, semakin katolik dan apostolik.
Dalam Masa Adven ini, kita juga diajak membangun sikap pertobatan dan memperbaharui diri. Wujud pertobatan hendaknya mencakup semua aspek dalam kehidupan bermasyarakat dan bergereja. Selamat memasuki masa Adven, semoga dalam sikap berjaga-jaga yang kreatif. kita terus mengobarkan api harapan yang telah diberikan kepada kita, dan membantu semua orang untuk mendapatkan kekuatan dan kepastian baru untuk menatap masa depan dengan semangat terbuka, hati yang percaya dan berpandangan jauh ke depan akan keyakinan yang teguh bahwa Sesungguhnya, Waktunya Akan Datang. Anak Manusia akan datang. Berjaga-jaga sambil berdoa!!








