Oleh : Germanus S. Atawuwur, Alumnus STFK Ledalero
WARTA-NUSANTARA.COM-Kej. 14:18-20; 1 Kor.11:23-26; Luk. 9:51-62 Bapa, ibu, saudara-saudari yang terkasih, pada hari ini kita merayakan Pesta Tubuh dan Darah Kristus, atau lazim disebut juga Corpus Christi. Pesta Corpus Christi memiliki sejarah panjang, namun diringkas sebagai berikut:” Perayaan ini mulai dikenal pada abad pertengahan. Sta. Yuliana dari Liege merupakan tokoh penting yang berperan dalam penetapan hari yang dikhususkan untuk menyembah Allah yang hadir dalam Ekaristi. Ia lahir di Liege, Belgia, pada tahun 1191 atau 1192, dan di kota tersebut terdapat sekelompok wanita yang membaktikan diri bagi ibadah Ekaristi. Pada usia 5 tahun, St. Yuliana menjadi anak yatim piatu, lalu ia pun diserahkan ke biara Agustinian, dan di sinilah ia mengembangkan devosi dan penghormatan khusus kepada Sakramen Mahakudus.
Ia selalu merindukan adanya pesta khusus di luar Masa Prapaskah untuk menghormati Ekaristi. Pada tahun 1208, ia mendapat penglihatan yang mana Kristus memintanya untuk menetapkan hari raya Corpus Christi. Penglihatan tersebut diulangi selama 20 tahun berturut-turut, namun ia tetap merahasiakannya, hingga pada akhirnya ia menceritakan hal tersebut kepada bapa pengakuannya, lalu bapa pengakuannya menyampaikan kepada uskup.
Selain Sta. Yuliana, terdapat dua orang lainnya yang berperan dalam penetapan Hari Raya Corpus Christi: pertama seorang Dominikan yang terpelajar, Hugh of St. Cher, yang kedua adalah Uskup Liege Robert de Thorete, yang pertama kali menetapkan hari raya tersebut di keuskupannya pada hari Kamis setelah hari Minggu Trinitas. Selanjutnya pada tahun 1264, Paus Urbanus IV menetapkan hari raya tersebut bagi seluruh Gereja Ritus Latin, sebuah perayaan yang ditetapkan setelah terjadinya mukjizat Ekaristi di Bologna.
Paus Urbanus mengatakan bahwa tujuan Corpus Christi adalah untuk membangkitkan rasa syukur di dalam hati manusia dan mengingatkan mereka akan Tuhan milik bersama. Tiga tujuan perayaan khusus Corpus Christi ada untuk melawan pelupaan manusia, untuk membangkitkan rasa syukurnya, dan ia berkenaan juga dengan persaudaraan, dengan kuasa yang menyatukan yang bekerja ketika orang-orang memandang satu Tuhan. Bapa, ibu, saudara, saudari, berkenaan dengan Pesta Tubuh dan Darah Kristus, kita dengar bacaan kedua dari Surat Paulus kepada jemaat di Korintus yang mengisahkan kembali saat-saat terakhir Yesus Merayakan Perjamuan Malam Terakhir bersama dengan para murid-Nya. Paulus ditetapkan setelah terjadinya mukjizat Ekaristi di Bologna.
Paus Urbanus mengatakan bahwa tujuan Corpus Christi adalah untuk membangkitkan rasa syukur di dalam hati manusia dan mengingatkan mereka akan Tuhan milik bersama. Tiga tujuan perayaan khusus Corpus Christi ada untuk melawan pelupaan manusia, untuk membangkitkan rasa syukurnya, dan ia berkenaan juga dengan persaudaraan, dengan kuasa yang menyatukan yang bekerja ketika orang-orang memandang satu Tuhan. Bapa, ibu, saudara, saudari, berkenaan dengan Pesta Tubuh dan Darah Kristus, kita dengar bacaan kedua dari Surat Paulus kepada jemaat di Korintus yang mengisahkan kembali saat-saat terakhir Yesus Merayakan Perjamuan Malam Terakhir bersama dengan para murid-Nya. Paulus menulis:” Tuhan Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil roti dan sesudah itu Ia mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: “Inilah
tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku! Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku; perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!” Sebab setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini, kamu memberitakan kematian Tuhan sampai Ia datang. Wasiat Yesus pada kalimat terakhir:” Setiap kali kamu makan roti ini dan minum cawan ini.” Adalah kata-kata yang menunjuk pada tugas dan wewenang seorang imam di kemudian hari. Dengan kata lain, tindakan mengambil roti dan mengucap syukur atasnya lalu memecah-mecahkannya adalah tugas khusus seorang imam. Imam memiliki kewenangan sakramental dan otoritas khusus untuk merayakan kembali Ekaristi. Ekaristi yang dirayakan kembali oleh imam atas nama Yesus untuk mengenangkan kembali Ekaristi yang ditetapkan oleh Yesus pada Malam Perjamuan Terakhir. Karena hanya imamlah yang memiliki kewenangan untuk merayakan Ekaristi maka setiap imam disebut sebagai Alter Christus, – Kristus yang lain.- Imam itu, hendaknya seperti Melkisedek Imam Allah yang Mahatinggi, yang melayani Allah Esa dan Benar. Karena keimamannya yang agung inilah maka Melkisedek digambarkan sebagai raja dan keimaman abadi Yesus Kristus.
Sebagai Kristus yang lain, imam memiliki kewajiban untuk merayakan ekaristi atas nama Yesus demi untuk keselamatan manusia. Dan karena itu, imam harus merayakan setiap kali. Setiap kali dapat dipahami juga sebagai setiap hari. Maka imam, kecuali sakit berat atau pun halangan berat lainnya, dia memiliki kewajiban ekaristis, untuk merayakan Perayaan Ekaristi setiap hari. Karena itu maka Gereja Katolik mempunyai kebiasaan Merayakan Ekaristi Setiap Hari. Pertanyaannya, mengapa orang katolik merayakan Ekaristi setiap hari? Karena makan Tubuh dan minum darah Yesus adalah sungguh amat penting, karena
keselamatan kita. Rasul Yohanes menuliskan “Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman.” (Yoh 6:54).
Kutipan Yohanes di atas mau menegaskan bahwa Yesus berharap agar para murid menyantap dan meminumnya, karena darah-Nya adalah darah perjanjian, yang ditumpahkan bagi banyak orang untuk pengampunan dosa.” (lih. Mat 26:28; Luk 22:20). Artinya, di saat seseorang menyantap Tubuh dan meminum Darah Kristus, pada saat itu juga terjadi pengampunan dosa. Bila dosa-dosa diampuni maka terjadilah keselamatan dalam diri orang tersebut.
Inilah penegasan kembali dari pengajaran Roti Hidup pada injil Yoh bab 6. Bahwa yang makan tubuh dan darah Kristus akan mendapatkan hidup kekal. Karena mereka yang makan tubuh dan darah Kristus adalah mereka yang bersedia, dengan sukarela mengikat perjanjian dengan Kristus sendiri, sehingga dapat memperoleh pengampunan dosa. Dan Perjamuan Suci ini diperintahkan oleh Kristus menjadi peringatan akan Kristus sendiri, sebab Ia mengatakan, “Inilah tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku.” (Luk 22:19.) Maka ketika pada hari ini kita merayakan Pesta Tubuh dan Darah Kristus dengan menyantap Tubuh dan meminum Darah-Nya, maka pada hari ini Kristus telah mengikat perjanjian dengan kita sehingga kita memperoleh pengampunan dosa.***