Ket Foto : Ketua LBH Surya NTT Perwakilan Lembata, Vian K. Burin, SH., Ketua KSP TKBM Lewoleba, Yakobus Buran, John Pejabat dari Dinkes Lembata, dan Ketua Federasi Serikat Buruh Demokrasi Seluruh Indonesia (FSBDSI) Kabupaten Lembata, Karolus Kia Burin, SH.
LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM-Ketua Lembaga Bantuan Hukum (LBH) NTT Perwakilan Lembata, Yohanes Vianey K. Burin, SH. menyatakan siap memberlikan bantuan hukum secara gratis kepada para buruh yang berkarya di Kabupaten Lembata, khususnya Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM) di Pelabuhan Laut Lewoleba, Kabupaten Lembata ketika menghadapi kasus hukum apapun.
Vian K. Burin, demikian nama populernya mengatakan hal itu ketika menghadiri undangan TKBM Lewoleba untuk bersama merayakan Hari Buruh pada Hari Minggu, 1 Mei 2022, di Olympic Ballroom , Lewoleba, Lembata. Perayaan Hari Buruh tersebut dihadiri sekitar 300 orang yang terdiri dari kaum buruh bersama isteri dan anak-anak berlangsung semarak dan penuh semangat kekeluargaan dengan mengusung tema, “May day 2022 Cinta Damai, Taan Tou Lembata Aman”. Selaku Penyelenggara Hari Buruh yang hadir adal;ah, Ketua KSP TKBM Lewoleba, Yakobus Buran, Ketua TKBM Lewoleba, Drs. Benediktus Burak Making dan Ketua Federasi Serikat Buruh Demokrasi Seluruh Indonesia (FSBDSI) Kabupaten Lembata, Karolus Kia Burin, SH.
“LBH Surya NTT Perwakilan Lembata siap mendampingi dan memberikan bantuan hukum secara gratis kepada para buruh di Lembata yang terlilit masalah hukum apapun. Baik masalah ketenagakerjaan, hak-hak buruh, kesejahteraan buruh, masalah pidana dan perdata pun kami siap membantu secara gratis yang nantinya dituangkan dalam sebuah Kesepahaman Kerjasama atau MOU”, ungkap Vian Burin yang disambut aplaus tepuk tangan meriah oleh Kaum Buruh Pelabuhan Lewoleba.
Advokat Vian Burin lebih lanjut mengatakan, pihaknya merasa bahagia dan suatu penghormatan diundang oleh TKBM Lewoleba untuk menghadiri Hari Buruh Internasional, May Day 2022 dalam semangat kebersamaan dan kekeluargaan. Biasanya, saat hari buruh seperti ini terjadi demonstrasi dimana-mana di kota-kota besar di Indonesia untuk memperjuangkan hak-hak dan kesejahteraan buruh yang kadang tidak diperhatikan oleh majikan atau oleh perusahaan tempat bekerja. Buruh itu pilar pembangunan yang juga sangat penting berperan memajukan pembangunan bangsa dan daerah. Namun upah atau gaji para buruh masih sangat kecil, bahkan tidak sesuai Upah Minimum Provinsi (UMP). Banyak buruh yang bekerja di toko-toko yang ada di Lewoleba misalnya, cuma di gaji Rp 300.000/bulan namun bekerja sampai jauh malam. Gaji seperti ini sangat jauh dari UMP Provinsi NTT tahun 2022 sebesar Rp 1.975.000.,
Karena itu, Vian Burin meminta agar Pengurus FSBDSI Kabupaten Lembata segera mendata dan menghipun seluruh kaum buruh di Lembata baik yang bekerja di Toko, Perusahaan, Bengkel dan Tenaga KSO di lingkup Pemkab Lembata untuk bergabung pada federasi ini membangun kekuatan dan kekompakan memperjuangkan hak dan kesejahteraan sesuai ketentuan hukum yang berlaku.
Ketua TKBM Pelabuhan Lewoleba, Benediktus Burak Making yang juga Sekretaris FSBDSI Kabupaten Lembata dalam sambutannya mengataka, Perayaan Hari Buruh di Lembata tanpa turun ke jalan melakukan demonstrasi karena telah sepakat mengusung tema, May Day 2022 Cinta Damai Taan Tou, Lembata Aman”. Namun dengan refleksi kondisi dan permasalahan buruh yang dihadapi saat ini, banyak keprihatinan soal hak dan upah yang belum layak. Karena itu, pihaknya berkomitmen bersama buruh kelak turun ke jalan menyampaikan aspirasi kepada pihak terkait agar masalah buruh mendapat perlindungan secara wajar sesuai ketentuan hukum yang berlaku. ” Turun ke jalan atau demonstrasi juga sebuah wujud ungkapan aspirasi. Namun kita lakukan demo secara damai tanpa anakis”, tegas Ben Making yang juga Ketua Dekopinda Kabupaten Lembata.
Menariknya, perayaan hari buruh dirayakankan dengan santap siang bersama. Bahkan ditandai dengan pemotongan kue Ultah. Sejumlah undangan didaulat memotong kue Ultah yakni Vian Burin, Jakobus Buran, John dari Dinkes Lembata, dan Karolus Kia Burin, Ketua FSBDSI Kabupaten Lembata. Kue Ulta itu dibagikan kepada perwakilan pasangan suami istri kaum buruh sebagai ungkapan cinta dan penghargaan atas pengabdian selama ini. (WN-01)