Rilis dari Satrio Pedo,ST.MT, Dosen Pendamping Mahasiswa KKN Unwira Kupang yang diterima Warta Nusantara
NAGEKEO : WARTA-NUSANTARA.COM-Kelompok mahasiswa dari Universitas Katolik Widya Mandira (UNWIRA) Kupang yang menjalankan Kuliah Kerja Nyata Tematik-Pembelajaran dan Pemberdayaaan Masyarakat (KKNT-PPM) di 5 desa dalam wilayah Kecamatan Keo Tengah, Kabupaten Nagekeo, melatih warga memproduksi asap cair.
Kelompok-kelompok mahasiswa KKNT-PPM dari UNWIRA, tiap kelompok berkekuatan 10 orang mahasiswa dari berbagai program studi, ditempatkan di 5 desa dalam wilayah Kecamatan Keo Tengah, Kabupaten Nagekeo, atas usul dan arahan Camat Keo Tengah, Hildegardis Muta Kasih,SIP.MPA.
Desa-desa lokasi KKNT-PPM UNWIRA di Kecamatan Keo Tengah tersebut yakni Desa Udiworowatu, Mbaenuamuri, Kotowuji Barat, Kotowuji Timur dan Desa Lewangera. Kegiatan KKNT-PPM oleh 5 kelompok mahasiswa UNWIRA di wilayah Kecamatan Keo Tengah dalam dampingan Dosen Pendamping; Gerardus D Tukan,S.Pd.M.Si dan Satrio Pedo,ST.MT berlangsung mulai tanggal 24 Januari hingga 24 Februari 2022.
Kelompok-kelompok mahasiswa dari UNWIRA yang menjalankan KKNT-PPM di kecamatan Keo Tengah kabupaten Nagekeo, melaksanakan program-program kegiatannya yang telah dirancang sebelumnya berdasarkan data hasil survey awal oleh tim survey dari panitia KKNT-PPM UNWIRA, semester ganjil tahun ajaran 2021/2022.
Salah satu program yang dilaksanakan oleh kelima kelompok masing-masing di desa lokasi KKNT-PPM, yakni produksi asap cair. Produksi asap cair dengan skala kecil di tiap desa lokasi KKNT-PPM tersebut, dilakukan sebagai upaya untuk mengolah dan memanfaatkan potensi desa pada kelima desa tersebut yaitu sabut kelapa dan batok atau tempurung kelapa. Desa-desa lokasi KKNT-PPM ini memiliki potensi alam yang limpah yakni kelapa, namun sabut kelapa dan tempurung kelapa masih merupakan bahan-bahan buangan.
Pelatihan produksi asap cair dilakukan pada warga di desa lokasi KKNT-PPM, menggunakan sarana yaitu pipa kondensor dan tanur pembakaran. Tanur atau dapur pembakaran yang relatif terisolasi, dirancang oleh tiap kelompok KKNT-PPM berupa beton yang dicor dari semen, atau drum besi yang dilapisi oleh beton. Asap dari pembakaran sabut kelapa atau tempurung kelapa, tanpa nyala, di dalam tanur, dialirkan melalui kondensor pipauntuk mengalami kondensasi menjadi fasa cair. Kondensor dibuat di Kupang. Sebelum menuju ke lokasi KKNT-PPM di Kecamatan Keo Tengah, masing-masing kelompok, dalam dampingan Gerardus D Tukan, Dosen Kimia FMIPA UNWIRA, mencari pipa-pipa bekas di tempat-tempat penampungan besi tua. Pipa-pipa tersebut dibawa ke bengkel las untuk dirakit menjadi kondensor.
Proses produksi asap cair yang dilakukan oleh tiap kelompok KKNT-PPM UNWIRA di masing-masing desa lokasi KKNT-PPM di kecamatan Keo Tengah, yang dilakukan bersama dengan warga desa di tiap lokasi, menghasilkan asap air grade 1, yakni asap cair yang berwarna hitam pekat. Asap cair grade 1 yang dihasilkan, dikondensasi lagi menghasilkan asap cair grade 2, untuk dapat digunakan dalam memproduksi ikan asap serta sebagai pengawet.
“Selain produksi asap cair, kita akan manfaatkan arang hasil pembakaran di dalam tanur pembakaran, untuk pembuatan briket arang” Ucap Gerard Tukan, di celah-celah pelatihan bersama warga di salah satu desa, yakni desa Lewangera.
Masyarakat dan aparat desa yang mengikuti pelatihan produksi asap cair di kelima lokasi, mengaku memperoleh pengetahuan dan pengalaman tentang pemanfaatan limbah dari buah kelapa melalui salah satu cara pengolahan ini***.(*/WN-01)