ADVERTISEMENT
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak
Selasa, Mei 20, 2025
No Result
View All Result
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Uncategorized

MELIHAT EKSISTENSI TUHAN DALAM PAHAM KRESIONISME

by WartaNusantara
Juni 30, 2022
in Uncategorized
0
MELIHAT EKSISTENSI TUHAN DALAM PAHAM KRESIONISME
0
SHARES
145
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

OLEH : MARIO SUNHAKI

Mahasiswa Fakultas Filsafat Unwira Kupang

Pendahuluan

WARTA-NUSANTARA.COM-Dewasa ini seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan komunikasi yang pesat, manusia menjadi semakin dimudahkan untuk memperoleh informasi  yang dibutuhkan secara cepat tanpa bersusah payah. Namun tanpa disadari kemajuan di bidang teknologi dan informasi yang kian meningkat serta berbagai keberhasilan yang dicapai membuat manusia mulai mengagungkan teknologi di atas segalanya sehingga mulai meragukan serta mempertanyakan keberadaan Tuhan. Dengan kemajuan yang ada pula memicu para ilmuan serta cendikiawan untuk meneliti saat awal dan saat akhir kosmos bahkan ingin meneliti kebenaran Tuhan dengan sains. Dikarenakan oleh beberapa keberhasilan di bidang sains itu manusia semakin meragukan keberadaan Tuhan. Maka di sini akan dipaparkan eksistensi Tuhan dalam kaitannya dengan kosmos. Apakah Tuhan sungguh ada dan berperan dalam penciptaan kosmos?

Konsep-Konsep tentang Tuhan

RelatedPosts

Wagub Johni Asadoma Panen Rumput Laut di Sulamu – Kupang

Wagub Johni Asadoma Panen Rumput Laut di Sulamu – Kupang

Gubernur NTT Pimpin RUPS Luar Biasa PT. Jamkrida NTT

Gubernur NTT Pimpin RUPS Luar Biasa PT. Jamkrida NTT

Load More
  • Arti kata Tuhan Menurut KBBI

Tuhan: Sesuatu yang diyakini, dipuja dan disembah oleh manusia sebagai yang Mahakuasa, Mahaperkasa, Mahapencipta dan lain sebagainya. Juga sesuatu yang dianggap sebagai Tuhan.[1]

  • Konsep Tuhan menurut Para Filsuf

Pendekatan yang dilakukan Anselmus adalah untuk mendefinisikan Tuhan sebagai “tidak ada yang lebih besar daripada-Nya untuk bisa direnungkan”. Filsuf panteis Baruch Spinoza membawa gagasan tersebut lebih ekstrem: “Melalui Tuhan aku memahami sesuatu yang mutlak tak terbatas, yaitu, suatu zat yang mengandung atribut-atribut tak terbatas, masing-masing menyiratkan esensi yang kekal dan tidak terbatas”. Bagi Spinoza, seluruh alam semesta terbuat dari satu zat, yaitu Tuhan, atau padanannya, yaitu alam.[2]

Paham Kreasionisme             Kresionisme juga disebut teori penciptaan. Pada prinsipnya kreasionisme mengajarkan bahwa kosmos tidak berkembang atau berevolusi dengan dayanya yang natural, tetapi


[1] KBBI daring, Tuhan, Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Republik Indonesia, diakses pada 26 Juni 2022

[2] https://id.wikipedia.org/Tuhan/Wikipedia bahasa Indonesia/ensiklopedia bebas/diakses pada 26 Juni 2022

membutuhkan pengaruh ekstrinsik(Yang-Transenden) yaitu penciptaan dari tiada(ex nihilo sui et subiecti).

Anton Bakker (1995:376) mencatat ada beberapa bentuk kreasionisme

  • Kreasionisme radikal.

Kreasionisme ini menoak segala bentuk evolusi. Seluruh kosmos, termasuk seluruh macam substansi dan manusia diciptakan langsung oleh Tuhan. Ex nihilo sui et subiecti, dalam keadaan tetap dan mantap tanpa evolusi. Paling-paling terdapat mutasi-mutasi aksidental, di dalam batas-batas jenis-jenis yang telah ditetapkan. Secara khusus diciptakan-Nya manusia sebagai puncak karya-Nya.

  • Kreasionisme lunak

Pada prinsipnya kreasionisme lunak menerima perkembangan kosmos, tetapi tidak tanpa suatu pengaruh langsung dari pihak Tuhan.[1]


[1] Joko Siswanto, Orientasi Kosmologi (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2005), hlm. 55

Paham Kreasionisme menunjukan adanya kerja atau karya Tuhan dalam penciptaan kosmos sebab paham ini melihat bahwa segala yang ada termasuk terbentuknya kosmos pasti melalui suatu sebab dan bukan hanya merupakan suatau kebetulan ataupun evolusi saja melainkan karena suatu keputusan. Paham ini sekaligus mengkritik beberapa kekurangan yang ada dalam teori evolusi karya Darwin yang secara tidak langsung menyatakan bahwa manusia dan makhluk hidup berevolusi karena seleksi alam dari kera menuju kepada manusia. Tetapi Darwin tidak mampu menunjukan sebab segalanya menjadi ada termasuk evolusi itu sendiri juga tidak mampu menunukan bagaimana seleksi alam yang terjadi dari kera menjadi manusia.

Eksistensi Tuhan Dalam Tinjauan Filsafat

Secara garis besar terdapat tiga argumentasi atau pembuktian logis tentang keberadaan tuhan, yakni:

  1. Argumen Ontologis

Argumen ini dipelopori oleh plato dan al farabi. Plato berkata bahwa terdapat ide tertinggi yang diberi nama ide kebaikan atau The Absolute Good; Yang Mutlak Baik.  Sementara al Farabi berkata bahwa hanya ada satu yang Wajib Ada.  Selain wajib ada ini, pastilah mustahil ada

Kecuali, Wajib Ada memberikan keberadaan kepada Mustahil Ada. Sehingga yang Mustahil Ada menjadi Mungkin Ada karena diberikan keberadaan oleh yang Wajib Ada. Keberadaan yang Mungkin Ada bergantung pada yang Wajib Ada. Jika yang Wajib Ada mencabut keberadaan pada yang Mungkin Ada, maka yang Mungkin Ada menjadi Mustahil Ada. Kesimpulannya, tidak ada Yang Ada kecuali Yang Ada itu sendiri. Wajib ada yang dimaksud di sini disebut sebagai Tuhan.

  1. Argumen Kosmologis

Argumen ini dipelopori oleh Aristoteles. Ia menyatakan bahwa setiap yang bergerak pasti digerakkan oleh penggerak. Penggerak tersebut juga digerakkan oleh penggerak lainnya. Begitu seterusnya hingga berujung pada Penggerak Pertama yang tidak digerakkan. Karena jika Penggerak Pertama tidak ada, maka tidak ada pula yang menggerakkan gerak. Dan jika Penggerak Pertama juga digerakkan, maka ia tidak dapat dikatakan Penggerak Pertama. Gerak adalah berpindahnya titik potensi menuju titik aktual yang dipengaruhi oleh faktor eksternal. Titik potensi berupa materi yang terus bergerak. Sementara titik aktual berupa bentuk yang kekal. Tidak ada bentuk yang belum teraktual. Sebagaimana tidak ada materi yang tidak berpotensi. Potensi menuju aktual seperti materi menuju bentuk. Penggerak Pertama tidak boleh bergerak. Karena

jika Penggerak Pertama bergerak, maka ia adalah potensi yang tentunya materi. Penggerak Pertama yang tidak digerakkan dan tidak bergerak inilah yang disebut sebagai Tuhan.

  1. Argumen Moral

Argumen ini dipelopori oleh Immanuel Kant. Ia menyatakan bahwa sejak lahir manusia dibekali oleh perangkat bawaan yang bernama moral untuk membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Perintah moral mengharuskan manusia melakukan yang baik dan meninggalkan yang buruk. Melakukan yang baik tinggalkan yang buruk merupakan perintah moral bukanlah perintah agama. Manusia melakukan yang baik dan meninggalkan yang buruk bukan untuk mendapatkan hadiah dan menghindari hukuman. Karena hadiah dan hukuman sangatlah bersifat materi, sementara yang bersifat materi membutuhkan pengalaman inderawi. Buktinya, terkadang manusia melakukan yang baik tetapi diperlakukan buruk oleh orang lain. Terkadang pula manusia melakukan yang buruk tetapi tidak diganjar oleh hukuman yang setimpal.[1]


[1] Hartono Tasir Irwanto, “Eksistensi Tuhan dalam Tinjauan Filsafat “ (https://Kompasiana.com/Eksistensi Tuhan dalam Tinjauan Filsafat/diakses pada 27 Juni 2022, 23:11)

KESIMPULAN

            Dengan demikian pengetahuan tentang Tuhan sudah sejak dini dimiliki oleh manusia.  Masyarakat manusia diberbagai tempat mengenal adanya kekuatan-kekuatan supranatural, orang melanesia menyebutnya mana, orang Jepang menyebutnya kami, orang India menyebutnya hari, orang Indian Amerika menyebutnya wakan,orenda dan maniti. dan dalam bahasa Indonesia disebut tuah[1]. Selain itu banyak filsuf juga menyadari adanya kuasa tertinggi yang tidak dapat diinderai dan juga merupakan sebab awal(causa prima) dari segala sesuatu itulah yang disebut Tuhan. Kita juga dapat melihat eksistensi Tuhan yang sungguh ada dan berperan sebagai yang menciptakan kosmos melalui paham kreasionisme. Pada intinya eksistensi Tuhan dalam paham kreasionisme lebih dilihat sebagai pencipta segala sesuatu.


[1] Harun Nasution, Filsafat Agama (Jakarta: Bulan Bintang, 197), Hal. 28

WartaNusantara

WartaNusantara

Related Posts

Wagub Johni Asadoma Panen Rumput Laut di Sulamu – Kupang
Uncategorized

Wagub Johni Asadoma Panen Rumput Laut di Sulamu – Kupang

Wagub Johni Asadoma Panen Rumput Laut di Sulamu - Kupang KUPANG : WARTA-NUSANTARA.COM-- Kunjungan Kerja perdana Wakil Gubernur NTT, Johni...

Read more
Gubernur NTT Pimpin RUPS Luar Biasa PT. Jamkrida NTT

Gubernur NTT Pimpin RUPS Luar Biasa PT. Jamkrida NTT

Noldi Ofong : “Yuni Damayanti Sosok Perempuan Luar Biasa”

Noldi Ofong : “Yuni Damayanti Sosok Perempuan Luar Biasa”

MENGENAL LEBIH DEKAT SMA SKO SAN BERNARDINO (SMARD) – LEMBATA : Pendidikan, Gerakan, Dan Nilai-Nilai Kehidupan

MENGENAL LEBIH DEKAT SMA SKO SAN BERNARDINO (SMARD) – LEMBATA : Pendidikan, Gerakan, Dan Nilai-Nilai Kehidupan

Gubernur Melki Hadiri Acara Pemberkatan dan Peresmian St. Camillus Social Center

Gubernur Melki Hadiri Acara Pemberkatan dan Peresmian St. Camillus Social Center

Pastor Paroki Santo Fransiskus dari Asisi Ajak Kaum Perempuan Aktif di WKRI

Pastor Paroki Santo Fransiskus dari Asisi Ajak Kaum Perempuan Aktif di WKRI

Load More
Next Post
ENERGI SEBAGAI INTI DARI KEHIDUPAN UNTUK MENCAPAI  SUATU TUJUAN

ENERGI SEBAGAI INTI DARI KEHIDUPAN UNTUK MENCAPAI SUATU TUJUAN

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ads

Tag

mostbet mostbet UZ Sastra
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
  • Internasional
  • National

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In