Meski Ada Kendala, Makan Bergizi Gratis di Lembata Siap Sukses
LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM–Pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hari kedua di Kabupaten Lembata masih ditemukan beberapa persoalan. Salah satunya puding sebagai pengganti buah sudah basi. Namun meski ditemui banyak kendala dilapangan, berbagai pihak mengharapkan Program Makan Bergizi Gratis siap disukseskan.
Saat hari pertama MBG digelar, 24 Februari 2025 ditemukan nasi terlalu keras dan tidak cocok untuk anak anak di TK/PAUD. Selain itu sayur juga berpotensi basi. Hari kedua ditemukan Puding basi.
Kepala TK Sta. Theresia Lamahora, Sr. Maria Frederika, PRR, mengungkapkan sejak pagi, 25 Februari 2025, Pkl. 07.00 wita makanan sudah diantar oleh pihak vendor menggunakan mobil box melayani anak anak TK dan SD Kelas I sampai III yang makan pada Pkl. 09.00 wita. Sementara Anak SMP dan SD Kelas IV sampai VI diantar kemudian karena jadwal makan pada Pkl. 12.00 wita.
Sayangnya, Puding yang disediakan sebagai pengganti buah ternyata sudah basi. “Ya sudah baik. Kalau kemarin nasi terlalu kering dan sayur dipotong besar besar. Sehingga anak anak makan susah. Hari ini nasi sudah lembut tetapi pudingnya basi”, ungkap Sr. Frederika.
Suster Frederika juga menyoroti buah semangka yang sudah hancur dan becek saat penyajian menu MBG hari pertama.
Sekalipun pihaknya merasa terbantu dengan program Makan Bergizi Gratis ini tetapi Ia menyoroti terkait penyajian menu makanan untuk anak anak TK dan PAUD tidak boleh sama dengan anak SD dan SMP.
Untuk itu Sr. Maria menyarankan agar menu makanan yang disajikan menggunakan bahan bahan yang bisa tahan lama. Ia juga menyoroti satu dapur MBG yang melayani ribuan siswa itu tidak efektif.
“Satu dapur mandiri melayani sekian ribuh anak itu tidak efektif dan berpotensi mendatangkan masalah baru. Harusnya dapurnya diperbanyak dan hanya melayani maksimal 500 anak makan. Biar lebih diperhatikan keseimbangan gizi, penyajian yantg higienis dan sehat. Memasak makanan untuk ribuan orang makan oleh satu dapur mandiri itu, penyajian, pengepakan akan tidak efektif. Apalgi karena masak untuk ribuan anak makan maka pasti dimasak sejak dini hari dan baru makan Pkl. 09.00 dan okl. 12.00 wita.”, ungkap Sr. Maria.
Hal yang sama juga diakui oleh beberapa siswa SD Negeri Lamahora. Pantauan Media di SDN Lamahora, saat dibagikan makanan beberapa anak anak mengeluh karena pudingnya sudah beraroma busuk karena basi dan rasanya nyaman dilidah.
“Puding bauhnya bagaimana ini. Baru rasanya te (tidak-read) sekali le,” nyeletuk beberapa murid yang dihadapan media yang sedang meliput.
Untuk Kabupaten Lembata, total penyaluran MBG sejak hari pertama menyasar 2.130 terdata di 8 sekolah sebagai berikut TK Theresia : 94 siswa, SD Inpres Lewoleba : 329 siswa, SDN Lamahora : 426 siswa, SDN Wangatoa : 455siswa, SDN Batas Kota : 96 siswa, SDK sta Theresia : 243 siswa, SMPN Lamahora : 315 siswa, SMPK Theresia : 172 siswa.
Bahkan dihari pertama ada 8 (delapan) siswa di SMPN $ Nubatukan ditemukan menunya tidak ada ikan dan daging.
Sementara itu beberapa guru dan kepala sekolah sasaran MBG taha pertama di Lembata yang meminta namanya tidak ditulis mempertanyakan keseriusan penyedia dapur mandiri atau vemdor MBG di Lembata.
Sebab dalam sosialisasi vendor atau pihak penyedia dapur MBG Mandiri menyampaikan, pelaksanaan MBG di Lembata ditunda dari sehrusnya dilaksanakan awal Februari 2025 dengan alasan tempat makan SNI yaitu Stainless belum bisa disediakan oleh pabrik. Sayangnya setelah ditunda beberapa sampai pertengahan Februari, tempat makanan tidak menggunakan omprengan stainless tetapi omprengan plastik.
“Pelaksanaan program ini seharusnya awal Februari 2025. Saat sosialisasi Vendor bersama pihak Badan Gizi Nasional menyampaikan ditunda sambil menunggu ketersediaan tempat makanan omprengan Stainless sesuai standar SNI dan badan gizi nasional. Tapi saat launching tempat makanan menggunakan omprengan plastik. ini juga point penting yang harus diperhatikan dengan sungguh oleh pihak penyedia atau vendor,” ungkap salah satu kepala sekolah yang meminta namanya tidak ditulis.
Fasilotator Program MBG Kabupaten Lembata, Paulus Makarius Dolu, ketika dikonfirmasi mengungkapkan terimakasih atas semua masukan, kritik dan saran dari publik. Menurut Dolu kritik dan saran dari masyarakat sangat dibutuhkan untuk memperbaiki hal hal teknis dalam menyukseskan program makan bergizi gratis ini.
Menurut Dolu, berdasarkan SOP yang dikeluarkan badan gizi nasional kepada penyedia atau vendor bahwa makanan yang sudah disajikan sample makanannya disimpan selama tiga hari sebagai bentuk antisipasi bila ada hal hal yang terjadi di lapangan.
“Ya terimakasih untuk masukan dan saran kepada kami dari masayarakat untuk meperbaiki ha hal teknis demi menyukseskan program ini . Bahwa penyedia dengajn inteitas pekerjaan yang tinggi pasti ada kekurangan karena aktivitas di dapur umum dimulai Pkl. 01. 00 dini hari. karyawan masuk, lalu menyiapkan bahan sesuai menu yang direkomendasikan Badan gizi Nasional. Setelah itu, Pkl. 02.30 mulai masak.
Setelah masak dilakukan proses pembagan dan pengecekan menu serta pengepakan. Proses pengepakan ini bisa dimulai Pk 05.00 pagi karena Pkl. 07.00 makanan harus sudah diantar ke penerima manfaaty dalam hal ini sekolah. jadi memang kalau ada hal hal yang kurang dilapangan, sampaikan secara terbua untuk kami benahi dan perbaiki,” ungkap Dolu.
Pihak penyedia dapur umum Berkat Lomblen, Hany Chandra sampai berita ini ditulis belum menanggapi pesan klarifikasi yang dikirim melalui WhatsApp. Media ini sudah berusaha menelpon dan berdering tetapi juga tidak ditanggapi. *** (SN-WN-01)
