Oleh : RD Antonius Prakum Keraf, PR
|Sir 27:4-7|Mzm 92:2-3.13-14.15-16|1Kor 15:54-58|Luk 6:39-45|
WARTA-NUSANTARA.COM–Pilihan menjadi orang baik atau orang jahat| ADA banyak kesempatan di mana kita menghadapi ujian untuk menjadi orang baik. Emosi kita mungkin bergelombang seperti gelombang laut tanpa henti.
Emosi itu berpengaruh pada cara kita berbicara dan bertindak. Kitab sirakh mengajak kita untuk hati-hati dalam berbicara. “Jangan memuji seseorang sebelum anda mendengar dia berbicara’ (Sir 27:4-7).
Setiap pembicaraan atau kata-kata kita akan memberi petunjuk siapa kita sesungguhnya, orang jahat atau orang baik, orang yang hidup penuh harapan atau orang yang cept putusasa dan malas berjuang mencapai impian atau cita-cita!
Orang baik mengeluarkan barang yang baik dari perbendaharaan hatinya yang baik. Sebaliknya orang jahat mengeluarkan barang yang jahat dari perbendaharaan hatinya yang jahat! (Luk 6:39-45) Semakin banyak kita melahirkan kebaikan, kita benar-benar menjadi orang baik.
Semakin banyak kita melakukan kejahatan maut atau kematian mulai menunggu kita di persimpangan jalan hidup kita. Rasul Paulus mengatakan, ‘sengat maut adalah dosa atau rupa-rupa kejahatan’. Dosa itu perbuatan melawan kebaikan! (1Kor 15:54-58) Pilihan kita yaitu menjadi orang baik.
Pelajaran yang dapat kita petik, yaitu bagaimana kita menumbuhkan sikap-sikap hidup menjadi orang baik:
Pertama, Bekerja dan melayani dengan tulus hati atau dengan niat yang murni bukan untuk mendapat pujian atau keuntungan.
Kedua, dalam tugas pelayanan, selalu berusaha memahami perasaan dan pikiran orang lain yang melatih kita untuk lebih bijaksanan dan peka terhadap kebutuhan orang lain.
Ketiga, ada waktu yang kita siapkan untuk refleksi diri, merenung dan melakukan evaluasi agar kitab isa tahu kata atau tindakan kita macam mana yang perlu kita perbaiki.
Keempat, berusaha memperhatikan dan mempraktekan nilai-nilai seperti kejujuran, tanggungjawab, kerendahan hati. Nilai-nilai itulah panduan dari setiap Keputusan dan tindakan kita.
Kelima, Bantu orang lain sehingga kehadiran kita berpengaruh positip pada lingkungan sekitar.
Keenam, Terus belajar, baca atau bergabung dalam komunitas yang mendukung kita tetap menjadi orang baik.
Ketujuh, Berdoa dan meditasi supaya ada ketenangan batin dan supaya kita memperoleh petunjuk untuk menjalani hidup dgn baik.
Kedelapan, penuhi segala kewajiban dan tanggungjawab kita. di tengah tugas pelayanan. Mari kita menumbuhkan sikap-sikap hidup ini jika kita mau hidup sebagai orang baik selama kita masih diberi waktu! Tuhan memberkati! ***
(Romo Antonius Prakum Keraf, Pastor Paroki Santa Maria Hati Tak Bernoda Baniona, Dekenat Adonara, Keuskupan Larantuka)
