Oleh : RD Antonius Prakum Keraf, PR
Oase Kehidupan, MInggu Paskah VII : 29 Mei 2022|Kis 7:55-60|Mzm 97:1.2b,6.7c.9| Why 22:12-14.16-17.20|Yoh 17: 20-26|Memberitakan Injil di tengah kebencian| TIDAK gampang memberitakan Injil di tengah kebencian! Stefanus menghadapi gelombang kebencian dalam wujud berteriak, menutup telinga, serentak menyerbu, menyeret keluar dan membunuhnya!
Ada ciri perilaku Iblis dengan muatan kebencian, kekerasan di satu pihak. Di pihak lain manusia penuh Roh Kudus memberitakan Injil tanpa kekerasan! Stefanus mewujudkan Misi, mewartakan Injil dengan memberi kesaksian. Kesaksian itu walaupun secara lahiriah menghadapi penolakan tetapi sangat berkesan di hati! Misi atau kesaksian itu pilihan sangat unggul untuk mengubah dunia mulai dari diri sendiri walau pada akhirnya harus mengorbankan segala-ganyanya demi Injil, demi kebenaran!
Misi stefanus yang unggul dan berkesan yaitu mengampuni para pembunuhnya! (Kis 7:55-60) Apakah kita memiliki misi atau kesaksian berkesan di hati di tengah kebencian dan kekerasan? Tidak perlu takut menghadapi kebencian! Kita membawa misi Allah, raja di atas seluruh muka bumi! (Mzm 97:1.2b,6.7c.9) Apakah kita takut menghadapi kebencian? Bantuan bagi orang yang bermisi akan datang tepat waktu! ‘Sesungguhnya Aku datang segera’. Kita akan menghadapi kesulitan! Tetapi pertolongan dari sang Raja akan datang tepat waktu! (Why 22:12-14.16-17.20) Apakah sebagai orang yang sedang bermisi kita mengalami bantuan itu datang tepat waktu?
Yesus berdoa bagi para murid-Nya, yaitu mereka yang setia membawa misi pengampunan, misi tanpa kekerasan! Mereka sudah memandang kemuliaan Allah di bumi dan akan memandang-Nya secara penuh di masa yang akan datang! (Yoh 17: 20-26) Kemuliaan Allah macam apakah yang menjadi pengalaman berkesan dalam hidup kita? Sejauhmana saya memberitakan Injil di tengah kebencian?
RD Antonius Prakum Keraf, Pastor Paroki Santa Bernadeta Sousiurus Pukaone, Dekenat Adonara, Keuskupan Larantuka