Oleh : RD Antonius Prakum Keraf
WARTA-NUSANTARA.COM–Oase Kehidupan, Minggu Prapaskah III: 23 Maret 2025|Kel 3:1-8a.13-15|Mzm 103:1-2.3-4.6-7.8.11;R:8a|1Kor 10:1-6.10-12|Luk 13:1-9| Kita dipanggil menghadirkan Gereja Mandiri dan Misioner sebagai satu kawanan dengan satu gembala| NABI Musa menerima panggilan istimewa membawa keluar dari Mesir umat Israel.
Mesir melambangkan kekerasan, penindasan. Berkat rahmat panggilan Musa berani melawan kekerasan hati Firaun raja Mesir. Ia berhasil mempersatukan umat Israel. Ia membangun kesadaran mereka keluar dari penindasan dan kekerasan.
Mereka bersatu hati meninggalkan Mesir dan mulai menatap masa depan di bawah bimbingan Tuhan melalui Musa. Mereka berhasil menjadi satu bangsa pilihan Tuhan walau dengan banyak tantangan! (Kel 3:1-8a.13-15). Kita patut mengakuai, Komunitas Basis Gerejani kita belum sepenuhnya mandiri dan misioner. Masih ada bayang-bayang budaya kekerasan dan penindasan. Kekerasan hati untuk tidak hadir dalam doa dan arisan KBG, kekerasan hati untuk tidak berderma sebagai bagian dari persembahan Syukur.
Budaya pesta gereja, kematian dan perkawinan masih tetap menjadi sebuah arus balik sekaligus tantangan bagi kita untuk menghadirkan gereja mandiri dan misioner. Masih ada kekerasan hati dalam budaya ‘pemborosan’.
Dalam budaya perkawinan, masih ada arus balik, di mana keluarga Perempuan datang dengan persembahan Syukur dan kembali dengan membawa bagiannya! Dalam hal itu banyak pasangan calon nikah tidak berdaya. Mereka tidak dapat mengurus pernikahannya pada waktunya.
Selain itu masih ada banyak kekerasan berupa penyakit sosial seperti perjudian, juga pergaulan bebas yang berakhir dengan perkawinan dini tanpa persiapan. Minggu ke-3 parapaskah menjadi sebuah gerakkan bersama atas dasar panggilan kita yaitu rahmat pembaptisan.
Kita bersatu hati ke luar dari budaya kekerasan dan penindasan, menjadi satu kawanan yang mandiri dan misioner di bawah satu Gembala, Yesus Kristus Musa baru! Yesus menuntut dari kita, tobat, yaitu ‘siap menghasilkan buah, menjadi satu kawanan yang mandiri dan misioner! (Luk 13:1-9) Pesan yang hendak kita wujudkan yaitu :
1) Sadar akan panggilan kita masing-masing untuk memerangi budaya kekerasan dan penindasan dalam bimbingan Tuhan;
2) Bersatu sebagai satu kawanan dengan satu gembala membangun sikap tobat dari budaya kekerasan dan penindasan;
3) Menatap masa depan penuh harapan, dengan keyakinan, tobat atau perubahan sikap yang kita mulai hari ini akan berbuah di masa depan! Tuhan memberkati kita semua! *** ((Romo Antonius Prakum Keraf, Pastor Paroki Santa Maria Hati Tak Bernoda Baniona, Dekenat Adonara, Keuskupan Larantuka)