Oleh : RD Antonius Prakum Keraf
Yos 5:9a.10-12|Mzm 34:2-3.4-5.6-7;R 9a|2Kor 5:17-21|Luk 15:1-3.11-32|


WARTA-NUSANTARA.COM–Oase Kehidupan, Minggu Prapaskah IV; 30 Maret 2025|Tantangan Kita menghadirkan Gereja mandiri dan misioner dalam satu kawanan dengan satu gembala| ARUS perantauan selain menjadi berkat tetapi juga menjadi tantangan tersendiri. Bangsa Israel menjadi perantau di Mesir. Mereka mempelajari seni dan arsitekur hingga mereka mampu mendesain tabernakel dan bait suci di Yerusalem.
Mereka belajar Tekonologi dan pertanian Mesir hingga mereka dapat mengelola sumber daya alam dan pertanian di tanah Kanaan. Di bawah kepemimpinan Yosua mereka mulai makan dari hasil mengelolah tanah sendiri (Yos 5:9a.10-12).
Banyak perantau di daerah kita menjadi berkat bagi keluarganya. Mereka menjadi perantau beriman dan mulia hatinya. Mereka pergi bukan pertama-tama mencari uang melainkan magang rupa-rupa ketrampilan.
Dengan ketrampilan kemudian mereka kembali membangun usaha di tanah mereka sendiri lalu menjadi perantau mandiri dan misioner. Ada perantau aluminium yang sukses dan mandiri.
Wawasan hidup mereka tentang berbagai peluang usaha di tanah sendiri sungguh berkembang. Hingga pada akhirnya mereka mempengaruhi orang lain untuk juga menjadi mandiri dan misioner bukan hanya dengan pergi merantau.
Mereka bahkan mengatakan, di tanah kita ada banyak peluang untuk menjadi mandiri dan misioner seperti menjadi petani,peternak, nelayan, tukang dan wira usaha.
Masih ada banyak lahan tidur yang belum terkelola. Ikan kita sangat banyak dan laut kita sungguh menjanjikan untuk menjadi mandiri dan misioner. Seperti Israel pada masa Yosua kita juga mulai mandiri dengan makan dari tanah kita sendiri.
Rasul Paulus mengajak kita menjadi ciptaan baru dalam Yesus Kristus (2Kor 5:17-21) Yesus sendiri melalui perumpamaan anak hilang mendorong kita bertobat dalam banyak hal.
Kisa anak bungsu dalam perumpamaan Yesus menampilkan kondisi buruk dalam tata Kelola ekonomi rumah tangga, hidup boros dan pergaulan bebas tak terkendali (Luk 15:1-3.11-32).
Untuk menjadi gereja mandiri dan misioner, kita perlu meningkatkan kepedulian kita dalam hal tatakelola ekonomi rumah tangga dalam kerja sama dengan Lembaga pemberdayaan yang ada di daerah kita!
Banyak orang kita yang sukses kiranya menjadi anggota Komunitas Basis yang transformatif, mendorong perubahan yang semakin besar di Komunitas Basis Gerejani melalui pengalaman hidup mereka sendiri.
Pesan untuk kita renungkan lebih lanjut, 1) Tuhan memberi kita kemampuan untuk mandiri dan misioner dengan belajar dari pengalaman orang lain dalam komunitas Basis Gerejani kita.
Pertemuan komunitas Basis Gerejani hendaknya ditingkatkan dengan sharing masalah hidup dalam bidang ekonomi, Pendidikan, pertanian,peternakan, pertukangan dan wira usaha, saling mendorong dan menginspirasi untuk menjadi gereja mandiri dan misoner.
2) Kita dapat menjadi gereja mandiri dan misioner hanya jika kita bertoba dan menjadi berkat bagi sesama! Tuhan memberkati! *** ((Romo Antonius Prakum Keraf, Pastor Paroki Santa Maria Hati Tak Bernoda Baniona, Dekenat Adonara, Keuskupan Larantuka