Oleh : Lukas Onek Narek, SH.
“Suara Hati dari seberang buat penyejuk Hati di seberang, dalam satu wadah Nusa Flobamora Manise”
WARTA-NUSANTARA.COM–Hajatan pemilukada, pemilihan gubernur-wakil gubernur propinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2024, orang Timor mengutus putera tunggalnya sendiri, SIMON PETRUS KAMLASI, yang disapa SPK. SPK maju menjadi calon gubernur, berpasangan dengan ADRIANUS GARU (ANDRE GARU) putra tunggal Manggarai Flores. Nama pasangan berdua, paket SIAGA. Bahkan dalam konteks wilayah pemilihan legislatif, SPK menjadi putra tunggal Daerah Pemilihan NTT II, Timor, Sumba, Sabu dan Rote. Benarkah praktek politik warga propinsi Nusa Tenggara Timur bersifat gotong-royong. Tentu, ini menarik untuk dikaji.


Sejarah telah mencatat, sejak propinsi Nusa Tenggara Timur terbentuk, belum ada orang Timor sendiri yang menjadi gubernur. Gubernur yang pertama adalah bapak Wiliam Johanes “Hein” Lalamentik (4 Februari 1960 – 12 Juli 1966) berasal dari Kakas – Remboken, Sulawesi Utara. Gubernur NTT kedua, bapak Elias “El” Tari (Desember 1966 – 29 April 1978), berasal dari Sabu. Gubernur ketiga, bapak Aloysius Bendictus “Ben” Mboi (1 Juli 1978 – 1 Juli 1988), berasal dari Ruteng Manggarai Flores. Gubernur keempat, Hendrikus “Endi” Fernandez (1 Juli 1978 – 1 Juli 1993), berasal dari Larantuka – Flores Timur. Gubernur kelima, Herman Musakabe (1 Juli 1993 – 15 Juli 1998), asal Ngada, lahir besar di Padalarang, Bandung Barat – Jawa Barat. Gubernur keenam, Pieter Alexander “Piet” Tallo (15 Juli 1998 – 16 Juli 2008), berasal dari Sabu Raijua, lahir besar di Tuppan, Batu Putih, Timor Tengah Selatan. Gubernur ketujuh, Frans Lebu Raya (16 Juli 2008 – 16 Juli 2018) berasal dari Lamaholot Flores Timur, kedelapan, Viktor Bungtilu Laiskodat (5 September 2018 – 5 September 2023) putra asal Rote.


Pertanyaan mendasar kita, kapan orang Timor atau putra-putri Timor sendiri bisa menunjukan kualitasnya untuk memimpin propinsi Nusa Tenggara Timur dengan ibu kotanya Kupang di tanah Timor…? Apakah memang orang Timor dari dulu belum punya anak Timor yang berkualitas pemimpin untuk dipercaya menjadi gubernur Nusa Tenggara Timur ? Ataukah, politik orang Timor yang lugu menjadi alat permainan kelompok lain untuk merai kekuasaan ? Atau juga, karena orang Timor begitu patuh dan toleran menganut budaya politik Nusa Tenggara Timur yang bersifat Politik Demokrasi Gotong Royong ?
Sejak reformasi tahun 1999 mulai diretas, lahir Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Sejak berlaku UU Nomor 32 Tahun 2004, sistem perekrutan kepemimpinan di Indonesia berubah dari sistem perwakilan melalui lembaga legislatif menjadi sistim pemilihan secara langsung oleh rakyat sendiri.
Orang NTT dengan khas budaya gotong-royongnya pun mengimplementasikan politik pilkada NTT dengan politik demokrasi gotong royong. Ada putra Flores yang berkuatis maju, pasti orang Timor, Sumba, Sabu, Rote, Alor ramai-ramai dengan tulus ihklas memberikan dukungannya secara total. Pada momentum yang sama, ketika putra Rote yang maju pilgub, maka orang Timor, Sumba, Sabu, Alor dan Flores beramai-ramai bersatu hati memberikan dukungannya yang mayoritas sehingga putra Rote sukses menjadi gubernur NTT. Ini hasil politik demokrasi gotong royong pilkada langsung, khas budaya perpolitikan di wilayah Flobamora tercinta.
Sejarah politik perekrutan kepemimpinan di NTT dengan sistem pemilihan langsung dimulai pemilukada langsung tahun 2008. Budaya politik demokrasi gotong royong yang dikembangkan masyarakat NTT akhirnya menghasilkan dan menetapkan Drs. Frans Lebu Raya orang Lamaholot Flores, menjadi gubernur propinsi Nusa Tenggara Timur. Pemilukada langsung propinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2008, rakyat NTT terus menerapkan praktek politik demokrasi gotong-royong mempercayakan Drs. Frans Lebu Raya menjadi gubernur NTT dalam dua periode, Tahun 2008 -2018.
Pemilukada langsung propinsi NTT tahun 2018 rakyat NTT dengan budaya politik demokrasi gotong-royong mempercayakan Viktor Bungtilu Laiskodat, putra Rote menjadi gubernur Nusa Tenggara Timur dari tahun 2018 – 2023. VBL memimpin propinsi Nusa Tenggara Timur hanya dalam satu periode.
Dalam pemilukada langsung serentak tahun 2024, Viktor Bungtilu Laiskodat mengurung maju kembali. Ada niat tersimpan, didukung budaya politik demokrasi gotong royong, VBL ingin memberi ruang bagi putera-putri NTT lainnya dari wilayah kabupaten atau pulau lainnya untuk memimpin nusa tercinta propinsi Nusa Tenggara Timur.
Defakto maupun dejure, pilkada langsung serentak tahun 2024 ini, propinsi Nusa Tenggara Timur telah menelorkan 3 pasangan calon gubernur-wakil gubernur NTT putra terbaik NTT : Fransiskus Ansy Lema dan Jeni, Emanuel Melky Lakalena dan Johny Asadomu, Simon Petrus Kamlasi dan Adrianus Garu.
Merunut asal-muasal dan latar budaya ketiga paslon ini, maka kita akan mendapatakan pesannya. Dua paslon, Ansy dan Melky berasal dari Ende Flores berhadapan dengan kompetitor tunggal, Simon Petrus Kamlasi, putra tunggal tanah Timor, daerah pemilihan 2 : Timor, Sumba, Rote dan Sabu. Rupanya sudah waktunya orang Timor khususnya, dapil 2 (Timor, Sumba, Sabu dan Rote) pada umumnya mulai membuktikan kebangkitannya untuk mengutus dan mempercayai putera tunggalnya , SIMON PETRUS KAMLASI menjadi gubernur Flobamora tercinta.
Tentu orang Timor berharap, sekiranya budaya politik demokrasi gotong-royong Flobamora terus berkembang dan terwujud kembali dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernu propinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2023 ini.
Orang Timor dan saudara-saudaranya di daerah pemilihan NTT 2 (Timor, Sumba, Sabu dan Rote) dalam pemilukada langsung lalu, telah memberikan secara total suara dukungannya untuk kemenangan putera terbaik Flores, daerah pemilihan NTT 1 (Flores, Lembata dan Alor). Atas dasar budaya politik demokrasi gotong royong warga propinsi Nusa Tenggara Timur, maka warga pemilih Timor, Sumba, Sabu, Rote sangat beralasan berharap agar pemilukada gubernur-wakil gubernur propinsi Nusa Tenggara Timur tahun 2024 ini, secara demokrasi gotong royong pula, warga pemilih Flores, Lembata dan Alor dapat memberikan dukungannya secara total-penuh bagi kemenangan SIMON PETRUS KAMLASI, putera Timor menjadi gubernur propinsi Nusa Tenggara Timur, periode 2024 – 2029.
Semoga…!!! Pondok Terang Wologlarak Lewoleba Lembata, Kamis, 21 Nopember 2024 Saudaramu : LUKAS ONEK NAREK, SH, Alumnus Fakultas Hukum Unwira Kupang.