ADVERTISEMENT
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak
Sabtu, Agustus 2, 2025
No Result
View All Result
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
  • Home
  • National
  • Internasional
  • Polkam
  • Hukrim
  • News
  • Pendidikan
  • Olahraga
No Result
View All Result
No Result
View All Result
Home Uncategorized

PRODUK NON ORGANIK, PEMUSNAH KEHIDUPAN

by WartaNusantara
Maret 14, 2025
in Uncategorized
0
TERSELIP DOA HUT-KU, BUAT DUKAMU,
0
SHARES
50
VIEWS
Share on FacebookShare on Twitter

Oleh : Lukas Onek Narek, SH.

WARTA-NUSANTARA.COM–Makanan dan minuman telah terkontaminasi zat kimiahwi, berbahan baku pengawet. Air, tanah dan udara tercemar radikal bebas. Tanah memadat, rapuh dan hilang kesuburannya. Keanekaragaman hayati punah. Potensi bahaya kesehatan manusia terus terintai maut. Residu pupuk kimiah dan pestisida meningkat drastis. Semua bahan anorganik pemusnah kehidupan. Butuh pertobatan masal, sebagaimana pesan Yang mulia Mgr Hironimus Pakaenoni, melalui Thema Umum Aksi Puasa Pembangunan (APP) Keuskupan Agung Kupang Tahun 2025 : _”Pertobatan Ekologis: Peziarahan Pengharapan dalam Tahun Yobel.”

FENOMENA KEHIDUPAN MANUSIA DAN LINGKUNGANNYA

Manusia kian rentan. Mudah terserang penyakit. Nampak seolah kehilangan imunitas. Banyak penyakit menggerogoti raga. Layu terhempas tak berdaya di atas ranjang pesakitan. Muda usia, jalan terseok-seok, nafas terengah-engah seolah mengejar oksigen yang menjauh. Semua menjerit sakit lambung, asam lambung meradang, asam urat menggerogot raga. Gula, diabet, darah tinggi, bisulan, kangker-tumor, prostat, sakit kepala (migrain), strock, lever, paru-paru, sesak napas, gondokan dan beragam penyakit moderen datang sili berganti, terus mengincar nyawah tanpa pilih kasih. Kecerdasan dan imunitas anak-cucu pun mendadak menjauh dari impian. Kecacatan fisik dan mental kian mengakrabi generasi baru. Berbagai fenomena kehidupan dan kematian yang hampir tak terjangkau ratsio manusia. Manusia hanya berpasrah, kalau ini hukuman Tuhan…?

Sesungguhnya menjadi pertanyaan reflektif bagi semua kita. Mengapa orang tua-tua, nenek moyang dulu kurang penyakita ? Badannya besar-besar, tinggi-tinggi dan kekar-kekar ? Umurnya pun panjang-panjang, hingga mencapai ratusan tahun ?
Berbanding generasi sekarang yang hidupnya kian singkat dan pendek usianya. Angkatan ini dan anak-cucu kropos dan penyakitan. Rentan terpapar beragam penyakit menggelisakan. Para ahli kesehatan pusing tujuh keliling melakukan studi dan kajian tak berujung waktu. Seusai menemukan solusi terhadap yang satu, muncul jenis penyakit baru yang aneh membingungkan. Ada apa dengan semuanya ini ?

RelatedPosts

Jelang HUT ke-80 RI, Pemkab Malaka Gelar Berbagai Perlombaan

Jelang HUT ke-80 RI, Pemkab Malaka Gelar Berbagai Perlombaan

Bupati Lembata Sambut Hangat Kepulangan Meisya, Petugas LPSK Kawal Ketat 

Bupati Lembata Sambut Hangat Kepulangan Meisya, Petugas LPSK Kawal Ketat 

Load More

Refleksi dan pemenungan terus berlanjut. Pertanyaan demi pertanyaan : dosa dan salah siapa…?
“Mungkin Tuhan mulai bosan, melihat tingkah kita yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa; atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita, coba kita tanya pada rumput yang bergoyang”, begitu mendalam pesan syair lagu dari Ebiet G Ade menjadi pesan reflektif bagi semua kita.

Semua fenomena kehidupan dan kematian manusia sesungguhnya karena ula manusia itu sendiri. Telah dengan sengaja tauh dan mau membunuh diri sendiri, menghabisi orang lain dan merusak alam lingkungan-rumah kehidupannya sendiri. Telah lenyap harmonisasi hidup dan kehidupan, antar manusia sendiri; rusaknya relasi manusia dengan alam lingkungannya dan manusia dengan Tuhan-nya. Manusia sendiri telah mengkhianati dan merusak hadia terbesar TUHAN sang Pencipta, bahwa segala yang diciptakan-Nya, baik adanya.


“Maka Allah melihat segala yang Dia jadikan, dan sungguh, semuanya baik adanya”(bdk.Kitab Kejadian, 1:31)

MAKANAN-MINUMAN PABRIK BERKADAR KIMIAH BERBAHAYA

Jangan menyangkah, semua makanan-minuman di zaman ini, telah tercemar bahan kimiah dan zat pengawet. Apalagi makanan produksi pabrik dan semua makanan siap saji, rata-rata semuanya telah tercemar bahan kimiahwi dan zat-zat pengawet. Bahan makanan minuman pabrik : bumbuh-bamba, vitsin, ajino-moto, masako mie-mie, kerupuk-kerupuk, kue-kue, kopi-kopi, tri in one, kopi merk gula aren, coffie mix, capucino dan semacamnya; teh botol, orange, cocacola, spite, semua minuman segar kemasan botol dan sazhet, jas jus, aleale dan semacamnya yang berkemasan pabrik. Semuanya mengandung bahan kimiah, zat pengawet yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia.

Belum lagi semua produksi pertanian non organik seperti : beras, jagung dan kacang-kacangan; sayur-sayuran, buah-buahan, bahkan daging sekali pun, kalau dalam proses produksi menggunakan bahan pengawet, formalin, pupuk non organik, pestisida dan bahan kimiah perangsang percepat pertumbuhan dan produksi. Artinya manusia secara nyata dan sadar telah meracuni dan membunuh tubuh-raganya dan memberengus masa depan anak-cucunya sendiri. Pertanian non organik telah berperan penting dan berkontribusi besar dalam membunuh kehidupan.

APA ITU BAHAN NON ORGANIK

Berdasarkan pandangan AI Overview:

Bahan non organik adalah bahan yang berasal dari sumber daya alam yang tidak terbarukan dan tidak mudah terurai secara alami, seperti plastik, kaca, logam, dan bahan-bahan lain buatan manusia.

Bahan non organik, disebut juga anorganik. Bahannya berasal dari bahan produksi manusia seperti : hasil produk industri, bahan kimia, dan sisa-sisa dari proses industri, seperti : plastik, kaca, logam (besi, aluminium, dll), mineral, batu, tanah liat.
Semua bahan non organik ini, sulit terurai cepat, membutuhkan waktu yang sangat lama, bahkan ratusan atau ribuan tahun, untuk terurai secara alami.
Terkecuali dilakukan daur ulang dan dimanfaatkan kembali. Kalau tidak dikelola secara baik maka akan berpotensi merusak alam lingkungan dan mencemaran tanah, air dan udara yang berdampak lanjut pada kesehatan manusia.

Sangat berbeda jauh dengan bahan organik
yang berasal dari sisa-sisa makhluk hidup, kotoran-kotoran hewan dan tumbuh-tumbuhan yang dapat dengan muda terurai secara alami dalam waktu relatif singkat.

DAMPAK KONSUMSI MAKANAN-MINUMAN BERKADAR PENGAWET, KIMIAH BAGI KESEHATAN

Menurut AI Overview: Konsumsi makanan dan minuman yang mengandung bahan kimia berbahaya dapat berakibat buruk bagi kesehatan, seperti iritasi, gatal-gatal, kerusakan organ, hingga peningkatan risiko kanker dan gangguan sistem saraf.
Pertanian dengan sistem non organik sangat berkontribusi besar dalam membunuh kehidupan, baik kehidupan organisme, makluk hidup di dalam tanah, di atas tanah, tumbuhan, pepohonan, juga merusak dan menghancurkan ekosistem secara keseluruhan, termasuk membunuh musnahkan manusia sendiri.

Dampak lebih detail dari konsumsi bahan kimia berbahaya dalam makanan dan minuman dapat mengakibatkan paparan jangka panjang terhadap bahan kimia berbahaya berpotensi merusak organ-organ tubuh, seperti ginjal, hati, dan sistem saraf.
Peningkatan Risiko Tumor, Kanker, jerusakan Hati, Jantung, Ginjal, Pankreas, dan lain-lain, akibat mengkonsumsi makanan-minuman yang meng mengandung bahan kimia, seperti formalin dan pewarna tekstil.

Gangguan Sistem Saraf :
Paparan bahan kimia tertentu juga dapat menyebabkan gangguan sistem saraf, seperti sakit kepala, pusing, tremor, dan kerusakan otak.

Gangguan Reproduksi :
Bahan kimia tertentu dapat mengganggu fungsi reproduksi, menyebabkan kemandulan, keguguran, dan cacat lahir.

Gangguan Pencernaan :
Zat aditif buatan, seperti pewarna dan perasa makanan, dapat menyebabkan gangguan pencernaan, seperti diare, nyeri kolik, dan sindrom iritasi usus besar.

Gangguan Pernapasan :
Paparan bahan kimia tertentu dapat menyebabkan gangguan pernapasan, seperti iritasi paru-paru, asma, bronkitis, dan emfisema.


Alergi dan Sensitivitas:
Pewarna sintetis dapat memicu reaksi alergi pada sebagian orang, dengan gejala seperti gatal-gatal, ruam kulit, atau gangguan pernapasan.

Bahan yang berpengaruh meningkatkan berat badan :
Pemanis buatan, yang sering digunakan sebagai pengganti gula, dapat meningkatkan berat badan.
Gangguan Kesehatan Anak :
Zat aditif buatan tertentu, seperti pewarna makanan, dikhawatirkan bisa menyebabkan anak-anak mengalami hiperaktif, attention deficit hyperactivity disorder (ADHD), atau gangguan spektrum autisme.

Contoh Bahan Kimia Berbahaya:
Formalin, yang seharusnya digunakan sebagai bahan pengawet mayat, sering ditemukan dalam makanan seperti bakso, kerupuk, mie basah, pengawet ikan, daging, buah-buahan, dll.

Boraks, yang seharusnya digunakan sebagai bahan pembersih, pengawet kayu dan bahan pestisida, namun sering ditemukan dalam makanan seperti kerupuk, mie, bakso dan bahan makanan siap saji dan tahan lama.

Pewarna Tekstil :
Pewarna tekstil, yang seharusnya digunakan untuk mewarnai kain, sering ditemukan dalam makanan seperti bakso, kerupuk, dan mie basah.

Pemanis Buatan :
Pemanis buatan, yang sering digunakan sebagai pengganti gula, dapat menyebabkan gangguan kesehatan.

Pengawet Buatan:
Pengawet buatan, seperti natrium benzoat dan kalium benzoat, dapat berubah menjadi benzena, zat yang bisa meningkatkan risiko kanker.

DAMPAK NEGATIF PERTANIAN NON ORGANIK

Pertanian non-organik memiliki dampak negatif yang sangat signifikan, termasuk pencemaran lingkungan (air, tanah, dan udara) akibat penggunaan pestisida dan pupuk kimia, penurunan kesehatan tanah, dan peningkatan emisi gas rumah kaca.

Pencemaran Lingkungan:

Pencemaran Air: Pestisida dan pupuk kimia yang tidak terurai dengan baik dapat mencemari sumber air, baik permukaan maupun tanah.

Pencemaran Tanah: Penggunaan pupuk kimia berlebihan dapat merusak struktur tanah, mengurangi kesuburan jangka panjang, dan mengurangi keberagaman mikroba tanah.

Pencemaran Udara: Penggunaan bahan bakar fosil untuk produksi pupuk dan pestisida, serta untuk pengoperasian mesin-mesin pertanian, berkontribusi pada emisi gas rumah kaca.

Kerusakan Struktur Tanah: Penggunaan pupuk kimia dapat merusak struktur tanah, membuatnya padat, lebih rapuh dan rentan terhadap erosi.
Ketergantungan pada pupuk kimia dapat mengurangi kemampuan tanah untuk menyerap nutrisi secara alami.

Dampak Kesehatan Manusia:
Residu bahan pengawet, pupuk kimiah dan residu pestisida pada hasil panen, dapat membahayakan kesehatan manusia, terutama jika dikonsumsi dalam jangka panjang. Demikian juga pencemaran air dan tanah akibat pestisida dan pupuk kimia dapat menyebabkan berbagai penyakit.

Dampak Ekonomis :
Ketergantungan pada Bahan Kimia, Petani menjadi sangat bergantung pada bahan kimia, yang dapat menyebabkan biaya produksi yang tinggi dan kerugian jika bahan kimia tersebut tidak tersedia.
Gagal panen dapat terjadi karena penggunaan pestisida dan pupuk kimia yang tidak tepat, yang dapat menyebabkan kerugian ekonomis yang besar bagi petani.

Dampak Sosial :
Penggunaan sistem pertanian anorganik dapat menyebabkan hilangnya kearifan lokal yang dimiliki oleh petani, seperti cara pengolahan tanah tradisional.
Sistem pertanian non-organik pun dapat memperburuk ketidaksetaraan atau tercipta ketidakadilan ekonomi, karena petani kecil seringkali tidak memiliki akses ke teknologi dan bahan kimia yang canggih.

SOLUSI ALTERNATIF

Solusi tepat untuk keluar dari persoalan kesehatan yang mengancam lingkungan dan generasi manusia, hanyalah dengan bermetanoia. Perlu adanya sikap pertobatan masal radikal, sebagai perwujudan pesan APP 2025 Keuskupan Kupang, Pertobatan Ekologis : Peziarahan Pengharapan Dalam Tahun Yobel.

Pertama, Berhenti merusah lingkungan, berhenti membabat dan menggundul hutan. Kembalilah menanam pohon dan merawat tanaman baik di pekarangan, di kebun dan di padang; berhenti membakar hutan dan kembali mereboisasi; berhenti membuang sampah di sembarang tempat dan kembalikan ke tong sampah dan lokasi pengaman pilihan. Berhenti mencemarkan air dan udara dengan residi-residi kimiah pabrik, pupuk anorganik, pestisida dan kepulan-kepulan asap terowongan pabrik dan kenalpot-kenalpot mesin industri dan kendaraan resingan.

Kedua, Berhenti mengkonsumsi makanan-minuman sarat kandungan kimiahwi, makanan-minuman siap saji, makanan dan minuman berkadar zat pengawet dan pestisida.

Ketiga, Berhenti atau kendalikan sistem pengobatan konsumtif kimiahwi. Maximalis tindakan kuratif dengan mengkonsumsi bahan makanan-minuman sehat dan obat-obat herbal, alami (natural) yang ramah.

Keempat, Bangunlah relasi damai dan harmoni bertabur cinta nan tulus dengan lingkungan sosialmu, niscaya hati dan jiwamu penuh suka cita, damai sejahtera garansi tubuh dan jiwa sehat, berdampak bagi umur yang panjang. Get back to nature immediately

Kelima, Berhenti berproduksi dengan sistim pertanian non organik, kimiahwi. Dan segeralah beralih ke sistem pertanian organik yang alami yang ramah lingkungan, bebas rezidi kimiahwi. Kembali ke asal, back to basic.


Bangun relasi sosial yang intens dan harmoni dengan alam ciptaan lainnya, niscaya alam semesta ikut menjaga kesuburan hidupmu. Go back to your origins immediately

Keenam, Tinggalkan kebiasaan lama, mengkonsumsi makanan-minuman, buah-buahan hasil produksi pertanian non organik, penuh kadar kimiahwi dan zat pengawet yang merusak raga dan alam lingkungan.


Dan berbaliklah pulang, cicipilah selalu makanan-minuman segar produksi asli alami, sayur-sayuran, buah-buahan produksi pertanian organik yang ramah lingkungan.
Kadar nutrisi alami yang menggaransi kehidupan sehat dan umur yang panjang.


Rawat selalu relasi harmonis penuh cinta yang intens dengan diri sendiri, dengan keluarga, anak-cucu, sesama dan alam lingkungan yang tercipta dalam standar baik adanya. Kita rawat dalam keharmonisan yang alami, no sintetis, no kimiawi, berengus kepalsuan dan manipulatip. Kembalilah ke alam, Get back to nature immediately.

Ketujuh, Mengacu pada Firman Tuhan bahwa Tuhan telah menciptakan segalanya baik adanya. Segala ciptaan yang telah baik ini kemudian dirusakan oleh kepongahan manusia sendiri. Kemajuan ilmu pengetahuan modern, tidak hanya membebaskan, namun ternyata juga berdaya rusak tinggi. Kekuatan memanipulatif kekuasaan Allah, bukannya semakain membuat manusia menjadi baik, namun kemajuan itu menimbulkan kemerosotan moral, menjadi simpang, keropos, rusak, sakit-sakitan, bahkan kemajuan iptek justeru memproduksi makanan-minuman berkadar kimiahwi tinggi, berbalik menjadi perusak dan pembunuh masal kehidupan yang pada esensi ciptaan itu, baik adanya. Kerusakan relasi dasar ini, menjadi pemicu dasar kerusakan relasi sosial antar manusia, relasi sosial dengan alam ciptaan melalui teknologi-teknologi manipulatif yang berdaya rusak tinggi.
Saatnya butuh sikap pertobatan masal, bermetanoia, berpalinglah dan berselaras citra dengan Tuhan, Sang Pencipta dan asal segalanya yang baik. Immediately turn to God, the creator, the origin of everything.

Kedelapan, Semua tawaran solusi ini akan dapat berjalan maksimal kalau semua stakeholder, pemerintah, agama, elemen sosial lainnya, termasuk masyarakat mesti bersatu dan selaras jalan.
Sangat diharapkan Pemerintah Pusat hingga ke Desa harus bisa berperan utama melahirkan kebijakan-kebijalan radikal, seperti regulasi penghentian batuan bersubsidi pupuk kimia dan pestisida perusak kehidupan dengan melegitimasi sistem pertanian berwawasan ramah lingkungan, dengan berbasis organik dan kebijakan solutif lainnya dalam menjawabi tantangan dan persoalan substatif di atas.

Di akhir tulisan saya ini, saya menyampaikan permohonan maaf. Kalau tulisan saya ini tidak didasar pada kepakaran kesehatan, karena saya bukan ahli kesehatan, bukan punya kepakaran kimiah dan biologi karena saya bukan ahli kimiah-biologi, juga bukan punya kepakaran gizi karena saya juga bukan ahli gizi, pun pula bukan punya kepakaran ekologas karena saya bukan ahli lingkungan hidup; saya cuman manusia makluk sosial biasa yang hanya semampu memberikan pandangan saya dari prespektif sosial budaya atas dasar fakta-fakta sosial-budaya yang terjadi, dalam pengalaman sendiri, sambil merujuk pada pengalaman kehidupan sosial sesama.

Bagi bersaudaraku, yang merasa tidak sejalan prespektif dengan pandangan ini, dapat melakukan tanggapan kontra guna saling melengkapi dan saling mengedukasi.
Terimakasih, God loves us all. ***

Lukas Onek Narek, SH., Pondok Terang Oetalu, Kupang, 13 Mare 2025

WartaNusantara

WartaNusantara

Related Posts

Jelang HUT ke-80 RI, Pemkab Malaka Gelar Berbagai Perlombaan
Uncategorized

Jelang HUT ke-80 RI, Pemkab Malaka Gelar Berbagai Perlombaan

Jelang HUT ke-80 RI, Pemkab Malaka Gelar Berbagai Perlombaan BETUN : WARTA-NUSANTARA.COM -- Untuk menyemarakkan perayaan Hari Ulang Tahun (HUT)...

Read more
Bupati Lembata Sambut Hangat Kepulangan Meisya, Petugas LPSK Kawal Ketat 

Bupati Lembata Sambut Hangat Kepulangan Meisya, Petugas LPSK Kawal Ketat 

Bantuan Pakaian Bagi Korban Erupsi Lewotobi Disalurkan di Flores Timur

Aliansi Terlibat Bersama Korban Geothermal Flores Surati Gubernur NTT Melki Laka Lena

Wagub Johni Asadoma Dorong UPG 1945 NTT  Hadirkan Layanan Pendidikan Berkualitas

Wagub Johni Asadoma Dorong UPG 1945 NTT  Hadirkan Layanan Pendidikan Berkualitas

Suara Untuk Aksi Iklim Berkeadilan : Diskusi Publik Masa Depan Berkelanjutan di Indonesia

Suara Untuk Aksi Iklim Berkeadilan : Diskusi Publik Masa Depan Berkelanjutan di Indonesia

Ayo Membaca di Lapak Pinggir Jalan Dukung Program Literasi Lembata

Ayo Membaca di Lapak Pinggir Jalan Dukung Program Literasi Lembata

Load More
Next Post
Gubernur Melki Dukung Elisa Benedicta, Finalis Putri Indonesia dari NTT

Gubernur Melki Dukung Elisa Benedicta, Finalis Putri Indonesia dari NTT

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Ads

Tag

mostbet mostbet UZ Sastra
  • Tentang Kami
  • Redaksi
  • Pedoman
  • Kontak

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

No Result
View All Result
  • Home
  • Polkam
  • Internasional
  • National

Copyright @ 2020 Warta-nusantara.com, All right reserved

Login to your account below

Forgotten Password?

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In