Rilis dari Dion Ola Wutun, yang diterima Warta Nusantara
LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM-Bupati Lembata, Dr. Thomas Ola Langodai dalam refkeksinya menemukan bahwa ada sekian masalah yang terjadi di Lembata. Menurutnya, masalah-masalah ini terjadi hanya karena sebuah pembangunan yang tidak bersahabat atau tidak selaras alam. Akhirnya kita hidup di tempat atau di kondisi dimana banyak yang runtuh baik fisik maupun nilai. Demikian Rilis dari Asisten lll Sekda Lembata, Dion Wutun yang diterima Warta Nusantara, Selasa, 1/2/2022.
Untuk mengembalikan ini dibutuhkan sebuah Rekonsiliasi atau Sare Dame. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia ‘Rekonsiliasi, itu artinya “perbuatan memulihkan persahabatan atau nenyelesaikan perbedaan”. Sare Dame dipahami dalam konteks itu.
Sare Dame itu satu istilah yang dipakai untuk mengungkapkan konsep tersebut ke permukaan untuk membingkai kebijakan pembangunan di periode kepemimpinan beliau, terlepas dari kajian di berbagai aspek.
Ini sangat pribadi, sangat inherent. Kita bisa menginterpretasinya dari sudut pandang kita juga bisa menganalogikannya dengan istilah lain yang lebih sesuai dengan konteks lokal. Tapi pilihan beliau adalah kata ini. Kita perlu menghargai keputusan beliau sebagai seorang pemimpin yang juga memiliki otoritas.
Sare Dame ini yang kemudian mendorong beliau menemukan bahwa di Lembata banyak sekali ritual, banyak sekali kearifan lokal yang masih sedang dijalankan oleh orang tua kita bernuansa ‘persahabatan’. Meski sebagian besar generasi millenial belum peduli atau tidak peduli. Yang dilakukan orang tua kita itu dilatari oleh sebuah kesadaran bahwa harus memulai sesuatu “dari hati yang bersih””, dari kehendak untuk sare dame agar bisa Taan Tou – oneq udeq laleng ehaq membangun Lembata kita ini.
“Muro” menjadi salah satu bentuk pembangunan lingkungan yang BERSAHABAT dengan alam. Dengan menyelamatkan Muro sebagai sebuah kearifan lokal banyak hal ikut diselamatkan. Mangrove, lamun, terumbu karang sebagai penyangga perikanan berkelanjutan diselamatkan.
Ikan menjadi banyak dan siap menjadi sumber protein untuk mengatasi masalah gizi dan stunting. Mangrove nenjadi banyak untuk mengatasi masalah climate change dan melindungi kualitas air sumur untuk dikonsumsi manusia. Terumbu karang yang kuat ikut memecahkan kekuatan tsunami. Dan banyak dampak lain jika dilihat dari aspek pariwisata bahari serta food security dan income security.
Hanya karena nenek moyang kita mewariskan kita sebuah model pengelolaan alam yang dilandasi persahabatan, maka kita memperoleh kesejahteraan dan keselamatan.
Mengutip pernyataan Pater Budi Kleden dalam sambutannya di HUT Arnoldus Yansen : ” St Arnold Janssen believe that nature is the temple of God into which God Placed us so that it would proclaim to us God’s existence”.
Jika Arnold Janssen sudah nenyadari bahwa Alam itu Bait Allah dan Allah menempatkan kita di dalamnya, maka kita wajib menjaga alam agar senantiasa mengalami kehadiran Allah dalam alam. Inilah wujud ilahi dari Sare Dame itu sesungguhnya.
Secara pribadi saya memberikan apresiasi kepada Bapak Bupati atas keberaniannya untuk mulai membangun Lembata mulai dari kesadaran ini. Meski dalam memulainya menuai banyak kritikan dan cemooh. “Berubah itu beresiko tetapi tidak berubah lebih beresiko”, kata Budi Kleden.
Sare Dame semestinya harus mulai dari pikiran kemudian muncul dalam kata kata dan perbuatan. “Mari berpartisipasi dalam “Sare Dame” sebagai bagian dari “Pemecahan Masalah” bukan menjadi bagian dari “Masalah”, ajak Bupati Thomas Ola.
Sujud Terima kasih. (*/WN-01)