Para Narasumber Seminar dan Launching Buku Sejarah Lembata (Foto:WN)
LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM-Anggota DPR RI Fraksi Partai Nasdem Dapil Provinsi Papua dan tokoh dibalik perjuangan Otonomi Kabupaten Lembata, Haji Sulaeman L. Hamzah mengatakan, Penulis Buku Sejarah Lembata, Thomas Ataladjar merupakan penulis berprestasi diingkat nasional. Karena itu, buku ini menjadi kado terindah untuk dipersembahkan kepada rakyat Lewotana Lembata pada peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Otonomi Kabupaten lembata ke-23.

Acara seminar dan Launching Buku sejarah hasil karya Penulis, Thomas Ataladjar bertajuk, ” Lembata Dalam Pergumulan Sejarah dan Perjuangan Otonominya”, dihadiri Penjabat Bupati Lembata, Marsianus Jawa, Ketua DPRD Lembata, Petrus Gero, Wakil Ketua l, Gewura Fransiskus, Wakil Ketua ll, Begu Ibrahim, Para pimpinan OPD, para Camat, para Kepala Desa, pejuang otonomi Lembata dan ratusan undangan lainya.
Narasumber yang tampil dalam seminar dan launching buku sejarah setebal 550 halaman itu adalah : H. Sulaeman Hamzah, Anggota DPR RI Fraksi Partai Nasdem Dapil Provinsi Papua (menyampaikan Sambutan Penerbit), Prof. Dr. Alo Liliwei, MS, Guru Besar dan Pakar Komunikasi Lintas Budaya Universitas Nusa Cendana Kupang yang menulis prolog ,” Lembata, Dari Zaman Nirleka Sampai Kini”, Dr. Yoseph Yapi Taum, M.Hum, Dosen Bahasa dan Sastra pad Universitas Sanata Dharma Jogjakarta, dan Dr. Goris Lewoleba, Dosen di Jakarta yang bertindak sebagai moderator memandu jalannya seminar. Sementara Doa dibawakan oleh Pater Steph Tupen Witin, SVD, mantan Pemred Harian Flores Pos dan Penulis Buku.

Menurut Sulaeman Hamzah, Buku , “Lembata Dalam Pergumulan Sejarah dan Perjuangan Otonominya”, karya putra Lembata ini merupakan penelusuran tapak jejak sejarah Lembata dari sejumlah tonggak sejarah yang menghiasi titian panjang sekaligus melatarbelakangi topik utama sejarah perjuangan otonomi Lembata. Buku ini sarat akan data sejarah yang dengan tekun digali dan dihimpun penuh spirit idealisme penulisnya, sdr Thomas Ataladjar selama bertahun-tahun lewat sebuah penelitian sejarah (Historical Research). Penulis melakukan observasi, studi kepustakaan dan berkali-kali turun ke Lembata melakukan wawancara dengan dengan sejumlah tokoh pelaku sejarah dan berbagai narasumber sehingga mampu menemukan nilai-nilai kearifan lokal yang tersaji didalam buku ini.

“Thomas adalah putra asal Lembata yang berprestasi ditingkat nasional. Dikenal sebagai salah seorang penulis Ensiklopedi Nasional Indonesia dan Ensiklopedi Jakarta serta penulis buku-buku sejarah berbagai daerah di Nusantara seperti, Sejarah Jakarta, Sejarah Banten, Sejarah Sumatera Barat, , Sejarah Aceh, Sejarah Bogor dan sejarah Kepulauan Seribu”, ungkap Sulaeman Hamzah.
Sulaeman Hamzah menjelaskan, isi buku ini meliputi periode masa pra sejarah hingga kini. Berdasarkan penelitian para ahli Arkeolog dan antropolog, tanah Lomblen sudah dihuni manusia sejak zaman pra sejarah Lembata telah melewati sejumlah periodesasi sejarah sejak zaman nirleka hingga Lembata mencapai otonominya dan lain-lain seperti tertulis pada Kata Pengantar buku ini oleh Prof. Dr. Alo Liliweri, MS yang berjudul; ” Lembata, Dari Zaman Nirleka Hingga Kini”.
Tak kurang Dirjen Otda Kemendagri, Drs. Akmal Malik, M.Si dalam sambutannya menyatakan langsung merasakan efek kejut buku ini. “Saya tersentak dan berkesimpulan bahwa buku yang tidak biasa dan sulit dicarai diluar sana. Sudah 20 tahun lebih sejak Lembata ditetapkan sebagai daerah otonom baru berdasarkan UU Nomor 52 Tahun 1999. Saya menemukan buku yang menggambarkan proses transformasi Kabupaten Lembata secara lengkap. Buku ini menggambarkan pergumulan politik, sosial dan budaya terkait perkembangan Kabupaten Lembata dari zaman pra sejarah sampai dengan ditetapkannya Kabupaten Lembata sebagai daerah otonom dan perkembangannya sampai dengan saat ini”.
Sementara Gubernur NTT, Dr. Viktor Bungtilu Laiskodat, SH.,M.si dalam sambutannya kembali menegaskan bahwa sejarah adalah guru kehidupan , “Historia Vitae Magistra Est”. Sebagai “Guru Kehidupan” sejarah Lembata mengajarkan kita beberapa hal penting sekaligus merupakan sumber refleksi untuk memahami sekaligus merekonstruksi dinamika peradaban Lembata lintas masa , sebagai pelajaran hidup menuju Lembata masa depan yaitu Lembata yang bangkit menuju sejahtera. Terbitnya buku ini merupakan awal yang baik untuk merangsang berkembangnya tradisi menarasikan sejarah sejarah Lembata untuk diwariskan kepada generasi mendatang, sekaligus mengeliminasi berbagai kelemahan tradisi tuturyang mendominasi pewarisan sejarah selama ini.
Gubernur NTT, lanjut Sulaeman Hamzah, mengajak seluruh warga Lembata termasuk keturunan warga Lembata yang berada diberbagai rantau untuk secara bersama memerangi kemiskinan dan stunting di Lembata. beliau mengajak kita semua untuk belajar dari sejarah Lembata. “Apabila waktu dahulu, leluhur kita bersatu, dan bangkit melawan sistim Paji Demong yang menjadi momok dalam masuyarakat sekarang ini, sebagai gubernur saya mengajak kita kita semua menjadikan untuk menjadikan Kemiskinan dan Stunting di Lembata sebagai “Paji Demong Baru” yang mesti kita perangi hingga keakar-akarnya”.
Menurut Sulaeman Hamzah, isi buku ini mudah dipahami siswa SD,SMP dan SMA/SMK seluruh Lembata dan dijadikan refernsi untuk dijadikan Mulok sejarah dan budaya Lembata. Tujuannya agar siswa tahu sejarah dan buadaya Lembata karena didalam Mulok itu sendiri ada nilai pendidikan karakter sehingga mereka terdidik secara moral dan mental. Karena itu, secara teknis sudah dirancang perlu dibuat Modul yang akan disusun oleh Prof. Dr. Alo Liliweri, Dr. Yoseph Yapi Taum dan Thomas Ataladjar dalam lokakarya selama dua hari jika ada keputusan politik dari Pemda dan DPRD Lembata. Semoga ide dan niat baik ini mendapat dukungan politik yng baik demi generasi muda Lembata yang kita cintai. ***
(Karolus Kia Burin/WN)