LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM-Uskup Larantuka, Mgr Fransiskus Kopong Kung, PR dalam kotbah Misa Perayaan Syukur 100 Tahun Serikat Sosietas Verbi Divini (SVD) di Pulau Lembata patut disyukuri dengan susana hati penuh sukacita. Karena di Tanah Lembata, Pulau yang indah ini tumbuh subur benih iman kristiani berkat karya para misionaris penuh pengorbanan. Bahkan mereka menumpahkan darah sebagai martir.

Ungkapan syukur Uskup Larantuka, Mgr Fransiskus Kopong Kung disampaikan saat sambutan maupun pada kotbah Misa Perayaan Syukur 100 Tahun SVD di Pelataran Gereja Santu Arnoldus Janssen (SAJ) Waikomo, Dekenat Lembata, Keuskupan Larantuka, Jumat, 23/9/2022. Hadir Provinsial SVD Ende, Pater Lukas Jua, SVD, Deken Lembata, Romo Sinyo Da Gomez,PR, Penjabat Bupati Lembata, Marsianus Jawa, mantan Bupati Lembata, Thomas Ola Langoday dan Ny. Maria Sadipun, dan ratusan imam, biarawan-biarawati serta undangan lainnya.
“Kita hari ini sangat gembira merayakan 100 Tahun SVD dipulau Lembata yang indah, Pulau yang subur dan pulau tercinta. Kita hadir saat ini sebagai momentum untuk mengevakuasi diri juga sekalugus untuk pertobatan. Momentum perayaan ini juga membangkitkan komitmen baru untuk membangun kerajaan allah di pulau lembata yang telah diwariskan para misionaris”, ungkap Uskup Fransiskus.
Pada kesempatan ini, lanjut Uskup Frans, untuk bersyukur kepada Allah Tritunggal yang Mahakudus bahwa misteri kasih Tuhan dinyatakan kepada kita orang-orang Lembata. Kita bersyukur bahwa benih Sabda Allah telah ditaburkan ditanah Lembata sehingga behih itu tumbuh subur dan menghasilkan banyak buah baik secara kuantitatif maupun kualitatif dimana jumlah umat paroki sudah banyak dan rersebar di pulau ini.

Uskup Fransikus Kopong Kung mengakui, bahwa Lembata menjadi tanah subur bagi panggilan suci. Banyak imam suster dan misionaris dari Lembata diutus bermisi ke mancangara atau uar negeri. Selain karya misi misionaris asing banyak juga rasul awam yg tersebat di organisasi gerejani, rumah , KBG, stasi dan paroki. Ada pula DPP, OMK, Santat Ana, knfereria, awam birokrat yang juga terlibat dalam tata dunia dan gereja.
Banyak pula peran para tokoh awan Birokrat dibidang politik dan keamanan. Menurut Uskup Frans, ini buah karya misi dari tanah Lembata berkat warisan semangat dan karya misionaris. Untuk itu, kita patut menyampaikan terima kasih kepada para misionaris atas peran sejak awal hingga sekarang. Antara lain, Pater Bernardus Bode, Pater Beker yang tumpakan daranya di Watowawer. Banyak yang telah tiada. Namun Pater Niko Strwn, SVD masih ada bersama kita saat ini.
‘Selain karya misi warisan misionar baik SJ dan SVD, tapi juga peran para guru agama sangat besar. Mereka juga sebagai misionaris awam. Mereka setia mengajar di sekolah. Tapi malam hari mengajar agama dirumah bagi anak-anak. Bukan hanya itu, tapi para guru dan istri juga melayani pastor dengan setia. Kita patut mendoakan karena jasa baik mereka. Sudah pasti mereka doakan kita dalam ziarah hidup kita. Di Tanah Lembata yang indah dan subur ini, misionaris menaburkan benih iman yang tumbuh subur meski ada pula yang kering dan mati”, ujar Uskup Frans.
Menurutnya, ini realitas iman yang mesti kita hadapi. Tapi momentum hari ini sebagai ungkapan syukur, momentum refleksi dan evaluasi sekaligus untuk pembaharuan diri dan pertobatan. Karena dijaman Ilimu Pengatahuan dan Teknologi saat ini, apakah kita masih setia menjiwai karya dan semangat misi para misionaris untuk terus menghayati Firman dan Sabda Allah. Kemudian Uskup frans mengingatkan, pada jaman ini butuh kemampuan khusus bagi kita semua untuk mampu membaca tanda-tanda zaman. Dalam pewartaan Sabda Allah pasti kadang membawa kritikan itu wajar untuk pembaharuan. Namun kritikan tidak boleh kasar karena pasti meninggalkan luka kepada sesama kita.
“Mari kita saling bekerjasama dan mendoakan. Ketika ada yang terkulai kita hidupkan. Ketika ada cahaya yang redup diterangi. Kita mesti bersikap rendah hati untuk bertobat dan memperbaharui diri. Momentum syukur ini mendorong kita untuk melanjutkan karya misionaris dalam keluarga, OMK, dan paroki. Kita harus terus mewartakan Sang Sabda dan menjadi umat yang semakin dewasa. Misi sekarang ada ditangan kita semua.

“Jadikan Lembata tanah yang Indah, subur dan berbuah. Bangun kerjasama dengan semua pihak termasuk Pemerintah sudah pasti akan berubah dan berkembang. Ini warisan misionaris yang harus kita lanjutkan. Terima kasih juga untuk umat yg telah memberi derma selama ini kepada keuskupan.Bukan soal jumlahnya, tapi yang lebih penting bahwa diberikan dengan hati yang tulus ikhlas. Kasus tentang perusakan fasilitas Gor 99 sebagaimana yang disampaikan Bapak Penjabat Bupati Lembata tadi, jangan membuat kita terpancing atau terprovokasi. Jika ada kekerasan janga dibalas dengan kekerasan. Tapi mari kita balas dengan kelembutan dan sikap kasih. ***
(Karolus Kia Burin/WN)