MERAUKE, WARTA NUSANTARA- Mitra Kerja Petani (MKP) dibawah koordinatornya, Ocang terkesan melepas tanggungjawab terhadap pembelian beras dari petani di sejumlah distrik di Kabupaten Merauke sebanyak 200 ton yang hingga sekarang tak kunjung diselesaikan denga nominal sebanyak Rp 1 milyar lebih.
Oleh karena tak ada kejelasan pembayaran sampai sekarang, padahal beras sudah dikirim ke Jawa Timur sejak tahun 2020 silam, sehingga beberapa petani termasuk mitra terus ‘mengejar’ Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
Direktur BUMD Kabupaten Merauke, Vincentius Gebze kepada sejumlah wartawan saat jumpa pers di kantornya, Rabu (4/8/2021) didampingi Manager Keuangan, Siprianus Muda serta Ketua Aliansi Petani Merauke, Bino dan beberapa petani menjelaskan, sesungguhnya yang membeli beras petani 200 ton adalah MKP.
“Memang dalam pertemuan di Semangga, kami juga hadir bersama MKP serta sejumlah petani. Kenapa kami hadir, karena pihak MKP mengaku tak mempunyai link atau jaringan masuk untuk pengangkutan beras melalui tol laut ke Surabaya,” katanya.
Olehnya, BUMD membantu pengurusan pengiriman 200 ton beras melalui tol laut, sekaligus membayar biaya transportasi. Sedangkan pembayaran beras ke petani menjadi kewenangan MKP.
Setelah urusan beres, beras dimaksud dimasukkan dalam 10 kontainer sekaligus dibawa ke Surabaya. Saat disana, ada PT Agape hendak membelinya. Namun sayang, hanya dua container diambil, sedangkan delapan container lain sebannyak 150 ton tidak.
“Kami berusaha melakukan komunikasi bersama MKP, namun tak ada jawaban. Karena dari PT Agape meminta agar 8 kontainer beras dalam gudangnya, segera dikeluarkan. Dari situ, saya menugaskan Siprianus Muda ke Surabaya melakukan pengecekan lebih lanjut,” katanya.
Manager Keuangan dan Aset BUMD Kabupaten Merauke, Sipranus Muda mengakui juga kalau pembelian beras dilakukan MKP, namun pembayaran belum diselesaikan hingga sekarang.
“Betul saya ke Surabaya melakukan pengecekan dan ternyata hanya dua kontainer berisi beras diambil, sementara 8 kontainer lain belum. Meski tak diambil semua oleh PT Agape, tetapi 8 kontainer tersebut dibeli satuan kerja kesatuan prajurit (SKKP),” ujarnya.
Jumlah 8 kotainer tersebut, menurutnya, berisi 150 ton beras. “Saya sempat ke Sragen bertemu Wahidin melakukan pengecekan beras dan ternyata sudah diangkut ke SKKP di Jakarta,” ujarnya.
Untuk memastikan lagi, jelas dia, pihaknya berangkat ke Jakarta sekaligus mencari alamat SKKP dan berhasil mendapatkan. Ternyata benar di gudang tersebut, terdapat beras Merauke sebanyak 150 ton yang sedang diolah atau dikemas lagi.
Setelah mengetahui beras Merauke telah diambil, beberapa minggu kemudian, pimpinan SKKP, Brigjen Pol Drs. Hilman Thayib mengeluarkan surat dan menyampaikan pembayaran beras 150 ton, akan diselesaikan pada 26 April 2021.
Setelah menunggu tak ada kepastian, pihaknya menghubungi lagi salah satu karyawan atas nama Hery Gunawan untuk mendapatkan kepastian. Lalu disampaikan menunggu pecairan anggaran dari Kementerian Pertahanan RI. (WN-kobun)