Oleh : Yohan Suhardi
Mahasiswa Fakultas Filsafat Unwira Kupang
Abstraksi
WARTA-NUSANTARA.COM-Pada Zaman sekarang, hanya segelintir orang yang masih gemar mendiskusikan konsepkonsep filsafat karena dianggap tidak memberikan sumbangan yang berarti dalam membantu keberlangsungan hidup manusia. Begitupun halnya dengan konsep ruang dan waktu. gambaran umum terkait konsep ruang dan waktu menurut leibnis sekiranya memberikan sedikit pemahaman untuk menyadari keberadaan manusia yang tidak pernah terlepas dari ruang dan waktu.
Ruang dan waktu adalah persoalan findamental dalam kosmologi. Ruang dan waktu itu sendiri jarang didiskusikan ataupun dipahami lebih dalam maknanya dalam ruang lingkup akademik ataupun dalam kehidupan sehari-hari. Kebanyakan orang mememahami ruang dan waktu dengan pengertian subjektif sesuai dengan kapisitasnya masing-masing. Oleh karena itu, mereka memiliki beragam pendapat yang belum tentu diterima dan dipahami oleh orang lain. Para filsuf juga sudah mengutarakan pandangannya tentang ruang dan waktu. Adapu pokok yang menjadi ulasan dari para filsuf adalah terkait pertanyaan: apakah ruang dan waktu itu subjektif atau objektif; apakah ruang dan waktu itu terbatas atau tidak terbatas; apakah ruang dan waktu itu absolut, relatif, atau relasional. Mereka telah memberikan pandangan yang berfariasi. Ruang dan waktu itu sendiri tidak terpisahkan satu dengan yang lainya. Manusiapun
selalu berada dalam ruang dan waktu. Dari pengalaman yang telah dilalui, dengan jelas menunjukna bahwa kita berada dalam waktu sekarang ke waktu sekarang.
Ada pula pemikir yang menganggap bahwa waktu itu tidak hakiki. Lebniz menyatakan bahwa masa kini surut oleh masa lampau dan mengandung masa depan. Ruang Dan Waktu Semua benda material memiliki ekstensi tertentu (panjang, luas, tinggi). Mereka ditempatkan dalam berbagai hubungan satu sama lain dan merupakan bagian dari satu atau lain
sistem. Ruang adalah bentuk koordinasi objek dan keadaan materi yang hidup berdampingan. Terdiri dari fakta objek diekstraposisikan satu sama lain (di samping, di bawah, di atas, di dalam, di belakang, di depan, dll) dan memiliki hubungan kuantitatif tertentu. Urutan koeksistensi benda-benda ini dan keadaannya membentuk struktur ruang. Ruang dan waktu adalah bentuk universal dari keberadaan materi, koordinasi objek. Universalitas bentuk-bentuk ini terletak pada kenyataan mereka yakni bentuk-bentuk keberadaan semua objek dan proses yang pernah ada atau akan ada di alam semesta tanpa batas. Tidak hanya peristiwa dunia luar, tetapi juga semua perasaan dan pikiran terjadi dalam ruang dan waktu. Di dunia material semuanya memiliki ekstensi dan durasi. Ruang dan waktu memiliki kekhasan masing-masing. Ruang memiliki tiga dimensi: panjang, luas dan tinggi, tetapi waktu hanya memiliki satu dari masa lalu hingga masa depan. Itu tidak bisa dihindari, tidak dapat diulang, dan tidak dapat diubah.
Fenomena material ditandai oleh durasinya, urutan tahapan geraknya, perkembangannya. Proses dapat terjadi secara bersamaan, atau mendahului atau berhasil satu sama lain. Misalnya keterkaitan antara siang dan malam. Dimensi waktu dapat diukur hanya dengan bantuan standarstandar tertentu (dalam detik, Menit, jam, hari, tahun, berabad-abad, dll.), Yaitu, gerak yang diterima sebagai genap. Persepsi waktu juga memungkinkan kita untuk menilai urutan dan durasi peristiwa. Bergantung pada sensasi subyektif kita seperti kegembiraan atau kesedihan,
kesenangan atau kebosanan, waktu terasa singkat atau panjang. Waktu adalah bentuk koordinasi objek dan keadaan materi dalam suksesi mereka.
Dalam kosmologi, konsep ruang-waktu mengkombinasikan ruang dan waktu, dijadikan satu dunia semesta yang niskala. Secara matematis, ruang dan waktu merupakan manifol yang terdiri dari perihal sahnya yang bisa dijelaskan dengan sistem koordinat. Tiga dimensi (panjang, lebar, dan tinggi) dan satu dimensi temporal (yaitu waktu) dibutuhkan. Dimensi merupakan komponen yang independen dari jaring-jaring koordinat untuk menentukan titik pada suatu ruang yang terdefinisi.
Sekilas tentang Leibniz?
Gottfried Wilhelm Leibniz merupakan seorang tokoh filsuf yang terkenal di Jerman. Leibniz lahir pada 1 Juli 1646 dan meninggal pada 14 November 1716. Leibniz dikenal sebagai ahli matematika dan penasehat politik. Leibniz memiliki penemuan di berbagai bidang yang membuat namanya semakin dikenal. Leibniz merupakan keturunan dari keluarga Lutheran
Jerman. Karya Leibniz banyak berupa tulisan dari hasil pemikiran dan penelitiannya. Gagasan Leibniz banyak berisi tentang meditasi pengetahuan dan kebenaran. Tokoh yang satu ini merupakan seorang tokoh kalkulus yang berusaha untuk memajukan pandangan dunia. Hal ini dilakukannya untuk menghilangkan segala cemoohan bahwa dunia
merupakan yang terbaik. Beberapa hal tersebut membuat Gottfried Wilhelm Leibniz menjadi tokoh terkenal yang ahli di berbagai bidang.
Pandang Leibniz Tentang Ruang dan Waktu Leibniz berpendapat bahwa ruang dan waktu keduanya adalah ideal dan relatif. Bagi Leibniz, ruang dan waktu hanya berkaitan dengan penampakan monade, sehingga bersifat ideal dan tidak riil. Namun, Leibniz tidak beranggapan bahwa ruang dan waktu tidak nyata. Ia hanya menganggap hal itu relatif. Contoh yang biasa ia berikan adalah fenomena pelangi. Bagi Leibniz, munculnya pelangi merupakan sebuah fenomena yang tidak bisa dikatakan riil. Hal itu
hanya penampakan monade yang bersifat ideal, karena berkaitan secara relatif dengan sudut pandang tiap-tiap individu. Ruang dan waktu dalam pandangan leibniz tidak terlepas dengan konsep monade atau
monash. Monade bukanlah atom melainkan suatu titik kesadaran yang bersifat murni metafisik, tanpa bentuk dan tanpa keluasan. Seluruh ruang diisi monade yang semuanya cakap untuk sekedar hidup dan menjadi subur. Oleh karena seluruh ruang terisi monade, maka tiada ruang
kosong. Setiap ruang diantara kelompok-kelompok monade telah dijembatani oleh kesinambungan atau kontinuitas. Leibniz juga berpendapat bahwa Ruang adalah hubungan spasial antara hal-hal yang
bersifat fisik. Dengan demikian, ruang sebagaimana penjelasan Leibniz, tidak akan ada secara independen dari hal-hal yang dihubungkannya. Ruang memiliki fungsi sebagai penghubung antar satu hal ke hal lainnya. Bagi Leibniz, jika segala hal tidak ada, maka tidak akan ada hubungan
spasial. Jika alam semesta kita hancur, maka ruang pun tidak akan ada.
Pandangan ruang dan waktu leibniz disebut pandangan ruang waktu relasional.
Dikatakan demikian karena ruang dan waktu hanya berfungsi sebagai pengatur. Ruang dan waktu bukan apa-apa, bukan barang dan juga bukan substansi. Ruang berada sebagai pengatur co-eksistensi benda-benda sedangkan waktu sebagai pengatur tata urutanya. Dengan dimikian, ruang dan waktu dilaihat sebagai sestem hubungan, di mana substansi-substansi tidak dapat diagi lagi menjadi monade-monade yang mengambil posisi sendiri-sendiri.***