LEMBATA : WARTA-NUSANTARA.COM-– | Penjabat Bupati Lembata, Matheos Tan mengingatkan bahwa 7 program inovasi yang menjadi unggulan dari Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Lembata tahun 2023 ini harus dapat menyentuh kehidupan masyarakat dengan tingkat kemiskinan ekstrim.
Penegasan ini disampaikan Bupati Tan kepada Kadis Pertanian, Kanisius Tuaq dihadapan petugas penyuluh pertanian se-Kabupaten Lembata.
Dia menyampaikan 7 inovasi ini harus dikembangkan terus-menerus, diperlebar sehingga semua masyarakat yang belum terjamah, yang belum tersentuh dari program ini dapat menerima manfaat, terutama bagi masyarakat yang mengalami kemiskinan ekstrim.
Hal ini dikemukakannya saat membuka kegiatan Pelatihan Geoparsial Lahan Pertanian Bagi Penyuluh Pertanian, di aula Prof. Dr. Goris Keraf, Lewoleba, Kabupaten Lembata, NTT, Selasa, 30/5/2023.
Penjabat Bupati saat itu mengharapkan inovasi pertanian ini juga dapat menyasar pada keluarga-keluarga yang anaknya mengalami masalah stunting atau kekurangan gizi.
Baginya, kemiskinan ekstrim dan stunting merupakan dua permasalahan yang mengemuka saat ini. Kemiskinan ekstrim dan masalah stunting merupakan permasalahan nasional yang program pengentasannya sedang digencarkan oleh pemerintah pusat.
“Ini titipan dari kantor pusat, bapa Menteri Dalam Negeri, untuk melihat supaya inflasi di tempat kita juga menjadi rendah, dengan adanya kekuatan ketahanan pangan yang ada di Kabupaten Lembata,” ujar Penjabat Bupati Matheos Tan.
Lanjutnya lagi, 7 program inovasi ini secara pribadi maupun dinas ia akan mendukung dan akan mengembangkannya. Ia berharap hal yang menjadi program unggulan ini dipresentasikan lebih detail lagi kepadanya.
“Kalau memang kita bisa melakukan pergeseran anggaran untuk mengembangkan 7 program inovasi ini, coba kita bicarakan lebih detail lagi, sehingga berapa persen anggaran kalau bisa digeser, itu yang bermanfaat,” persen putra Ambon ini. Karena itu penekanannya, program berbasis kinerja ini adalah contoh yang baik.
Seperti diketahui, dari penjelasan Kanisius Tuaq, Kadis Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Lembata, terdapat tujuh program inovasi yang telah disiapkan dinas untuk dikerjakan di tahun 2023.
Pertama, program Melati Mekar (Membangun Lahan Tidur Menuju Masyarakat Sejahtera). Fokus program ini dikhususkan pada tanaman Pangan seperti Jagung (Pola Tusip), Porang, Kacang Tanah, Sorgum dan tanaman Holtikultura seperti T-Cabe (Bawang dan Cabai), Wortel dan Kentang, Alpukat, Hormonisasi Nenas dan Pisang. Sementara Perkebunan akan difokuskan pada tanaman Jambu Mente, Kelapa dan Kopi. Program ini akan dikerjakan oleh petugas pada bidang TPH, Perkebunan dan PSPP.
Kedua, program Asmarah (Aneka Sayur Mayur di Pekarangan Rumah) dan Two Days No Rice yang dikhususkan pada aneka sayur mayur di pekarangan rumah dan dua hari sekali konsumsi pangan lokal. Program ini lebih diarahkan untuk menangani permasalahan stunting atau gizi buruk dan inflasi. Bagian ini akan ditangani oleh petugas dari bidang Ketahanan Pangan.
Ketiga, program Bengkel Alsintan Gratis yang dikhususkan pada penyiapan alat sarana prasarana seperti traktor bajak untuk melayani permintaan petani yang ingin membajak lahannya. Program ini bersifat gratis yang dikhususkan bagi para petani. Yang bertanggung jawab dalam program kegiatan ini adalah bagian PSP.
Keempat, program Mader dan Apung (Mandiri Telur dan Ayam Kampung). Program ini muncul karena melihat begitu besar uang yang keluar dari daerah ini, sekitar kurang lebih Rp. 29 miliar. Uang yang begitu besar keluar dari Lembata hanya karena kebutuhan konsumtif masyarakat Lembata terhadap kebutuhan ayam dan telur.
Dasar itulah yang membuat program inovatif ini hadir. Dengan bersemboyan, Lembata ikon ayam kampung, Lembata no ayam ras, Dinas mau menghadirkan ayam kampung dan telurnya untuk dikonsumsi masyarakat Lembata sekaligus melengkapi gizi bagi anak-anak di masa pertumbuhan. Hal ini akan ditangani oleh petugas di bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Kelima, program IB Babi (Inseminasi Buatan Babi) yang dikhususkan pada pengumpulan dan pemeriksaan semen, pelaksanaan IB dan terakhir mendatangkan hasil. Hal ini akan dikerjakan oleh petugas bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Keenam, program INKA (Intensifikasi Kawin Alam pada Kambing) yang difokuskan untuk merubah genetik Kambing dari kambing eksisting ke progres.
Disini tugas penyuluh membuntungkan kambing lokal betina produktif di seluruh Lembata dengan kambing unggulan untuk menghasilkan bibit peranakan yang berkualitas ekonomis tinggi. Kegiatan ini akan dikerjakan oleh petugas dari bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
Ketujuh, program Rancangan Bukit HOG (Bukit Babi) yang difokuskan penempatan hewan ternak babi pada sebuah kawasan khusus yang diperuntukkan untuk itu. Hal ini akan membantu mempermudah pengontrolan dan pengawasan hewan ternak. Selain itu juga, kotorannya bisa dijadikan selain pupuk juga bisa dibuat biogas untuk penerangan. Pekerjaan ini akan ditangani oleh petugas dari bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan.
(BB/WN-01)